Pada umumnya, orang-orang memilih kucing atau anjing sebagai hewan peliharaan mereka. Namun, sastrawan besar Rusia, Anton Chekhov, memilih untuk memelihara hewan peliharaan yang unik dan berbeda dari orang kebanyakan. Hewan itu adalah seekor musang, yang diberi nama Svoloch. Dalam suratnya, Chekhov menggambarkan hewan kesayangannya itu sebagai “perpaduan antara tikus dan buaya, harimau dan monyet”. Chekhov memelihara Svoloch selama kurang lebih satu setengah tahun, sebelum mendonasikannya ke kebun binatang Moskow, karena Chekhov harus bepergian. Sayangnya, ketika itu kebun binatang Moskow tidak memiliki reputasi yang begitu baik, dan dijuluki sebagai “kuburan hewan”. Musang Chekhov hanya sanggup bertahan hidup selama dua tahun di sana, meskipun sebenarnya musang sanggup hidup sampai 20 tahun.

Penulis Inggris ini memiliki kebiasaan yang ganjil. Untuk mendapatkan ide bagi tulisannya, ia gemar memanjat pohon mulberry sambil telanjang. Tidak jelas apa alasan kenapa Lawrence lebih memilih pohon mulberry daripada pohon maple atau mungkin apel. Mungkin bagi Lawrence, hanya pohon Mulberry yang mampu menstimulasi instingnya untuk kembali menulis.

Pujangga Jerman ini gemar menaruh apel busuk di bawah mejanya. Apel busuk rupanya mampu membangkitkan kenangan akan kebun buah di masa mudanya. Ketika ia merasa bingung untuk memilih kata yang tepat, ia akan menghirup sedikit bau apel busuk itu, dan dalam sekejap kata-kata akan mengalir ke dalam otaknya. Sahabat Schiller, Goethe, merasa takjub dengan kebiasaan sahabatnya ini. Padahal, perilaku Goethe yang menaruh tengkorak di atas mejanya, yang ia percaya sebagai tengkorak Schiller, pun sudah cukup aneh. Apalagi, hingga kini keberadaan tengkorak Schiller yang sebenarnya masih belum diketahui.

Penulis Rusia kelahiran Ukraina ini memiliki ketertarikan yang tinggi pada opera, yang memang tidak terdengar aneh. Pada tahun 1930, Shostakovich menggelar opera berdasarkan cerita “The Nose” karya Gogol, sekitar 80 tahun setelah kematian Gogol. Setahun setelahnya, tepatnya pada tahun 1931, pemerintah Uni Soviet memutuskan untuk memindahkan jenazah Gogol ke makam yang berbeda. Ketika itu, mereka menemukan jenazah Gogol dalam keadaan tertelungkup. Mungkinkah ia mendengar musik opera yang disukainya di dalam kubur, hingga melakukan hal-hal yang aneh? Atau mungkinkah dulu ia dikubur hidup-hidup...?

Sebagai filsuf Jerman yang pemikirannya berpengaruh dalam filsafat modern, wajar jika Immanuel Kant sering merasa sulit untuk beristirahat di malam hari. Namun, alih-alih meminum obat tidur, membaca buku, atau mungkin mendengarkan musik klasik, Kant memilih cara yang aneh untuk bisa tidur dengan nyenyak. Ia biasa membungkus tubuhnya dengan selimut hingga menyerupai mumi. Akibatnya, ia tidak bisa bangun tidur secara normal, dan membutuhkan asisten-asistennya untuk membangunkannya, tepat pukul lima subuh setiap harinya.

Charles Dickens adalah penulis kebanggaan Inggris yang memiliki kecintaan begitu besar pada binatang. Dickens memiliki dua ekor burung gagak, dua anjing St. Bernards, dua ekor Newfoundlands, seekor spaniel, seekor mastiff, seekor Pomeranian, seekor kucing, seekor burung kenari, dan seekor kuda poni. Nama mereka adalah Grip I, Grip II, Sultan, Linda, Don, Bumble, Timber, Turk, Mrs. Bouncer, Williamina, Dick, dan Newman Noggs.

Katherine Anne Porter adalah seorang penulis yang memenangkan penghargaan Pulitzer di tahun 1966. Beberapa saat sebelum kematiannya pada usia 90 tahun, Porter menyimpan sebuah peti mati Meksiko yang terbuat dari kayu pinus di apartemennya. Untuk apa ia menyimpan peti mati di apartemennya? Rupaya, ia menemukan kebahagiaan tersendiri dengan berdiri di dalam peti mati itu, dan mengejutkan tamu-tamunya. Porter memang dikatakan memiliki keintiman yang unik dengan kematian. Anehnya, setelah meninggal dunia, peti itu—yang kini dipajang di Katherine Anne Porter Room di Perpustakaan University of Maryland—tidak menjadi tempat peristirahatan terakhir Porter.