- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Demonstrasi Turki Berlanjut, Serikat Buruh Terjun Mendukung Demonstran


TS
Zahin
Demonstrasi Turki Berlanjut, Serikat Buruh Terjun Mendukung Demonstran
Quote:
Para demonstran Turki melanjutkan demonstrasi mereka meski menghadapi tindakan tegas dari aparat keamanan yang hingga kini telah menyebabkan empat orang tewas.
Ribuan demonstran meneriakkan slogan dan berarak di jalan-jalan Ankara, ibukota Turki dan Istanbul, menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Recep Tayyib Erdogan.
Mereka juga mengecam aksi kasar aparat keamanan dalam menyikapi demonstran.
Sedikitnya 1.000 orang terluka dan lebih dari 2.000 lainnya ditangkap dalam lima hari terakhir.
Ratusan polisi anti huru-hara dikerahkan dan dilengkapi dengan meriam air di sekitar bundaran utama Ankara, dekat kantor perdana menteri.
Sementara itu, Uni Konfederasi Buruh Publik (KESK), yang mewakili sekitar 240.000 buruh, Selasa (4/6) memulai aksi mogok dua hari dalam mendukung para demonstran.
Sebuah kelompok buruh yang lebih besar, CISK, yang memiliki 420.000 anggota juga menyatakan akan bergabung dengan para demonstran, besok (Rabu, 5/6).(IRIB Indonesia/MZ)
Ribuan demonstran meneriakkan slogan dan berarak di jalan-jalan Ankara, ibukota Turki dan Istanbul, menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Recep Tayyib Erdogan.
Mereka juga mengecam aksi kasar aparat keamanan dalam menyikapi demonstran.
Sedikitnya 1.000 orang terluka dan lebih dari 2.000 lainnya ditangkap dalam lima hari terakhir.
Ratusan polisi anti huru-hara dikerahkan dan dilengkapi dengan meriam air di sekitar bundaran utama Ankara, dekat kantor perdana menteri.
Sementara itu, Uni Konfederasi Buruh Publik (KESK), yang mewakili sekitar 240.000 buruh, Selasa (4/6) memulai aksi mogok dua hari dalam mendukung para demonstran.
Sebuah kelompok buruh yang lebih besar, CISK, yang memiliki 420.000 anggota juga menyatakan akan bergabung dengan para demonstran, besok (Rabu, 5/6).(IRIB Indonesia/MZ)
Quote:
Korban Kerusuhan Turki Berjatuhan, Tiga Demonstran Tewas
Setidaknya tiga pengunjuk rasa tewas akibat bentrokan antara polisi dan demonstran anti-pemerintah Ankara yang terus berlanjut di kota-kota besar di seluruh Turki.
Kantor berita AFP mengutip televisi NTV Turki Selasa melaporkan seorang pria berusia 22 tahun bernama Abdullah Comert, meninggal di rumah sakit pada hari Senin (3/6) setelah ditembak oleh polisi selama demonstrasi anti-pemerintah di provinsi Hatay, wilayah selatan Turki.
Protes meletus di Istanbul sejak hari Jumat setelah pasukan keamanan menyerang protes damai yang menentang pembongkaran taman Gezi di bundaran Taksim.
Para pengunjuk rasa mengatakan taman itu sebagai wahana pertemuan tradisional serta tujuan wisata yang populer, sekaligus ruang hijau dan paru-paru kota.
Pada tanggal 1 Juni, Amnesti International mengatakan setidaknya dua orang tewas dan lebih dari seribu lainnya terluka dalam demonstrasi di Istanbul.
Amnesti internasional mengkritik penggunaan kekuatan berlebihan oleh polisi Turki terhadap para demonstran. Organisasi internasional dalam sebuah laporan pada hari Senin mengungkapkan sebanyak 1.500 orang terluka dalam bentrokan dengan polisi anti huru hara di Istanbul selama beberapa hari terakhir, dan setidaknya 414 lainnya terluka di Ankara.
Kelompok hak asasi manusia juga mengatakan bahwa 420 demonstran menderita luka-luka dalam demonstrasi di kota barat Izmir.
Sementara itu, Persatuan Dokter Turki Senin mengatakan seorang pria berusia 20 tahun tewas setelah taksi melaju menerjang sekelompok pengunjuk rasa di distrik Mayis Istanbul.
Pada hari Senin, para pengunjuk rasa Turki turun ke jalan di kota-kota besar, termasuk ibukota Ankara, dan Istanbul pada hari keempat yang menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.
Pada hari Minggu, ribuan demonstran berbaris di kantor Erdogan di Ankara. Mereka meneriakan slogan, "Diktator Mundur!", dan "Kami akan melawan sampai menang,". (IRIB Indonesia/PH)
Setidaknya tiga pengunjuk rasa tewas akibat bentrokan antara polisi dan demonstran anti-pemerintah Ankara yang terus berlanjut di kota-kota besar di seluruh Turki.
Kantor berita AFP mengutip televisi NTV Turki Selasa melaporkan seorang pria berusia 22 tahun bernama Abdullah Comert, meninggal di rumah sakit pada hari Senin (3/6) setelah ditembak oleh polisi selama demonstrasi anti-pemerintah di provinsi Hatay, wilayah selatan Turki.
Protes meletus di Istanbul sejak hari Jumat setelah pasukan keamanan menyerang protes damai yang menentang pembongkaran taman Gezi di bundaran Taksim.
Para pengunjuk rasa mengatakan taman itu sebagai wahana pertemuan tradisional serta tujuan wisata yang populer, sekaligus ruang hijau dan paru-paru kota.
Pada tanggal 1 Juni, Amnesti International mengatakan setidaknya dua orang tewas dan lebih dari seribu lainnya terluka dalam demonstrasi di Istanbul.
Amnesti internasional mengkritik penggunaan kekuatan berlebihan oleh polisi Turki terhadap para demonstran. Organisasi internasional dalam sebuah laporan pada hari Senin mengungkapkan sebanyak 1.500 orang terluka dalam bentrokan dengan polisi anti huru hara di Istanbul selama beberapa hari terakhir, dan setidaknya 414 lainnya terluka di Ankara.
Kelompok hak asasi manusia juga mengatakan bahwa 420 demonstran menderita luka-luka dalam demonstrasi di kota barat Izmir.
Sementara itu, Persatuan Dokter Turki Senin mengatakan seorang pria berusia 20 tahun tewas setelah taksi melaju menerjang sekelompok pengunjuk rasa di distrik Mayis Istanbul.
Pada hari Senin, para pengunjuk rasa Turki turun ke jalan di kota-kota besar, termasuk ibukota Ankara, dan Istanbul pada hari keempat yang menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.
Pada hari Minggu, ribuan demonstran berbaris di kantor Erdogan di Ankara. Mereka meneriakan slogan, "Diktator Mundur!", dan "Kami akan melawan sampai menang,". (IRIB Indonesia/PH)
Quote:
Akibat Kerusuhan Terbaru, Ekonomi Turki Terpukul
Demonstrasi anti pemerintah Ankara yang meletus sejak beberapa hari lalu telah memukul perekonomian Turki, terutama menyebabkan jatuhnya harga saham, obligasi negara, dan mata uang negara itu.
Kekhawatiran investor menyebabkan indeks harga saham gabungan di bursa efek Istanbul anjlok hampir 10,5 persen pada hari Senin. Ini adalah kejatuhan terburuk bagi bursa saham Istanbul sejak Maret 2003.
Tidak hanya itu, mata uang Lira juga melemah ke level 1,889 terhadap dolar, pada hari Jumat.
Protes rakyat meletus di Istanbul pada hari Jumat setelah pasukan keamanan menyerang sebuah aksi demonstrasi menentang pembongkaran taman Gezi di bundaran Taksim.
Beberapa laporan juga mengatakan warga Turki menarik uang dari rekening bank mereka sebagai bentuk protes atas tindakan keras pemerintah terhadap para demonstran yang menewaskan setidaknya tiga orang. (IRIB Indonesia/PH)
Demonstrasi anti pemerintah Ankara yang meletus sejak beberapa hari lalu telah memukul perekonomian Turki, terutama menyebabkan jatuhnya harga saham, obligasi negara, dan mata uang negara itu.
Kekhawatiran investor menyebabkan indeks harga saham gabungan di bursa efek Istanbul anjlok hampir 10,5 persen pada hari Senin. Ini adalah kejatuhan terburuk bagi bursa saham Istanbul sejak Maret 2003.
Tidak hanya itu, mata uang Lira juga melemah ke level 1,889 terhadap dolar, pada hari Jumat.
Protes rakyat meletus di Istanbul pada hari Jumat setelah pasukan keamanan menyerang sebuah aksi demonstrasi menentang pembongkaran taman Gezi di bundaran Taksim.
Beberapa laporan juga mengatakan warga Turki menarik uang dari rekening bank mereka sebagai bentuk protes atas tindakan keras pemerintah terhadap para demonstran yang menewaskan setidaknya tiga orang. (IRIB Indonesia/PH)
Quote:
Abdullah Gul Terlibat Friksi dengan Erdogan Sikapi Demonstrasi
Kantor Berita Associated Press (AP) dalam laporannya menulis, "Presiden Turki, Abdullah Gul dan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan terlibat friksi menanggapi aksi demo terbaru di negara ini."
Selain itu, Abdullah Gul dan Erdogan kemungkinan besar akan saling bersaing di pemilu presiden mendatang Turki. Di sisi lain, jajak pendapat tahun lalu menunjukkan dukungan besar rakyat kepada Gul. (IRIB Indonesia)
Kantor Berita Associated Press (AP) dalam laporannya menulis, "Presiden Turki, Abdullah Gul dan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan terlibat friksi menanggapi aksi demo terbaru di negara ini."
Selain itu, Abdullah Gul dan Erdogan kemungkinan besar akan saling bersaing di pemilu presiden mendatang Turki. Di sisi lain, jajak pendapat tahun lalu menunjukkan dukungan besar rakyat kepada Gul. (IRIB Indonesia)
People Power
0
2.8K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan