- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dua Rel Menanti Groundbreaking


TS
japek
Dua Rel Menanti Groundbreaking
Quote:

Proyek besar, pembangunan rel kereta api di tiga titik potensial di Kaltim terus dikebut. Tahap awal, rel kereta api dibangun untuk memenuhi keperluan pengusaha dalam urusan distribusi hasil produksi. Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan, tiga lokasi yang bakal menjadi track rel kereta api adalah Tabang, Kutai Kartanegara (Kukar)-Lubuk Tutung, Kutai Timur (Kutim). Proyek ini dibangun oleh Gunung Bayan Resources dengan rel sepanjang 145 kilometer.
Sebelum itu, pembangunan rel kereta api telah diagendakan di Muara Wahau-Lubuk Tutung di Kutim. Ini merupakan investasi dari Ras Al- Khaimah Minerals and Metals Invesments (RMII), investor asal Uni Emirat Arab (UEA), dengan panjang 135 kilometer. Dua rel kereta api ini bakal saling terhubung. “Kereta api ini khusus batu bara, CPO (Crude Palm Oil), HTI (Hutan Tanaman Industri), dan karet. Terakhir baru untuk penumpang,” ucap Faroek pekan lalu.
Di samping itu, pembangunan rel kereta api juga bakal dilakukan di jalur Kutai Barat (Kubar)-Penajam Paser Utara (PPU)-Balikpapan. Rel kereta api yang satu ini juga untuk mengangkut hasil produksi. Dikerjakan oleh Kalimantan Railways PTE Ltd, investor asal Rusia. Masing-masing rel tersebut memiliki progres bebeda. Di Tabang-Lubuk Tutung, sedang tahapan penyelesaian desain. Sementara Muara Wahau-Lubuk Tutung tahap penyelesaian pembebasan lahan. Rel kereta api dari Kubar hingga Balikpapan dalam tahapan penelitian jalur oleh investor.
Terbangunnya rel kereta api tersebut, diyakini Faroek mampu mendongkrak perekonomian di Kaltim. Tren investasi dipercaya bakal meningkat. Namun demikian, selain rel kereta api, faktor penunjang lain seperti pemenuhan infrastruktur dan kebutuhan primer penduduk mesti terpenuhi.
Wakil Ketua Umum Bidang Energi Sumber Daya Mineral dan Kehutanan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim, Abdurachman Alhasni menyambut baik agenda pembangunan rel kereta api. Berdirinya infrastruktur transportasi itu bakal membantu kalangan pengusaha sektor batu bara hingga perkebunan untuk urusan distribusi hasil produksi. “Di sisi lain, Kaltim juga diuntungkan karena investasi yang besar,” ucapnya, dua hari lalu.
Dari pertambangan, distribusi batu bara melalui kendaraan pengangkut mesti didahului pembuatan jalur hauling yang jaraknya mencapai ratusan kilometer. Terwujudnya rel kereta api, bakal meminimalisasikan hal tersebut. “Paling tidak, biaya yang diperlukan agak minim sedikit,’ kata dia.
Kadin Kaltim berharap keseriusan Pemprov demi terwujudnya fasilitas transportasi tersebut. Sebab rencana itu sudah terdengar sejak empat tahun lalu. “Ini sangat positif. Kadin sangat mendukung. Tetapi, perlu diperhatikan agar sistemnya dilakukan dengan profesional,” sebutnya.
3.323 JUTA USD
Kepala Bidang Promosi dan Kerja Sama, Badan Perizinan dan Penanaman Modal (BPPMD) Kaltim, Dachriadi, menyebut dua proyek rel kereta api bakal di-groundbreaking tahun ini. Dua proyek itu adalah yang dibangun RMII dan Kalimantan Railways PTE Ltd. Rencana rel kereta api oleh Gunung Bayan Resources, kata dia, masih belum pasti lantaran masih penjajakan.
Sebelumnya Kaltim turut mendapat tawaran pendirian rel kereta api oleh investor asal Amerika. Tahun lalu bahkan pertemuan sempat berlangsung. Hanya, hingga kini tak ada kelanjutannya.
Dachriadi menyebut, rel kereta api dari Muara Wahau hingga Lubuk Tutung oleh RMII bernilai investasi 900 juta USD. Sementara modal yang ditanamkan oleh investor Rusia di rel kereta api di Kubar-PPU-Balikpapan, mencapai 2.423,11 juta USD. Nilai itu lebih besar ketimbang investasi RMII lantaran rel yang dua kali lebih panjang. Total keduanya, sebesar 3.323 juta USD atau sekira Rp 32 triliun (kurs Rp 9.800).
“Sementara Kalimantan Railways PTE Ltd masih melakukan survei. FS-nya (feasibility study) sudah selesai, hanya menentukan koordinat. Selain itu, FS mereka masih dalam bahasa Rusia dan sedang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia,” sebutnya. (*/bby/far)
Sumber
Kombinasi kereta unta dan kereta beruang merah ceritanya
Selain itu pasti lebih baik jika dibangun pabrik pengolahan di kota-kota pelabuhan, jadi ekspor sudah dalam bentuk barang jadi
Dan semoga gauge nya seragam, gak berbeda-beda

0
2.7K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan