- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sejarah Rivalitas Klub-Klub Eropa
TS
Townies46
Sejarah Rivalitas Klub-Klub Eropa
Sejarah Rivalitas Klub-Klub Eropa
Misi gan, ane mau membahas beberapa Rivalitas klub-klub Sepakbola Eropa, ente pernah dengar tentang El Classico, North West Derby, Derby Milano, Derby della Capitale, Derby London, Derby Glasgow, dll. berikut ane mau membahas sejarah rivalitas klub-klub tersebut
Spoiler for FC Barcelona vs Real Madrid C.F:
Kalian psti sering mendengar kata "El-Clasico", jika mendengar kata el clasico, psti yg terlintas di pikiran kita adalah Real Madrid VS Barcelona.
Tapi, apakah kalian sudah tahu bagaimana asal mula adanya el clasico?
Permusuhan antara Barcelona dan Real Madrid bermula pada masa Franco. Siapa Franco ini? Dia adalah seorang Jenderal yang menjadi penguasa diktator di Spanyol pada tahun 1930-an. Barcelona, sampai sekarang, adalah ibukota� dari Provinsi Catalonia, yang sebagian besar penduduknya adalah dari suku bangsa Catalan dan Basque.
Sejak dulu, orang-orang Catalonia ini menganggap diri mereka bukan bagian dari Spanyol, dan merupakan bangsa yang berada di bawah penjajahan� Spanyol. Oleh karena itu, setiap laga El-Clasico pendukung Barca terlihat kerap membawa benderanya sendiri, bukan bendera Spanyol.
Franco melarang penggunaan bendera dan bahasa daerah Catalan. FC Barcelona kemudian menjadi satu-satunya tempat dimana sekumpulan besar orang dapat berkumpul dan berbicara dalam bahasa daerah mereka.
Warna biru dan merah marun Barcelona menjadi pengganti yang mudah dipahami dari warna merah dan kuning (bendera) Catalonia.
Franco kemudian bertindak lebih jauh. Josep Suol, Presiden Barcelona waktu itu, dibunuh oleh pihak militer pada tahun 1936, dan sebuah bom dijatuhkan di FC Barcelona Social Club pada tahun 1938. Di lapangan sepakbola, titik nadir permusuhan ini terjadi pada tahun 1941 ketika para pemain Barcelona diinstruksikan (dibawah ancaman militer) untuk kalah dari Real Madrid.
Franco
Barcelona kalah dan gawang mereka kemasukan 11 gol dari Real Madrid.
Sebagai bentuk protes, Barcelona bermain serius dalam 1 serangan dan mencetak 1 gol. Skor akhir 11-1, dan 1 gol itu membuat Franco kesal. Kiper Barcelona kemudian dijatuhi tuduhan pengaturan pertandingan� dan dilarang untuk bermain sepakbola lagi seumur hidupnya.
Sejak saat itu FC Barcelona menjadi semacam klub anti- franco dan menjadi simbol perlawanan Catalonia terhadap Franco, dan secara umum, terhadap Spanyol. Ada juga klub- klub lain di Catalonia seperti Athletic Bilbao dan Espanyol. Athletic Bilbao sampai saat ini tetap pada idealismenya untuk hanya merekrut pemain-pemain asli Basque, tetapi dari segi prestasi tidak sementereng Barcelona.
Demikian juga dengan Espanyol.
Sementara yang dijadikan simbol musuh, tentu saja, adalah klub kesayangan Franco yang bermarkas di ibukota Spanyol, FC Real Madrid. Sebagai sebuah simbol perlawanan, kultur dan karakter Barcelona kemudian terbentuk dengan sendirinya. Siapapun pelatihnya, dan gaya apapun yang dipakai, karakternya hanya satu: Menyerang!. Sebagai penyerang, Barcelona bermaksud untuk mendobrak dominasi Real Madrid (dan bagi orang Catalonia, mendobrak dominasi Spanyol). Untuk itulah Barcelona pantang bermain bertahan, karena itu adalah simbol ketakutan. Kalah atau menang adalah hal biasa. Tapi keberanian memegang karakter, itulah yang menjadi simbol perlawanan.
Pada tahun 50-an dan 60-an, Barca memang tertutup oleh kejayaan Real Madrid yang waktu itu diperkuat Ferenc Puskas, Di Stefano, dsb. Sebagai anak emas Franco sejak tahun 1930-an, Real Madrid memang selalu memiliki sumber dana besar untuk belanja pemain. Barcelona sendiri, pada 2 dasawarsa tersebut hanya bisa memenangi 4 kali liga spanyol, 2 kali piala raja, dan satu kali piala Inter City Honest (yang kemudian menjadi UEFA Cup).
Pada tahun 1973, seorang pemain Belanda yang kelak menjadi salah satu legenda Barcelona, Johan Cruyff, bergabung dari Ajax. Dalam pernyataan persnya ketika diperkenalkan, Cruyff menyatakan bahwa ia lebih memilih Barcelona dibanding Real Madrid karena ia tidak akan mau bermain di sebuah klub yang diasosiasikan dengan Franco.
Bersama kompatriotnya, Johan Neeskens, mereka langsung membawa Barcelona memenangi gelar liga spanyol (setelah sebelumnya 14 tahun puasa gelar), dan dalam prosesnya tahun itu sempat mengalahkan Real Madrid di kandang Madrid sendiri dengan skor 5-0 (!).
Pada tahun itu Johan Cruyff dinobatkan sebagai pesepakbola terbaik Eropa, dan memberi nama anaknya dengan nama khas Catalan, yaitu Jordi.
Statusnya sebagai legenda menjadi abadi. Jordi Cruyff sendiri pada akhirnya tidak pernah bisa sebesar ayahnya. Karir sepakbolanya lebih banyak dihabiskan di klub-klub medioker, meski sempat beberapa tahun memperkuat Manchester United.
Selanjutnya, permusuhan itu terus ada, meskipun tidak sesengit pada tahun-tahun awalnya, sampai sekarang. Bisa dibilang, rivalitas saat ini sudah lebih sportif dan berjalan dengan lebih sehat�.
Tapi permusuhan yang sejak dulu telah begitu mengakar menjadikan duel diantara keduanya selalu menjanjikan sesuatu yang spesial.
Inilah mengapa duel antara Barcelona dengan Real Madrid yang terjadi setidaknya 2 kali setiap tahunnya (di liga Spanyol) disebut dengan EL CLASSICO,
karena memang menyajikan satu duel klasik dengan sejarah panjang terbentang dibelakangnya.
Meski berulang setiap tahun, akan tetapi saking monumentalnya duel ini membuat Johan Cruyff dan Bobby Robson ketika menjadi pelatih Barcelona pada era akhir 1980-an sampai akhir 1990-an sampai mengibaratkan el classico sebagai sebuah perang�, bukan sekedar pertandingan sepak bola.
Baik pelatih Real Madrid maupun pelatih Barcelona ketika menghadapi el classico akan merasa seperti membawa sepasukan 'serdadu' perang, bukan sebuah 'kesebelasan' sepak bola, karena begitu besarnya kehormatan yang dipertaruhkan
Demikian juga pertaruhan bagi pelatih, karena ketika dia diangkat sebagai pelatih seolah sudah ada beban yang diberikan oleh klub: "Anda boleh kalah dari siapa saja di liga ini, tapi JANGAN sampai kalah dari Real Madrid...!!
Meski begitu di dalam lapangan, peperangan� ini sepanjang sejarahnya selalu berlangsung dalam sportifitas yang tinggi, karena sportifitas pun merupakan satu bentuk kehormatan yang harus dijaga.
Ini soal nama baik.
Transfer pemain adalah salah satu bentuk perang di luar lapangan. Dalam hal ini, perpindahan pemain dari Barcelona ke Real Madrid (maupun sebaliknya) akan dianggap sebagai sebuah bentuk pengkhianatans Figo mungkin adalah salah seorang yang paling mengerti mengenai hal ini.
Direkrut oleh Barcelona pada tahun 1996, pemain Portugal yang kala itu bukan siapa-siapaa tersebut kemudian menemui masa-masa jayanya. Barcelona memberinya peranan signifikan sebagai sayap kanan tim, dan bersama Rivaldo membawa Barcelona berjaya pada akhir tahun 1990an.
Akan tetapi, pada tahun 2001, dunia tersentak ketika Figo menerima tawaran Real Madrid dengan iming-iming gaji dua kali lipat dan nilai transfer yang ketika itu menjadi rekor pembelian termahal seorang pemain sepak bola.
Nilai itu melebihi batas klausul transfer Figo, sehingga Barcelona harus menerima tawaran tersebut berdasarkan aturan Bosman. Meski begitu, transfer itu tetap tidak akan terjadi seandainya Figo secara pribadi tidak menerima tawaran Real Madrid. Toh akhirnya Figo berkhianat.
Dalam duel el classico tahun berikutnya, ketika pertandingan dilangsungkan di Nou Camp (kandang Barcelona), Figo menerima sambutan monumental yang mungkin tidak akan dilupakannya seumur hidup.
Seorang pendukung Barcelona di tengah-tengah pertandingan berhasil menerobos pagar petugas keamanan, sambil memakai bendera Barcelona sebagai jubah, kemudian berlari ke arah Figo membawa sebuah hadiah istimewa, yakni:
Sebuah kepala babi, lengkap dengan darah masih menetes dari lehernya. Ia kemudian melemparkan bendera Barcelona dan kepala babi itu ke arah Figo.
Figo sendiri hanya terdiam menunduk beberapa saat, lalu berjalan menjauh. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat itu, karena ia tahu kepala babi itu adalah simbol keserakahan dan pengkhianatan.
Dalam hal prestasi, Real Madrid memang masih di atas Barcelona.
Jarak prestasi itu terjadi terutama pada tahun 1950-1970an, ketika Real Madrid menjadi anak emas Franco dan memiliki kekuatan finansial jauh diatas Barcelona untuk membeli bintang-bintang sepakbola nan bersinar dari seluruh dunia dan tradisi itu masih berlanjut hingga sekarang.
Spoiler for Manchester United vs Liverpool:
sebelum kita bahas rivalitas MU-Liverpool,kita bahas dulu awal mulanya MU dan Liverpool berdiri,cekidott..
MU dibentuk pada tahun 1878 dengan nama Newton Heath Lancashire and Yorkshire Railway Football Club (Newton Heath LYR F.C.) oleh para pekerja rel kereta api di Newton Heath,tapi berganti nama jadi Manchester United karena beralih kepemilikan,dan mempunyai julukan THE RED DEVIL
Sementara sang rival The Reds ini berdiri pada 15 Maret 1892, didirikan oleh John Houlding. John Holding mendirikan Liverpool F.C. karena berselisih dengan klub sepakbola Everton F.C. yang ketika itu menyewa lapangan Anfield milik John Houlding.Liverpool terkenal dengan slogan nya yaitu You'll never walk alone
Gesekan mulai terjadi saat Manchester yg hanya berjarak 50 km dari kota Liverpool membangun sebuah kanal/terusan Manchester Ship Canal pada tahun 1894 yg membuat kapal-kapal perdagangan dapat potong kompas tanpa melewati kota Liverpool. Hal ini membuat perekonomian kota Liverpool yg terkenal dgn kota pelabuhan perlahan lesu. Sejatinya Manchester adalah kota industri terutama kapas dan tekstil

Pertemuan kedua kubu biasa disebut "North West Derby". Setiap pertemuan selalu menghadirkan atmosfer yg panas karena hanya kedua klub Inggris inilah yg bersaing ketat dalam koleksi gelar prestisius di tanah Inggris dan Eropa.. Gesekan semakin meluas ke dunia olahraga terutama sepakbola, bukan cuman di dunia sepakbola aja gan di dunia musik juga MU ama Liverpool bersaing, dimana Liverpool memiliki The Beatles, band yng fenomenal yg mampu menempatkan puluhan single di tangga-tangga lagu dunia. Selain The Beatles, Liverpool memiliki band-band top lainnya seperti Gary and The Peacemakers dan Lightning Sheeds. Sedangkan kota Manchester diwakili oleh Stone Roses, New Order, The Smiths, Oasis, dan Simply Red. Namun tidak semua band yg berasal dari Manchester adalah penggemar Manchester United karena pentolan Oasis yaitu Liam dan Noel Gallagher adalah fans Manchester City yg kebenciaannya terhadap Manchester United dituangkan dalam lagu "Who's a Fuck are Man Utd ?" ,dan saat MU dibantai City 6 – 1,Noel nunjukin 6 jarinya ke media,buat nyindir temen – temenya,dan keluarganya, yang sebagian banyak manchunian.
Pertandingan pertama United vs Liverpool di stadion Old Traford pada tanggal 19 februari 1910 berakhir petaka bagi United karna pertandingan itu harus dimenangkan oleh Liverpool dgn skor 4-3. setelah itu United mengalami masa sulit trophy karena harus puasa selama 41 tahun tanpa sebuah trophy pun.
Liverpool mengalami masa kejayaan pada era 70 dan 80 di tangan pelatih legendaris Bill Shankly yg kemudian diteruskan oleh Bob Paisley, Joe Fagan, dan Kenny Dalglish. Torehan 18 gelar Liga Inggris dan 5 gelar Liga Champion Eropa belum mampu dilewati oleh klub manapun di Inggris. Manchester United memulai kejayaan pada era 90 hingga kini di tangan pelatih Sir Alex Ferguson memiliki 18 gelar Liga Inggris dan 3 gelar Liga Champions Eropa. Namun utk gelar FA Cup, Manchester United masih unggul dgn koleksi 11 berbanding 7. Kepindahan Michael Owen ke Manchester United semakin menambah runcing perseteruan.
Tetapi diluar lapangan terjalin hubungan yg baik antara kedua klub. Sir Matt Busby pelatih Manchester United terdahulu adalah mantan pemain Liverpool (1933-1939) dan merupakan sahabat karib Bill Shankly. Saat Gerrard Houllier mengalami serangan jantung di tahun 2001, Sir Alex Ferguson lah pelatih pertama yg menjenguknya di Rumah Sakit.
Spoiler for Inter Milan vs Juventus:
Permusuhan antara Inter dan Juventus tidak akan pernah berakhir, persaingan antara dua klub paling sukses di Italia yang memiliki sejarah persaingan yang panjang, meskipun tidak ada yang tahu pasti bagaimana hal itu dimulai, sebagian besar berpikir bahwa persaingan dimulai pada pertandingan tahun 1960 / 1961 dan ketika itu Juventus membantai Inter dengan skor 9-1. Cerita dimulai pada bulan April 1961 saat Inter yang menduduki posisi kedua datang ke Turin untuk mengkudeta tempat pertama Juventus. Inter saat itu tertinggal empat poin di belakang Juventus dan sudah mengalahkan Juventus 3-1 pada awal musim di Milan. Sayang, Saat melawat ke markas Juventus karena jumlah pendukung Juventus yang datang melebihi kapasitas stadion, sehingga sekitar 5.000 pendukung tidak mendapatkan tempat duduk dan tumpah ruah ke pinggir lapangan dan sebagian lagi menduduki tempat yang disiapkan untuk pendukung Inter. Meskipun demikian, permainan tetap berjalan tetapi setelah setengah jam babak pertama, wasit memutuskan untuk menghentikan pertandingan karena pendukung Juventus berada di lapangan. Menurut aturan, Inter dianugerahi kemenangan 2-0 (Juventus pernah dapat kemenangan dalam kondisi yang sama beberapa tahun sebelumnya). Namun Juventus mengajukan banding atas keputusan tersebut kepada FIGC dan pada hari terakhir musim itu , sebelum kick off pertandingan terakhir, pengadilan memutuskan bahwa kemenangan Inter dicabut dan harus diadakan pertandingan ulang. Di mata para pemain dan pendukung Inter, putusan ini hampir memberikan Juventus gelar juara. Lebih parahnya, keputusan dibuat oleh kepala FIGC saat itu. Umberto Agnelli, presiden Juventus (dan ayah dari Andrea Agnelli). Presiden Inter Angelo Moratti (ayah dari presiden saat ini, Massimo Moratti) dan pelatih Helenio Herrera memutuskan bahwa mereka akan memainkan tim muda Inter untuk pertandingan ulang itu. Hasilnya adalah kekalahan 9-1 bagi Inter dan melahirkan persaingan yang berlanjut hingga hari ini. Hal yang mengejutkan mengingat bagaimana peristiwa yang terjadi 50 tahun lalu masih mewarnai permainan hari ini. Sejak itu, ada banyak pertandingan kontroversial dan tensi yang tinggi kerap mewarnai pertandingan Inter Vs Juventus.
Mengingat semua ini sejarah, drama, emosi, jelas bahwa ketika Inter dan Juventus bertanding, itu tidak dapat dinilai sebagai permainan sepak bola sederhana.
Spoiler for A.C Milan VS Inter Milan:
Sejarah rivalitas kedua klub tersebut, sebab selama 104 tahun, keduanya selalu bersaing untuk menentukan siapa penguasa Kota Milan sebenarnya.
Rivalitas bermula dari ketidakpuasan sebuah kelompok yang menyusul pecahnya “Milan Criket and Football Club” yang kini di kenal dengan AC Milan. Ketidakpuasan kelompok yang terdiri dari orang-orang Italia dan Swiss muncul karena dominasi orang-orang Italia dan Inggris di AC Milan.
Mereka memutuskan untuk memisahkan diri pada 9 Maret 1908 dan mendirikan klub sepakbola bernama Internazionale Milan alias Inter Milan. Kata Internazionale sendiri diambil dari keinginan para pendiri klub yang dihuni banyak pemain asing.
Berikut beberapa alasan lain mengapa duel musuh bebuyutan antara Il Diavolo Rosso (Setan Merah) melawan Il Biscione (Ular Raksasa) selalu membawa hawa panas.
Merah vs Biru
Dua warna dasar tersebut sering dianggap simbol pertentangan api-air dan protagonis-antagonis. Seragam Milan yang berwarna merah dianggap kontras dengan Inter yang identik dengan biru. Bukan kebetulan juga jika banyak hot derby lainnya yang memakai dua warna tersebut. Contoh, rivalitas Roma-Lazio, Manchester United-Manchester City dan Liverpool-Everton.
Milanisti vs Internisti
Awalnya, Milan didukung oleh para pendatang dari Italia Selatan yang mencari nafkah menjadi buruh kasar. Di sisi lain, pendukung Inter berasal dari warga kota yang bertipikal kalangan menengah atas. Meski tak signifikan lagi, persepsi tersebut sekarang terkadang masih tetap eksis.
Sosialis vs Liberalis
Sebelum Silvio Berlusconi mengklaim Milan, media mengindentikan Ultras Milan (suporter garis keras) berhaluan kiri yang berpaham sosialis. Sementara, tifosi Inter diasosiasikan berhaluan kanan yang berpaham konservatif atau liberalis.
Gianni Riverra vs Sandro Mazolla
Era 60-an, Milan dan Inter memiliki anak emas sepakbola yang bahkan berimbas jelek ke ranah timnas Italia kala itu. Selama berkarier di Timnas, Riverra yang berkostum Milan tak pernah bermain secara bersamaan dengan Mazolla yang berkostum Inter.
Kala final Piala Dunia 1970, Riverra tak dimainkan dan akhirnya kalah 1-4 atas Brazil. Pelatih Ferruccio Valcareggi dituding membuat kesalahan karena lebih mengedepankan Mazolla. Mengenai hal ini, kedua pemain sempat mengenangnya.
"Gianni dan saya tak pernah bermusuhan. Kami sama-sama mengakui keunggulan masing-masing. Malam sebelum turnamen dimulai, saya terkena disentri dan pelatih pun memainkan saya hanya pada babak pertama," tukas Mazzola membahas stafetta (pergantian pemain) yang dilakukan pelatih.
Rivera sendiri terkesan masih belum menerima kenyataan hanya bermain enam menit di final. "Ada tudingan miring yang ditujukan kepada kami, tapi saya tak tahu siapa. Kami mencapai final dan itu merupakan bukti sepakbola bisa dilakukan tanpa peran pelatih. Ada manuver yang menyebabkan saya tidak bermain di final," ujar Rivera saat mengenang momen 40 tahun yang lalu kepada Corriere della Sera seperti dilansir Goal.
Curva Sud vs Curva Nord
Curva adalah sebutan orang Italia untuk tribun penonton yang berada di belakang gawang. Posisi curva di stadion yang saling berhadapan memiliki peran penting bagi kedua suporter klub tersebut. Ultras Milan menduduki Curva Sud (tribun selatan) stadion, sedangkan Curva Nord (tribun utara) dikuasai Ultras Inter.
Brazil vs Argentina
Di era 2000-an, Milan memiliki poros Samba Brazil yaitu Dida, Kaka, Cafu, Serginho, Roque Junior dan Rivaldo, sedangkan Inter menyainginya dengan barisan Tango Argentina seperti Matias Almeyda, Hernan Crespo, Kily Gonzalez, dan Juan Sebastian Veron.
Rivalitas itu seolah mewakili persaingan dua negara eksportir pemain kelas dunia tersebut. Bahkan, hal itu masih berlanjut hingga sekarang, sebut saja Thiago Silva, Robinho, dan Alexandre Pato menghiasi skuad Milan, sementara di kubu Inter ada Esteban Cambiasso, Javier Zanetti, Walter Samuel dan Diego Milito.
Berlusconi vs Moratti
Tak hanya itu, rivalitas juga terjadi pada dua petinggi Milan dan Inter. Berlusconi anti-perubahan sedangkan Moratti pendukung perubahan. Berlusconi merupakan ‘Raja Media Italia’ sedangkan Moratti adalah ‘Raja Minyak’. Berlusconi senang bertahan dengan pemain veteran sementara Moratti terus melakukan perubahan.
Adidas vs Nike
Milan dan Inter tak pernah memakai sponsor yang sama. Sejak 1998, kedua klub tersebut didukung dua perusahaan yang juga berseteru di dunia bisnis. Milan menggunakan jasa Adidas yang merupakan peringkat satu Eropa sementara Inter memakai Nike yang berperingkat satu dunia.
Lanjut bawah Gan
Diubah oleh Townies46 02-06-2013 10:33
0
5.3K
Kutip
28
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan