- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jumlah Pekerja Anak Masih Tinggi, Gubernur Jabar Akan Sweeping


TS
rosadie0606
Jumlah Pekerja Anak Masih Tinggi, Gubernur Jabar Akan Sweeping

Javanews.co, Bandung – Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan akan membentuk satgas untuk melakukan sweeping terhadap pekerja anak.
“Kita akan buat tim. Tim ini bekerja di kabupaten dan di provinsi. Kita sudah buat rencana nanti turun ke lapangan untuk mengawasi dan memeriksa, jangan-jangan masih ada anak usia SD, usia SMP yang belum bersekolah,” tutur Aher.
Menurut Aher sweeping sudah dimulai dari awal, sehingga ketika ada pekerja anak, akan diadvokasi segera. Lanjut Aher jika ada anak bekerja di sektor formal, harus dilaporkan secepatnya karena itu merupakan sebuah pelanggaran.
“Kalau disektor formal ya, ada pabrik, perusahaan, ada lembaga yang memperkerjakan anak disektor formal itu jelas pelanggaran. Itu pasti bisa kena penegakan hukum. Dan harus ditindak dengan tegas,” ujar Aher.
Aher lantas mengajak warga Jawa Barat jika ada yang menyaksikan sebuah perusahan atau lembaga usaha memperkerjakan anak-anak, harap segara dilaporkan ke pihak yang berwenang, seperti Dinas Tenaga Kerja ataupun ke pihak kepolisian, karena itu merupakan pelanggaran undang-undang. Dirinya mengakui masih ada kendala di lapangan untuk melakukan sweeping.
“Kesulitan itu ketika mereka berada di sektor informal. Umpamanya anak dibawa oleh orang tuanya dagang di pasar, anak dibawa oleh orang tuanya bekerja di sawah, itu yang agak sulit,” katanya.
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan sosialisasi untuk memberikan pengertian bahwa anak harus mendapatkan pendidikan karena itu dijamin negara. Selain itu, orang tua juga harus diberi pengertian jika anak sehebat apapun bantuannya kepada orang tua dari sisi ekonomi, mereka masih punya hak untuk belajar demi mengukir masa depannya menjadi lebih baik.
“Tidak ada alasan lagi bagi orang tua untuk tidak menyekolahkan anaknya karena pembiayaan,” tutur Aher.
Terkait masalah pembiayaan lain seperti transportasi, seragam, dan buku, menurut Aher itu merupakan hal yang biasa.
“Kita antisipasi.Tapi masalah utamanya pembiayaan yang tiap bulan sudah tidak ada,” tandasnya. (Das/Rief)
Sumber
0
797
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan