- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
I'm Walking in a Sir.Alex Ferguson Wonderland...... [Sampe merinding gue bacanya....]
TS
futebolmerch
I'm Walking in a Sir.Alex Ferguson Wonderland...... [Sampe merinding gue bacanya....]
I'm Walking in a Fergie Wonderland
Quote:
Gue menjadi fan Manchester United sejak berumur 8 tahun pada tahun 1995. Manchester United adalah klub sepakbola pertama yang gue tahu dan gue dukung. Di televisi tentu saja. Anda tak bisa mengharapkan seorang anak kecil dari kelas menengah untuk datang ke stadion terdekat seorang diri saat ia tak tahu eksistensi sepakbola selain dari yang ia saksikan di televisi. Kotak ajaib, kata mereka. Benar adanya. Maka selama hampir 18 tahun sampai sekarang ini, gue selalu terpaku di depan kotak ajaib itu untuk menyaksikan sepakbola dari negeri yang tak pernah gue injak sekalipun setiap Manchester United bermain. Selama rentang waktu itu pula gue melihat Sir Alex Ferguson ada di pinggir lapangan.
Quote:
Ferguson bukan pelatih/manajer sepakbola pertama yang gue tahu. Gelar kehormatan personal itu dimiliki oleh Arrigo Sacchi karena Piala Dunia 1994 adalah kejuaraan sepakbola pertama yang gue tonton secara penuh. Sebagai anak kecil, gue tidak terlalu suka wajah Sacchi karena mirip dengan bapak-bapak yang tinggal di sebelah sekolah yang selalu menolak mengembalikan bola plastik jika tendangan kami mendarat di pekarangan rumahnya. Botak dan keras. Sampai sekarang gue masih mengingat bapak di sebelah sekolah tersebut sebagai “Arrigo Sacchi” karena gue tidak pernah tahu nama aslinya.
Quote:
Sewaktu kecil, gue selalu menilai orang pertama kali dari wajah, maka saat gue mendapati bahwa wajah manajer klub yang gue dukung seperti Alex Ferguson, maka gue girang. Rambutnya belum seperak sekarang, tapi senyum yang tersungging di bibirnya tetap identik. Ia terlihat bijak dan protektif. Sesekali wajahnya memerah seperti tomat jika sedang murka. Para pemain Manchester United mengatakan bahwa Ferguson adalah figur bapak bagi mereka. Dari jauh gue menganggapnya sebagai paman yang hanya bisa dilihat dari televisi.
Quote:
Maka tahun-tahun formatif gue pun diisi dengan menyaksikan Alex Ferguson memimpin para pemainnya di lapangan sepakbola. Akhir pekan gue selama SD dan SMP hampir selalu serupa. Pada hari Sabtu pagi gue pergi ke gereja, malamnya menonton Manchester United jika SCTV (yang memegang hak siar Premier League masa itu) berbaik hati untuk memilih pertandingan mereka untuk disiarkan. Begitu terus selama berpekan-pekan dan bertahun-tahun hingga ritual Malam Minggu ideal bagi gue hingga saat ini adalah menonton sepakbola.Sorry cewek-cewek, sebelum mengajak gue jalan, silakan cek dulu jadwal Manchester United main kapan.
Quote:
Gue tak akan pernah tahu seperti apakah rupa Tuhan itu, tapi lupakan sosok berjanggut putih yang terbang melayang di angkasa, dalam bayangan gue dulu Tuhan itu berwajah seperti Alex Ferguson. Kadang ia tersenyum, kadang ia berang. Kadang ia sangat pengertian, kadang kita tak mengerti apa yang ia inginkan. Kadang keputusannya tepat, kadang keputusannya gegabah. Tapi ia selalu ingin memberi yang terbaik sambil menghancurkan lawan tanpa ampun. Alex Ferguson memenuhi kriteria untuk menjadi sosok Tuhan dalam Old Testament.
Quote:
Ryan Giggs tidak pernah ditangani oleh manajer lain sejak ia menandatangani kontrak sebagai pemain muda pada tahun 1988. Akan sangat asing baginya melihat ada orang lain selain pria renta dari Govan, Skotlandia yang akan dipanggilnya “gaffer”. Gue tidak tahu apa yang akan gue rasakan musim depan ketika tidak lagi melihat Ferguson di pinggir lapangan.
Quote:
Gue sedang menyetir di tengah kemacetan Jalan Bangka Raya tembus ke Jalan Tendean ketika kabar bahwa Manchester United akan mengumumkan berita besar pada pukul 09.15 waktu Inggris (15.15 waktu Jakarta). Tak henti-hentinya gue scroll timeline ke bawah untuk refresh Twitter di iPad gue. Lalu datanglah kabar dari press officer Manchester United tersebut dan gue terdiam. Waktu seperti membeku sesaat dan kemacetan parah di jalan yang hanya muat satu mobil menambah kesunyian. Gue bisa mendengar detak jantung gue sendiri. Ini seperti novel Murakami. Ini seperti mendengar kabar bahwa salah seorang saudara dekat meninggal dunia.
Quote:
Konsep bahwa seseorang yang tidak pernah anda temui menyentuh hidup anda selama ini tidak akan mudah diterima. Gagasan seperti itu terdengar superfisial. Tapi Alex Ferguson adalah bagian dari masa kecil gue. Orang yang wajahnya gue tahu akan gue lihat di televisi ketika akhir pekan menjelang.
Quote:
Manchester United adalah pelarian gue saat tidak punya teman di sekolah, saat mendapat nilai jelek waktu ujian, saat kalah dalam lomba pelajaran, saat tidak lulus SPMB, saat patah hati putus dengan pacar, saat merasa ditinggalkan, saat dikhianati teman, saat segala hal buruk menimpa. Manchester United adalah candu kapitalis global yang asapnya dengan senang hati gue hisap selama 10 bulan dalam setahun selama 18 tahun terakhir dan Alex Ferguson adalah bagian yang tak terpisahkan darinya. Gue tidak pernah tahu Manchester United tanpa Alex Ferguson.
Quote:
Gue merasa seperti sedang menulis obituari meski Ferguson masih merah merekah seperti cherry yang ranum di musim panas. Gue menganggap berita ini sebagai isu pribadi yang sentimental. Agak terlihat absurd memang untuk tenggelam dalam solilokui berbasis fandom seperti ini. Tapi jika fans Harry Potter menangis saat Albus Dumbledore dimatikan pada buku ke-6 dari serial J.K Rowling tersebut, gue juga berduka ketika Alex Ferguson, Dumbledore-nya Manchester United akan hilang setelah 26 tahun.
Quote:
Harusnya gue berada di Inggris sekarang jika bukan karena urusan visa yang keluar terlambat. Segala itinerary yang telah dibuat pun tinggal rentetan kalimat tanpa makna, dari mulai menonton Manchester United vs Chelsea di Old Trafford, menonton FC United of Manchester di Gigg Lane, mencari pub khusus Tottenham Hotspur untuk menyaksikan pertandingan melawan Chelsea, hingga menyaksikan Jimmy Carr di Folkestone, kota kecil di tepi English Channel.
Quote:
Tapi yang membuat gue lebih bete lagi adalah karena ini berarti gue tidak akan pernah menyaksikan pertandingan Manchester United langsung dengan Alex Ferguson berada di pinggir lapangan. Gue tidak akan pernah menyaksikan langsung bagaimana badan Ferguson mengayun dalam gerak lambat jika ada peluang, bagaimana ia mengepal kedua tangan dan melompat sekenanya jika terjadi gol, hingga bagaimana ia mengecek jam tangannya pada periode waktu yang akan dikenal selamanya sebagai Fergie Time.
Quote:
Alex Ferguson akan hidup selamanya dalam kepala gue sebagai bagian tak terpisahkan seperti halnya Obi Wan Kenobi yang tak pernah mati. Delapan belas tahun yang mengesankan, Alex Ferguson meninggalkan lebih banyak pesan moral bagi gue dibanding guru PMP dan PPKn.
Quote:
Jika gue menengok ke belakang, dari jarak 16.500 km dan perbedaan 6 jam zona waktu yang membentang antara Manchester dan Jakarta, i know for the past 18 years i’ve been walking in a Fergie wonderland.
0
3.4K
Kutip
2
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan