[url]http://health.detik..com/read/2013/06/05/191712/2266101/763/rscm-sukses-pisahkan-bayi-kembar-siam-dengan-usia-termuda-di-indonesia?l992205755[/url]


Jakarta, Belum lama ini, tim dokter RSCM berhasil melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam dengan kelainan jantung. Yang mengagumkan, bayi tersebut masih berusia amat muda, yaitu 2 minggu. Operasi ini sekaligus menjadi rekor operasi pemisahan kembar siam termuda di Indonesia.

Biasanya, bayi kembar siam baru bisa dipisahkan saat berusia 6 -12 bulan. Langkah operasi pemisahan ini perlu segera ditempuh lantaran kedua bayi ini mengalami kelainan jantung. Bayi kembar yang hanya disebut N1 dan N2 ini merupakan putera dari pasangan N (22 tahun) dan S (38 tahun).

Pada tanggal 7 April 2013 di Semarang, bayi kembar siam N1 dan N2 dilahirkan dengan penyatuan di bagian perut atau omfalofagus. Bayi N1 didiagnosis mengalami kelainan jantung ringan, yaitu ada lubang di bagian serambi. Sedangkan bayi N2 memiliki kelainan jantung bawaan yang disebut Transposition of the Great Artery (TGA).

Kondisi yang dialami N2 berbahaya sebab membuat darah kotor masuk ke jantung dan terpompa ke seluruh tubuh. Maka pada tanggal 16 April 2013, keduanya dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Menurut pertimbangan dokter, bayi N2 perlu menjalani operasi jantung dengan segera sebab nyawanya bisa terancam

"Kesulitan pada kasus ini adalah karena jaringan hatinya menyatu, kemudian pembuluh-pembuluh darah besarnya ikut menyatu dan usianya ini termuda yang pernah kita operasi," terang dr C. H. Soejono, SPPD(K), direktur umum RSCM dalam jumpa pers di RSCM, Jl Diponegoro, Jakarta, Rabu (5/6/2013).

Tim dokter memutuskan untuk melakukan operasi jantung 3 hari berikutnya, yaitu pada tanggal 19 April 2013. Operasi ini dipimpin oleh spesialis bedah jantung anak, dr Sukman Tulus Putra, SpA(K). Operasi tersebut berjalan sukses dengan memakan waktu sekitar 3 jam.

Setelah menunggu kondisi bayi N2 stabil, kedua saudara kembar dempet ini menjalani operasi bedah untuk pemisahan pada tanggal 22 April 2013. operasi ini dipimpin oleh dr Sastiono, SpB, SpBA(K) dan tim anastesi yang dikepalai oleh dr Andi Ade, SpAn(K). Operasi berjalan hingga 1 jam lamanya dan berakhir sukses.

"Bayi N1 dan N2 dilahirkan dengan berat lahir total 5 kg untuk keduanya. Setelah menjalani perawatan, bayi N1 diperbolehkan pulang pada tanggal 3 Mei 2013. Berat badannya saat itu sudah mencapai 2,9 kg," kata dr Soejono.

Karena kondisi yang masih lemah, bayi N2 harus lebih lama menjalani perawatan intensif di ruang ICU anak. Pada tanggal 8 dan 13 Mei 2013, bayi N2 menjalani operasi lanjutan. Barulah pada tanggal 31 Mei 2013 lalu dia dipulangkan setelah bobotnya mencapai 3,2 kg.

"Untuk kelainan jantung yang berat pada bayi ini adalah kasus ke-4 yang berhasil dioperasi, sebelumnya tidak begitu berhasil. ini berkat kerjasama yang baik dari tim RSCM," terang dr Sejono.

Operasi ini terhitung operasi besar. Artinya, pada bayi yang tidak kembar saja susah dilakukan dengan angka kematiannya tinggi, sekalipun pada bayi yang normal. Keseluruhan biaya operasi ini ditanggung sendiri oleh orang tua bayi N1 dan N2.




(pah/vit)

-----------------------------------

Komen mendukung: Dokternya hebat, sukses untuk RSCM semoga bidang kedokteran semakin maju..

Komen sinis: Pasti orang tuanya kaga pake KJS, kalo pake KJS, maap alat ini kurang, alat itu kurang. Beritanya jadi berita dukacita