Jika Rinus Michels adalah penemu total football, maka Johan Cruyff adalah peraga paling sahih dari gaya permainan ofensif itu. Tak salah jika legenda hidup Belanda ini dijuluki "The Total Footballer". Namun, peraih Ballon D'Or tiga kali ini hanya mampu mengantarkan Oranje sebagai runner-up di dua Piala Dunia. Meski demikian, Cruyff boleh dibilang sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah dipunyai Negeri Kincir Angin.
Cruyff adalah alasan utama di balik kesuksesan Barcelona saat ini. Cruyff menciptakan ikatan kekal antara Catalunya dan Belanda. Sebagai pemain, ia memang hanya menjuarai satu gelar La Liga Spanyol dan satu Copa del Rey. Sebagai pelatih, Cruyff mengubah Barcelona selamanya. Ialah pencetus lahirnya akademi La Masia, yang mengopi sistem pembinaan Ajax, dan tentunya menanamkan unsur total football ke dalam gaya permainan klub.
Spoiler for Dennis Bergkamp:
Ada banyak sekali pemain Belanda yang memiliki skill kelas dewa seperti Marco van Basten, Ruud Gullit, dan Johan Cruyff. Namun, hanya ada satu pemain yang punya teknik terbaik di antara semuanya. Dialah Dennis Bergkamp. Mantan pemain Ajax, Internazionale, dan Arsenal ini saat ini menjabat sebagai asisten Frank de Boer di Ajax.
Bergkamp punya gol-gol terbaik yang pernah dicetak di level klub maupun timnas. Rencananya dalam mengolah si kulit bundar begitu jelas, sehingga tampak seperti tak menggunakan insting strikernya. Duetnya bersama Thierry Henry di Arsenal menjadikan mereka sebagai duet maut The Gunners di Liga Primer Inggris era 1990-an akhir hingga awal tahun 2000.
Spoiler for Marco van Basten:
Meski 'mati muda' di usia 28 tahun, ketika cedera parah membuatnya pensiun, Marco van Basten telah mencapai impian yang didambakan para pesepakbola: meraih Ballon D'Or tiga kali, tiga kali Scudetto, tiga Piala Super Italia, dua trofi Liga Champions, satu Piala Eropa dan tentu puluhan trofi individual.
Bersama Ajax, AC Milan, dan timnas Belanda, ia sanggup mencetak 277 gol. Sebuah rekor yang mengagumkan bagi pemain yang harus pensiun di usia matang. Belanda beruntung mampu melahirkan seorang Van Basten yang bisa memberikan banyak trofi bagi tim.
Spoiler for Ruud Gullit:
Ruud Gullit adalah seorang pemimpin terbaik yang pernah dimiliki Belanda. Ia menjadi kapten Belanda ketika sukses merengkuh Euro 1988. Gullit, bersama Marco van Basten dan Frank Rijkaard dijuliki sebagai 'The Three Musketeers' yang mampu membuat timnya meraih kegemilangan.
Terkenal dengan rambut gimbalnya, Gullit menjadi bagian tak terpisahkan dari era emas AC Milan di sekitar tahun 1990 ketika sanggup menjuarai Liga Champions dua kali berturut-turut dan tiga kali memenangi Scudetto. Gullit sanggup memenangi gelar-gelar besar di Italia, Belanda, dan Inggris.
Spoiler for Frank Rijkaard:
Spoiler for Edwin van der Sar:
Faktanya adalah, Edwin Van Der Sar merupakan kiper terbaik yang pernah dimiliki Belanda. Perawakannya yang jangkung, menjadikan bakat kipernya begitu terlihat. Ia sanggup menjadi kiper yang dua kali menjuarai Liga Champions dengan dua klub berbeda, yakni bersama Ajax (1995) dan Manchester United (2008).
Ia sudah malang-melintang di Belanda, Italia (Juventus), dan Inggris (Fulham dan United). Kehebatannya dengan mudah terlihat saat Van Der Sar terus menjadi kiper utama United hingga tahun 2011 di usianya yang sudah mencapai 40 tahun pada waktu itu.
Spoiler for Ronald Koeman:
Spoiler for Si kembar De Boer :
Spoiler for Marc Overmars:
Spoiler for Jaap Stam:
Spoiler for Patrick Kluivert:
Spoiler for Ruud van Nistelrooy:
Ruud van Nistelrooy adalah legenda Manchester United dan merupakan salah satu striker terbaik dunia saat mencapai usia matangnya. Ia sanggup menjadi topskor di tiga negara, yakni di Liga Primer Inggris (United), La Liga Spanyol (Real Madrid), dan Eredivisie Belanda (PSV).
Mesin gol yang sanggup mencetak 249 gol di level klub dan hanya terpaut lima gol dari pencetak gol terbanyak timnas Belanda, Patrick Kluivert (40 gol). Kariernya di empat liga top Eropa menjadikannya sebagai bomber yang mudah beradaptasi.