- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Selamatkan Tugu Kujang Bogor !!!
TS
wanharwan
Selamatkan Tugu Kujang Bogor !!!
SELAMAT DATANG DI TRIT ANE
TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG
TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG
Spoiler for no repost:
Berita 1 :
Spoiler for Berita 1:
BOGOR (Pos Kota) – Keberadaan Tugu Kujang di pertigaan Jl. Pajajaran dan Jl. Otto Iskandara (Otista) di Kota Bogor yang merupakan simbol perjuangan warga Bogor dipastikan bakal tenggelam. Lho kok bisa? Pasalnya, persis di seberang depan Tugu Kujang di Jl. Juanda kini sedang dibangun Hotel Amaroossa berlantai 14. So pasti, ketinggian Tugu Kujang akan tenggelam dengan megah dan menjulangnya hotel berbintang lima tersebut.
Sejumlah tokoh budaya dan masyarakat Kota Hujan menyesalkan diizinkan hotel tersebut berdiri di seberang Tugu Kujang. “Kita menyesalkan adanya pembanguan hotel tersbeut sehingga salah satu ikon kota Bogor, Tugu Kujang tak lagi gagah dan megah karena tenggelam deng ketinggian hotel tersebut,” kata Subagio, warga Kelurahan Baranangsing, Kecamatan Bogor Timur.
Menurutnya adanya hotel tersebut, maka keberadaan Tugu Kujang sudah lenyap. Padahal, Kujang merupakan simbol perjuangan warga Bogor. “Jelas ini penghinaan terhadap warga Bogor, kenapa Pemkot Bogor memberikan izin?” tambahnya.
Budayawan Sunda Emar Sulaiman juga menyesalkan sikap Pemkot Bogor .Menurutnya, Tugu Kujang merupakan lambang perjuangan warga Bogor. “Kujang merupakan senjata pusaka tradisional asal Sunda yang diyakini memiliki kekuatan gaib. Keanggkerannya yang muncul saat zaman Kerajaan Padjajaran pada 14 Masehi dimasa pemerintahan Prabu Siliwangi yang mampu membuah ratusan musuh,” katanya.
Kelompok penggiat pelestari sejarah dan Budaya Bogor (Bogorhistorian) juga mengecam pembangunan hotel tersebut. “Secara estetika keberadaan hotel tersebut menggangu pemandangan dan keindahan kawasan Tugu Kujang. Karena sebelum keberadaan hotel tersebut warga Bogor bisa melihat keindahan Gunung Salak, kata Yudi Irawan dari Bogorhistorian.
Ketua Komisi B DPRD Kota Bogor, Muaz HD mengakui, bahwa bangunan Hotel Amoorosa itu tidak sesuai dengan estetika. Untuk bangunan 14 lantai itu juga perlu dicek lagi pada Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 50 artinya luas yang boleh dibangun hanya 50 persen.
Menurut Muaz, untuk KDB itu saat ini masih kurang. ” Saya kira untuk KDB itu masih kurang, tapi perlu dicek agar spesifikasinya jelas,” ungkapnya.
Sejumlah pejabat di Badan Perizinan Terpadu (BPT) dan Bappeda dan Dinas Tata Banguan dan Pemukman (DTBP) Kota Bogor menolak berkomentar soal proses keluarnya izin pembangunan hotel tersebut. Sementara Wakil Walikota Bogor Achmad Ru’yat berjanji menyelidikinya. “Saat memproses perizinan seharusnya pembanguan hotel juga memperhatikan aspek sosiologi dan psikologis,” katanya.
Khusus untuk bangunan, perizinannya harus melalui proses standar. Mulai proses perizinan di Bappeda, Wasbangkim (DTB) dan BPT. “Tap juga, dalam setiap pembangunan itu harus memperhatikan konstelasi publik, sehngga banguan tu dapat di terma,” ujarnya. (iwan)
Teks Tugu Kujang tenggelam dengan ketinggian pembangunan Hotel Amaroossa. (wan)
SUMBER
Sejumlah tokoh budaya dan masyarakat Kota Hujan menyesalkan diizinkan hotel tersebut berdiri di seberang Tugu Kujang. “Kita menyesalkan adanya pembanguan hotel tersbeut sehingga salah satu ikon kota Bogor, Tugu Kujang tak lagi gagah dan megah karena tenggelam deng ketinggian hotel tersebut,” kata Subagio, warga Kelurahan Baranangsing, Kecamatan Bogor Timur.
Menurutnya adanya hotel tersebut, maka keberadaan Tugu Kujang sudah lenyap. Padahal, Kujang merupakan simbol perjuangan warga Bogor. “Jelas ini penghinaan terhadap warga Bogor, kenapa Pemkot Bogor memberikan izin?” tambahnya.
Budayawan Sunda Emar Sulaiman juga menyesalkan sikap Pemkot Bogor .Menurutnya, Tugu Kujang merupakan lambang perjuangan warga Bogor. “Kujang merupakan senjata pusaka tradisional asal Sunda yang diyakini memiliki kekuatan gaib. Keanggkerannya yang muncul saat zaman Kerajaan Padjajaran pada 14 Masehi dimasa pemerintahan Prabu Siliwangi yang mampu membuah ratusan musuh,” katanya.
Kelompok penggiat pelestari sejarah dan Budaya Bogor (Bogorhistorian) juga mengecam pembangunan hotel tersebut. “Secara estetika keberadaan hotel tersebut menggangu pemandangan dan keindahan kawasan Tugu Kujang. Karena sebelum keberadaan hotel tersebut warga Bogor bisa melihat keindahan Gunung Salak, kata Yudi Irawan dari Bogorhistorian.
Ketua Komisi B DPRD Kota Bogor, Muaz HD mengakui, bahwa bangunan Hotel Amoorosa itu tidak sesuai dengan estetika. Untuk bangunan 14 lantai itu juga perlu dicek lagi pada Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 50 artinya luas yang boleh dibangun hanya 50 persen.
Menurut Muaz, untuk KDB itu saat ini masih kurang. ” Saya kira untuk KDB itu masih kurang, tapi perlu dicek agar spesifikasinya jelas,” ungkapnya.
Sejumlah pejabat di Badan Perizinan Terpadu (BPT) dan Bappeda dan Dinas Tata Banguan dan Pemukman (DTBP) Kota Bogor menolak berkomentar soal proses keluarnya izin pembangunan hotel tersebut. Sementara Wakil Walikota Bogor Achmad Ru’yat berjanji menyelidikinya. “Saat memproses perizinan seharusnya pembanguan hotel juga memperhatikan aspek sosiologi dan psikologis,” katanya.
Khusus untuk bangunan, perizinannya harus melalui proses standar. Mulai proses perizinan di Bappeda, Wasbangkim (DTB) dan BPT. “Tap juga, dalam setiap pembangunan itu harus memperhatikan konstelasi publik, sehngga banguan tu dapat di terma,” ujarnya. (iwan)
Teks Tugu Kujang tenggelam dengan ketinggian pembangunan Hotel Amaroossa. (wan)
SUMBER
Berita 2 :
Spoiler for Berita 2:
BOGOR (Pos Kota) – Meski gelombang protes terhadap pembangunan Hotel Amaroossa yang menenggelamkan kegagahan Tugu Kujangterus berlanjut, namun Pemkot Bogor cuek bebek. Hingga Senin, pemkot belum mengambil keputusan apakah akan meninggikan tugu atau memangkas ketinggian hotel yang kini pengerjaan sudah mencapai 60 pesen.
Gelombang protes dilakukan sejumlah budayawan, mahasiswa, LSM dan warga Kota Bogor. Sejak tiga hari ini mereka mengumpulkan sumbangan dari pengendara di pertigaan Jl. Otista dan Padjajaran di sekitar Tugu Kujang. Rencanamya uang ini akan diberikan kepada Pemkot Bogor buat biaya meninggikan tugu yang merupakan simbol warga kota hujan ini.
“Kami yakin pemkot tidak berani membongkar bangunan hotel, makanya diberi sumbangan dari masyarakat agar pemkot meninggikan Tugu Kujang supaya tidak kalah tingginya dengan hotel,” ujar Iyan Maulana, Ketua Eksternal Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Bogor.
Sedangkan aktivis lainnya membentangkan spanduk bertuliskan “Selamatkan Tugu Kujang” berukuran 7 x 2 meter. Mereka prihatin Tugu Kujang yang menjadi simbol budaya Kota Bogor telah dilecehkan oleh keberadaan Hotel Amaroossa.
“Tugu Kujang sebagai ikon Kota Hujan harus diselamatkan,” kata Sugeng Teguh Santoso, aktivis keadilan. Mulai dari pelajar, mahasiswa hingga ibu rumah tangga menandatangani dan menyampaikan rasa keprihatinannya. “Lebih dari 1000-an tanda tangan warga yang minta kegagahan Tugu Kujang dikembalikan,” katanya.
Anggota Komisi C DPRD Kota Bogor, Budi Sulistio mendesak pemkot menghentikan sementara pembangunan hotel berlantai 14 ini. “Sebaiknya dihentikan, sambil seluruh elemen duduk bareng mencari solusi terbaik meninggikan tugu atau memangkas bangunan hotelnya,” katanya.
Jika disepakati meninggikan tugu, maka dia tak setuju biayanya dari APBD, tapi dibebankan ke pengelolah Hotel Amaroosa. “Jika pengelola menolak, pemkot dapat memita siteplan pembanguan hotel itu ditinjau ulang,” katanya.
Sedangkan Sekdakot Walikot Bogr Aim Hiam Permana mengatakan, pihaknya masih belum mengambail langkah yang harus dilakukan terhadap bangunan hotel ini masa depan Tugu Kujang. “Kita masih menampung berbagai aspirasi yang masuk untuk sebuah solusi ke depannya. Kita belum mengambil keputusan apakah akan meninggikan tugu atau memangkas tinggi hotel,” katanya.
Pihaknya, tambahnya belum dapat berkomentar banyak. Sebab segala perizinan hotel ini sudah lengkap. “Saya belum bisa berkomentar banyak, sambil menunggu masukan-masukan dari masyrakat lalu dilaporkan ke walikota,” ucapnya. (iwan)
Teks; Spanduk dibentangkan di pagar Tugu Kujang setelah ditanda tangani warga yang minta kegagahan tugu ini dikembalikan. (iwan)
SUMBER
Gelombang protes dilakukan sejumlah budayawan, mahasiswa, LSM dan warga Kota Bogor. Sejak tiga hari ini mereka mengumpulkan sumbangan dari pengendara di pertigaan Jl. Otista dan Padjajaran di sekitar Tugu Kujang. Rencanamya uang ini akan diberikan kepada Pemkot Bogor buat biaya meninggikan tugu yang merupakan simbol warga kota hujan ini.
“Kami yakin pemkot tidak berani membongkar bangunan hotel, makanya diberi sumbangan dari masyarakat agar pemkot meninggikan Tugu Kujang supaya tidak kalah tingginya dengan hotel,” ujar Iyan Maulana, Ketua Eksternal Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Bogor.
Sedangkan aktivis lainnya membentangkan spanduk bertuliskan “Selamatkan Tugu Kujang” berukuran 7 x 2 meter. Mereka prihatin Tugu Kujang yang menjadi simbol budaya Kota Bogor telah dilecehkan oleh keberadaan Hotel Amaroossa.
“Tugu Kujang sebagai ikon Kota Hujan harus diselamatkan,” kata Sugeng Teguh Santoso, aktivis keadilan. Mulai dari pelajar, mahasiswa hingga ibu rumah tangga menandatangani dan menyampaikan rasa keprihatinannya. “Lebih dari 1000-an tanda tangan warga yang minta kegagahan Tugu Kujang dikembalikan,” katanya.
Anggota Komisi C DPRD Kota Bogor, Budi Sulistio mendesak pemkot menghentikan sementara pembangunan hotel berlantai 14 ini. “Sebaiknya dihentikan, sambil seluruh elemen duduk bareng mencari solusi terbaik meninggikan tugu atau memangkas bangunan hotelnya,” katanya.
Jika disepakati meninggikan tugu, maka dia tak setuju biayanya dari APBD, tapi dibebankan ke pengelolah Hotel Amaroosa. “Jika pengelola menolak, pemkot dapat memita siteplan pembanguan hotel itu ditinjau ulang,” katanya.
Sedangkan Sekdakot Walikot Bogr Aim Hiam Permana mengatakan, pihaknya masih belum mengambail langkah yang harus dilakukan terhadap bangunan hotel ini masa depan Tugu Kujang. “Kita masih menampung berbagai aspirasi yang masuk untuk sebuah solusi ke depannya. Kita belum mengambil keputusan apakah akan meninggikan tugu atau memangkas tinggi hotel,” katanya.
Pihaknya, tambahnya belum dapat berkomentar banyak. Sebab segala perizinan hotel ini sudah lengkap. “Saya belum bisa berkomentar banyak, sambil menunggu masukan-masukan dari masyrakat lalu dilaporkan ke walikota,” ucapnya. (iwan)
Teks; Spanduk dibentangkan di pagar Tugu Kujang setelah ditanda tangani warga yang minta kegagahan tugu ini dikembalikan. (iwan)
SUMBER
Berita 3 :
Spoiler for Berita 3:
TEMPO.CO, Bogor - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bogor mengaku kecolongan dengan adanya pembangunan hotel yang melebihi tinggi Tugu Kujang, ikon kota itu. »Kami tidak menyangka,” kata anggota Komisi C DPRD Kota Bogor, Budi Sulistio.
Menurut Budi, Pemerintah Kota Bogor harus lebih selektif dalam menerbitkan izin mendirikan bangunan (IMB), khususnya di lokasi yang berdekatan dengan cagar budaya atau aset sejarah. Budi merujuk pada bangunan Hotel Amaroossa di Jalan Otista, yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari Tugu Kujang. Kini, tinggi bangunan yang masih dalam pengerjaan itu sudah melewati tinggi tugu.
Pada papan pembangunan Hotel Amaroossa tertulis PT Aramanda Bogor, selaku pemilik, dengan tinggi bangunan 14 lantai. Hotel ini terletak di samping kiri Tugu Kujang di Jalan Otista, Bogor. Jarak hotel dengan Tugu Kujang yang dibangun pada 3 Mei 1982 itu sekitar 50 meter. Akibatnya, tugu setinggi 25 meter tersebut tertutup bangunan hotel yang lebih lebar, dengan tinggi sekitar 56 meter.
Budi menambahkan, dengan mengesampingkan faktor budaya, dia mendukung upaya warga yang hendak mengajukan gugatan class action terhadap Pemerintah Kota Bogor. Gugatan dari warga yang tergabung dalam Koalisi Peduli Tugu Kujang ini mempersoalkan penerbitan IMB hotel tersebut. »Wajar masyarakat protes,” kata dia, awal April 2013 lalu. Saat disambangi di lokasi pembangunan, site manager pembangunan Hotel Amarossa, Aditia, tak bisa ditemui karena tidak berada di tempat. Adapun petugas lainnya menolak berkomentar. (Baca: Beri IMB Hotel Amaroossa, Pemkot Bogor Digugat)
Selain hotel itu, Budi menyoroti pembangunan Apartemen Botanical Residence di Kelurahan Tegal Lega, Bogor Tengah. Apartemen ini diprotes penghuni tiga rukun warga di Kampung Babakan Fakultas dan penghuni kompleks perumahan Institut Pertanian Bogor. "Kami akan melakukan inspeksi mendadak ke apartemen itu,” katanya.
Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Tegal Lega, Kurniati, membenarkan adanya protes warga di sekitar apartemen. »Belum ada titik temu dari tiga kali pertemuan antara warga dan PT Laksana Eka Marga selaku pengembang,” katanya. Kelurahan, kata dia, juga belum mengeluarkan rekomendasi pengajuan izin pembangunan apartemen. (Baca juga: Penolakan terhadap Hotel Amaroossa Makin Meluas)
Muslih, 56 tahun, warga Babakan Fakultas RT 1 RW 4, mengatakan, warga menolak keberadaan apartemen itu karena letaknya berdekatan dengan permukiman dan Sungai Cipakancilan. »Akses jalan jadi sempit dan aliran sungai terganggu,” katanya. Saat ini, belum ada pembangunan yang dilakukan di lahan apartemen seluas 3.000 meter persegi itu.
SUMBER
Menurut Budi, Pemerintah Kota Bogor harus lebih selektif dalam menerbitkan izin mendirikan bangunan (IMB), khususnya di lokasi yang berdekatan dengan cagar budaya atau aset sejarah. Budi merujuk pada bangunan Hotel Amaroossa di Jalan Otista, yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari Tugu Kujang. Kini, tinggi bangunan yang masih dalam pengerjaan itu sudah melewati tinggi tugu.
Pada papan pembangunan Hotel Amaroossa tertulis PT Aramanda Bogor, selaku pemilik, dengan tinggi bangunan 14 lantai. Hotel ini terletak di samping kiri Tugu Kujang di Jalan Otista, Bogor. Jarak hotel dengan Tugu Kujang yang dibangun pada 3 Mei 1982 itu sekitar 50 meter. Akibatnya, tugu setinggi 25 meter tersebut tertutup bangunan hotel yang lebih lebar, dengan tinggi sekitar 56 meter.
Budi menambahkan, dengan mengesampingkan faktor budaya, dia mendukung upaya warga yang hendak mengajukan gugatan class action terhadap Pemerintah Kota Bogor. Gugatan dari warga yang tergabung dalam Koalisi Peduli Tugu Kujang ini mempersoalkan penerbitan IMB hotel tersebut. »Wajar masyarakat protes,” kata dia, awal April 2013 lalu. Saat disambangi di lokasi pembangunan, site manager pembangunan Hotel Amarossa, Aditia, tak bisa ditemui karena tidak berada di tempat. Adapun petugas lainnya menolak berkomentar. (Baca: Beri IMB Hotel Amaroossa, Pemkot Bogor Digugat)
Selain hotel itu, Budi menyoroti pembangunan Apartemen Botanical Residence di Kelurahan Tegal Lega, Bogor Tengah. Apartemen ini diprotes penghuni tiga rukun warga di Kampung Babakan Fakultas dan penghuni kompleks perumahan Institut Pertanian Bogor. "Kami akan melakukan inspeksi mendadak ke apartemen itu,” katanya.
Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Tegal Lega, Kurniati, membenarkan adanya protes warga di sekitar apartemen. »Belum ada titik temu dari tiga kali pertemuan antara warga dan PT Laksana Eka Marga selaku pengembang,” katanya. Kelurahan, kata dia, juga belum mengeluarkan rekomendasi pengajuan izin pembangunan apartemen. (Baca juga: Penolakan terhadap Hotel Amaroossa Makin Meluas)
Muslih, 56 tahun, warga Babakan Fakultas RT 1 RW 4, mengatakan, warga menolak keberadaan apartemen itu karena letaknya berdekatan dengan permukiman dan Sungai Cipakancilan. »Akses jalan jadi sempit dan aliran sungai terganggu,” katanya. Saat ini, belum ada pembangunan yang dilakukan di lahan apartemen seluas 3.000 meter persegi itu.
SUMBER
Berita 4 :
Spoiler for Berita 4:
KOTA - Detik-detik jelang aksi damai Selamatkan Tugu Kujang ternyata dipaksa mundur agenda Istana Bogor.
Nampaknya, rencana Gerakan Koalisi Masyarakat Peduli Tugu Kujang (KOMPAK) tidak bisa dilanjutkan pada hari ini (Rabu, 10/4/2013).
Pasalnya, saat melakukan koordinasi perijinan keramaian dari pihak kepolisian menjelaskan pada hari yang diminta terdapat agenda nasional di Istana Kepresidenan Bogor yang memerlukan tingkat pengamanan VVIP (R.I.2).
"Kami memberitahukan kepada segenap saudara yang akan bergabung dalam aksi, bahwa kegiatan yang rencananya akan diselenggarakan pada hari Rabu ini, terpaksa dimundurkan menjadi hari Kamis 11 April 2013," kata koordinator aksi, Wahyu Affandi Suradinata, Selasa (9/4/2013).
Mundurnya jadwal aksi ini, lanjut dia, karena ada kegiatan kenegaraan di Istana Bogor. Rencana route jalan yang akan dilalui peserta aksi dipastikan melalui ring satu maka demi keamanan dan kenyamanan semua pihak kita menghindari barikade penjagaan ketat dari pihak Paspampres.
Hal ini guna menjaga keharmonisan antara masyarakat pada umumnya dan peserta aksi pada khususnya dengan aparat. "Kita sebagai masyarakat Sunda mengedepankan rencana aksi damai, santun dan berbudaya. Maka, kita patut menghormati agenda kepresidenan itu," tambahnya.
Dilokasi berbeda, Walikota Bogor menerima sejumlah seniman dan budayawan di ruang kerjanya, Balaikota, Selasa (9/4/2013) siang.
Para budayawan mempertanyakan tentang kebijakan perijinan pembangunan hotel yang ketinggian bangunannya melampaui Tugu Kujang. Sehingga, kewibawaan ikon kota Bogor itu terkesan dilecehkan.
"Oleh karenanya, kita minta kepada Pemerintah Kota Bogor agar lebih konsisten menggali, melestarikan dan memajukan seni budaya lokal," jelas Budayawan Ace Sumanta kepada Berita Bogor.
Walikota Bogor Diani Budiarto menjelaskan, dirinya sangat menghargai kewibawaan Tugu Kujang sebagai ikon kota hujan ini. Bahkan, di setiap kunjungan kerjanya kerap kali Diani Budiarto membawa Kujang sebagai pertukaran cinderamata hingga ke luar negeri.
Sebelumnya, dalam pertemuan Koalisi Masyarakat Peduli Tugu Kujang telah mengeluarkan kesepakatan untuk melakukan aksi damai pada hari Rabu 10 April 2013 yang berlokasi di Tugu Kujang, BalaiKota, dan DPRD Kota Bogor.
Rapat yang berlangsung 8 APRIL 2013 itu mencatat sejumlah 870 orang akan ikut serta melakukan aksi Selamatkan Tugu Kujang. (chris)
SUMBER
Nampaknya, rencana Gerakan Koalisi Masyarakat Peduli Tugu Kujang (KOMPAK) tidak bisa dilanjutkan pada hari ini (Rabu, 10/4/2013).
Pasalnya, saat melakukan koordinasi perijinan keramaian dari pihak kepolisian menjelaskan pada hari yang diminta terdapat agenda nasional di Istana Kepresidenan Bogor yang memerlukan tingkat pengamanan VVIP (R.I.2).
"Kami memberitahukan kepada segenap saudara yang akan bergabung dalam aksi, bahwa kegiatan yang rencananya akan diselenggarakan pada hari Rabu ini, terpaksa dimundurkan menjadi hari Kamis 11 April 2013," kata koordinator aksi, Wahyu Affandi Suradinata, Selasa (9/4/2013).
Mundurnya jadwal aksi ini, lanjut dia, karena ada kegiatan kenegaraan di Istana Bogor. Rencana route jalan yang akan dilalui peserta aksi dipastikan melalui ring satu maka demi keamanan dan kenyamanan semua pihak kita menghindari barikade penjagaan ketat dari pihak Paspampres.
Hal ini guna menjaga keharmonisan antara masyarakat pada umumnya dan peserta aksi pada khususnya dengan aparat. "Kita sebagai masyarakat Sunda mengedepankan rencana aksi damai, santun dan berbudaya. Maka, kita patut menghormati agenda kepresidenan itu," tambahnya.
Dilokasi berbeda, Walikota Bogor menerima sejumlah seniman dan budayawan di ruang kerjanya, Balaikota, Selasa (9/4/2013) siang.
Para budayawan mempertanyakan tentang kebijakan perijinan pembangunan hotel yang ketinggian bangunannya melampaui Tugu Kujang. Sehingga, kewibawaan ikon kota Bogor itu terkesan dilecehkan.
"Oleh karenanya, kita minta kepada Pemerintah Kota Bogor agar lebih konsisten menggali, melestarikan dan memajukan seni budaya lokal," jelas Budayawan Ace Sumanta kepada Berita Bogor.
Walikota Bogor Diani Budiarto menjelaskan, dirinya sangat menghargai kewibawaan Tugu Kujang sebagai ikon kota hujan ini. Bahkan, di setiap kunjungan kerjanya kerap kali Diani Budiarto membawa Kujang sebagai pertukaran cinderamata hingga ke luar negeri.
Sebelumnya, dalam pertemuan Koalisi Masyarakat Peduli Tugu Kujang telah mengeluarkan kesepakatan untuk melakukan aksi damai pada hari Rabu 10 April 2013 yang berlokasi di Tugu Kujang, BalaiKota, dan DPRD Kota Bogor.
Rapat yang berlangsung 8 APRIL 2013 itu mencatat sejumlah 870 orang akan ikut serta melakukan aksi Selamatkan Tugu Kujang. (chris)
SUMBER
Berita 5 :
Spoiler for Berita 5:
BOGOR-KITA. com -- Mulai dari pelajar, mahasiswa hingga ibu rumah tangga menandatangani dan menyampaikan rasa keprihatinannya di atas spanduk “Selamatkan Tugu Kujang” berukuran 7 x 2 meter. Mereka prihatin Tugu Kujang yang menjadi simbol budaya Kota Bogor telah dilecehkan oleh keberadaan Hotel Amaroossa yang sedang dibangun.
“Kami menuntut Tugu Kujang yang menjadi milik warga dan sebagai ikon budaya Kota Hujan harus diselamatkan,” kata Sugeng Teguh Santoso, Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum Keadilan Bogor Raya yang melakukan aksi solidaritas bersama masyarakat “Selamatkan Tugu Kujang”, di jalan Raya Pajajaran Kota Bogor, Rabu (20/03/2013).
Bangunan Tugu Kujang lebih rendah dibandingkan bangunan Hotel Amaroosa yang lagi dibangun yang tampak lebih besar dan tinggi. Bagaimana hotel ini bisa memperoleh izin mendirikan bangunan? Inilah yang dipersoalkan berbagai komunitas warga, budayawan, dan tokoh masyarakat. Mereka telah berkali-kali protes, mengeritik, dan mengeluhkan keberadaan hotel itu sejak beberapa bulan terakhir ini.
Aksi solidaritas LBH KBR merupakan aksi yang kesekian kalinya atas keberadaan Tugu Kujang yang semakin merana. Padahal, Kujang diyakini masyarakat Bogor merupakan senjata khas dan memiliki nilai sejarah yang tidak boleh dilupakan. (Zakaria)
SUMBER
“Kami menuntut Tugu Kujang yang menjadi milik warga dan sebagai ikon budaya Kota Hujan harus diselamatkan,” kata Sugeng Teguh Santoso, Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum Keadilan Bogor Raya yang melakukan aksi solidaritas bersama masyarakat “Selamatkan Tugu Kujang”, di jalan Raya Pajajaran Kota Bogor, Rabu (20/03/2013).
Bangunan Tugu Kujang lebih rendah dibandingkan bangunan Hotel Amaroosa yang lagi dibangun yang tampak lebih besar dan tinggi. Bagaimana hotel ini bisa memperoleh izin mendirikan bangunan? Inilah yang dipersoalkan berbagai komunitas warga, budayawan, dan tokoh masyarakat. Mereka telah berkali-kali protes, mengeritik, dan mengeluhkan keberadaan hotel itu sejak beberapa bulan terakhir ini.
Aksi solidaritas LBH KBR merupakan aksi yang kesekian kalinya atas keberadaan Tugu Kujang yang semakin merana. Padahal, Kujang diyakini masyarakat Bogor merupakan senjata khas dan memiliki nilai sejarah yang tidak boleh dilupakan. (Zakaria)
SUMBER
Gambar TUGU KUJANG Bogor :
Quote:
Spoiler for Sebelum hotel dibangun:
*Sebelum ada hotel dibangun
Spoiler for Sesudah hotel dibangun:
*Gambar diambil dari Google
Komentar TS :
Quote:
Ane sebagai orang asli Bogor yang lahir di Bogor miris juga liat IKONKota Bogor harus kalah tinggi & megah dibanding hotel
di twitter juga beberapa waktu lalu pernah rame hashtag #SaveTuguKujang yang isi tweetnya rata-rata nolak adanya hotel yang lebih tinggi dari Tugu Kujang, sampe2 dulu ada demo menggalang dana kepada para pengendara yang lewat di sekitar Tugu Kujang buat meninggikan Tugu Kujang atau MENGHANCURKAN Hotel Amaroossa
Kayanya walikota, anggota DPR & DPRD, serta semua staff pemerintah Kota Bogor ngga bisa berkutik & berbuat apa2, atau malah "MEMBIARKAN" berdirinya Hotel Amaroossa karna udah dikasih uang "PELICIN"
di twitter juga beberapa waktu lalu pernah rame hashtag #SaveTuguKujang yang isi tweetnya rata-rata nolak adanya hotel yang lebih tinggi dari Tugu Kujang, sampe2 dulu ada demo menggalang dana kepada para pengendara yang lewat di sekitar Tugu Kujang buat meninggikan Tugu Kujang atau MENGHANCURKAN Hotel Amaroossa
Kayanya walikota, anggota DPR & DPRD, serta semua staff pemerintah Kota Bogor ngga bisa berkutik & berbuat apa2, atau malah "MEMBIARKAN" berdirinya Hotel Amaroossa karna udah dikasih uang "PELICIN"
Quote:
"Ketika SEJARAH Tergerus Oleh Perkembangan Zaman"
Ane ngga nolak klo dikasih
tapi klo agan belum ISO, di juga gpp
jangan lupa KOMENG juga gan..
SEMOGA BERMANFAAT
tapi klo agan belum ISO, di juga gpp
jangan lupa KOMENG juga gan..
SEMOGA BERMANFAAT
Diubah oleh wanharwan 05-06-2013 05:52
0
4.3K
Kutip
24
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan