- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Jiwa Korsa Jilid 2?] Peluru yang Menewaskan Tito Kei Berasal Dari Pistol Pabrikan


TS
bpraya
[Jiwa Korsa Jilid 2?] Peluru yang Menewaskan Tito Kei Berasal Dari Pistol Pabrikan
![[Jiwa Korsa Jilid 2?] Peluru yang Menewaskan Tito Kei Berasal Dari Pistol Pabrikan](https://dl.kaskus.id/i.imgur.com/6k7Uj7E.jpg)
Quote:
Jakarta - Kepolisian memastikan senjata yang digunakan untuk menembak Franciscus Refra atau Tito Kei, berasal dari senjata pabrikan. Hal itu terungkap dari hasil uji balistik terhadap anak peluru yang ditemukan di lokasi kejadian, maupun yang bersarang di kepala Tito.
Kepala Subdit Umum Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Helmi Santika mengungkapkan, senjata pabrikan meninggalkan bekas alur pada anak peluru berkaliber 9 milimeter itu.
"Ada alurnya (pada anak peluru), berarti (senjatanya) pabrikan," kata Helmi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (5/6/2013).
Terkait jenis senjata apa yang digunakan, Helmi mengatakan, peluru 9 milimeter bisa digunakan oleh beberapa jenis senjata api.
"Bisa Walter, bisa FN juga, biasanya jenis-jenis yang seperti itu (menggunakan peluru kaliber 9 milimeter)," ujar Helmi.
Di lokasi kejadian di Jalan Titian Raya, Kota Bekasi, penyidik menemukan 1 buah selongsong dan 1 anak peluru yang diduga menewaskan Rastim. Sementara 1 peluru yang menewaskan Tito, ditemukan bersarang di kepala Tito.
Kedua peluru yang ditemukan itu, lanjut Helmi, diduga berasal dari senjata yang sama.
Tito ditembak orang tidak dikenal ketika sedang asik main kartu gaplek di warung kopi milik Ratim alias Aki (70), yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya di Jalan Raya Titian Indah RT 03/011 Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Jumat (31/5/2013).
Tiba-tiba, Tito tumbang setelah sebutir peluru menembus pipi bawah mata hingga ke bagian kepala belakang. Tidak hanya Tito, Ratim pun ikut tertembak dan kedunya tersungkur bersimbah darah kala itu.
Kedua korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Ananda, Kota Bekasi sebagai upaya penyelamatan nyawanya. Namun sayang, nyawa keduanya tak terselamatkan.
Kepala Subdit Umum Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Helmi Santika mengungkapkan, senjata pabrikan meninggalkan bekas alur pada anak peluru berkaliber 9 milimeter itu.
"Ada alurnya (pada anak peluru), berarti (senjatanya) pabrikan," kata Helmi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (5/6/2013).
Terkait jenis senjata apa yang digunakan, Helmi mengatakan, peluru 9 milimeter bisa digunakan oleh beberapa jenis senjata api.
"Bisa Walter, bisa FN juga, biasanya jenis-jenis yang seperti itu (menggunakan peluru kaliber 9 milimeter)," ujar Helmi.
Di lokasi kejadian di Jalan Titian Raya, Kota Bekasi, penyidik menemukan 1 buah selongsong dan 1 anak peluru yang diduga menewaskan Rastim. Sementara 1 peluru yang menewaskan Tito, ditemukan bersarang di kepala Tito.
Kedua peluru yang ditemukan itu, lanjut Helmi, diduga berasal dari senjata yang sama.
Tito ditembak orang tidak dikenal ketika sedang asik main kartu gaplek di warung kopi milik Ratim alias Aki (70), yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya di Jalan Raya Titian Indah RT 03/011 Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Jumat (31/5/2013).
Tiba-tiba, Tito tumbang setelah sebutir peluru menembus pipi bawah mata hingga ke bagian kepala belakang. Tidak hanya Tito, Ratim pun ikut tertembak dan kedunya tersungkur bersimbah darah kala itu.
Kedua korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Ananda, Kota Bekasi sebagai upaya penyelamatan nyawanya. Namun sayang, nyawa keduanya tak terselamatkan.
Quote:
Penyidik hingga kini belum bisa memastikan kaitan antara kasus terbunuhnya Tito Kei dengan kericuhan yang terjadi di Cafe Liquid, Semarang, kamis (30/5) lalu.
Dalam peristiwa itu, korban bernama Rido Hehanusa terlibat baku hantam dengan pihak keamanan cafe untuk kemudian dilerai oleh salah satu oknum anggota TNI.
"Tidak, itu tidak ada kaitannya," kata Kasubdit Reserse Mobil (Resmob) Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heriyawan singkat di Mapolda Metro Jaya, Senin (3/5).
Dia melanjutkan, "Sudah saya tanyakan dengan yang di sana (anggota TNI yang berdinas di Jawa Tengah) itu nggak ada kaitannya dengan kasus Tito kemarin," tambahnya.
Untuk diketahui, sehari sebelum peristiwa penembakan Tito Kei, sempat terjadi kericuhan antara warga Ambon dengan oknum TNI di Cafe Liquid, Semarang.
Peristiwa tersebut berawal saat perkelahian sekelompok pria yang diduga preman dengan aparat keamanan di Cafe Liquid, di Gedung Thamrin Square lantai dua, di Jalan Thamprin. Perkelahian itu sempat terekam kamera CCTV.
Saat itu, kedua pria yang diketahui berasal dari Indonesia Timur datang ke cafe tersebut dan memaksa untuk tidak membayar. Karena tidak diizinkan masuk, lantas keduanya memukuli petugas keamanan cafe.
Saat kejadian, rupanya datang lagi empat pria lain untuk membantu kedua pria yang diketahui salah satunya bernama Rido Hehanusa (31).
Di saat bersamaan, seorang aparat keamanan yang kebetulan berada di lokasi langsung melerai aksi baku hantam tersebut. Namun, gerombolan pria yang memaksa masuk tadi malah balik memukul aparat keamanan.
Mereka juga mengumpat dan mencaci maki. "Kami tidak takut tentara atau polisi. Di Jogja dan Jakarta, mereka kami gorok," ucap salah satu pelaku seperti terekam CCTV cafe.
Saat itu, Rido bersama temannya, Very pindah tempat nongkrong di E Plaza. Sesampai di E Plaza, Rido didatangi orang yang diduga oknum TNI. Kemudian, Rido dibawa pergi menggunakan taksi.
Dalam peristiwa itu, korban bernama Rido Hehanusa terlibat baku hantam dengan pihak keamanan cafe untuk kemudian dilerai oleh salah satu oknum anggota TNI.
"Tidak, itu tidak ada kaitannya," kata Kasubdit Reserse Mobil (Resmob) Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heriyawan singkat di Mapolda Metro Jaya, Senin (3/5).
Dia melanjutkan, "Sudah saya tanyakan dengan yang di sana (anggota TNI yang berdinas di Jawa Tengah) itu nggak ada kaitannya dengan kasus Tito kemarin," tambahnya.
Untuk diketahui, sehari sebelum peristiwa penembakan Tito Kei, sempat terjadi kericuhan antara warga Ambon dengan oknum TNI di Cafe Liquid, Semarang.
Peristiwa tersebut berawal saat perkelahian sekelompok pria yang diduga preman dengan aparat keamanan di Cafe Liquid, di Gedung Thamrin Square lantai dua, di Jalan Thamprin. Perkelahian itu sempat terekam kamera CCTV.
Saat itu, kedua pria yang diketahui berasal dari Indonesia Timur datang ke cafe tersebut dan memaksa untuk tidak membayar. Karena tidak diizinkan masuk, lantas keduanya memukuli petugas keamanan cafe.
Saat kejadian, rupanya datang lagi empat pria lain untuk membantu kedua pria yang diketahui salah satunya bernama Rido Hehanusa (31).
Di saat bersamaan, seorang aparat keamanan yang kebetulan berada di lokasi langsung melerai aksi baku hantam tersebut. Namun, gerombolan pria yang memaksa masuk tadi malah balik memukul aparat keamanan.
Mereka juga mengumpat dan mencaci maki. "Kami tidak takut tentara atau polisi. Di Jogja dan Jakarta, mereka kami gorok," ucap salah satu pelaku seperti terekam CCTV cafe.
Saat itu, Rido bersama temannya, Very pindah tempat nongkrong di E Plaza. Sesampai di E Plaza, Rido didatangi orang yang diduga oknum TNI. Kemudian, Rido dibawa pergi menggunakan taksi.
sumber: detik/merdeka
Komentar TS:
Quote:
Waduh Apakah ada keterlibatan Oknum kembali 

apa nunggu 2 orang ini dulu di Media:
![[Jiwa Korsa Jilid 2?] Peluru yang Menewaskan Tito Kei Berasal Dari Pistol Pabrikan](https://dl.kaskus.id/i.imgur.com/s6tXYkC.jpg)



apa nunggu 2 orang ini dulu di Media:
![[Jiwa Korsa Jilid 2?] Peluru yang Menewaskan Tito Kei Berasal Dari Pistol Pabrikan](https://dl.kaskus.id/i.imgur.com/s6tXYkC.jpg)

Diubah oleh bpraya 05-06-2013 21:47
0
8.7K
Kutip
60
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan