Kompor Quantum Kembali Raih "Top Brand"

Direktur Utama PT Aditec Cakrawiyasa, Rawono Sosrodimulyo (tengah) menerima penghargaan kompor Quantum yang meraih Top Brand 2013 dari Majalah Marketing di Hotel Mulia, Selasa (5/2/2012), untuk kategori home appliance kompor gas dan regulator.
JAKARTA, KOMPAS.com - PT Aditec Cakrawiyasa, produsen kompor Quantum kembali meraih Top Brand 2013 dari Majalah Marketing di Hotel Mulia, Selasa (5/2/2012), untuk kategori home appliance kompor gas dan regulator. Kompor Quantum meraih penghargaan ini untuk kelima kalinya secara berturut-turut sejak 2009 lalu.

Direktur Utama PT Aditec Cakrawiyasa, Rawono Sosrodimulyo, mengungkapkan, penghargaan ini menjadi sebuah motivasi bagi kerja keras ke depan. Apalagi, target laba produksi Quantum pada 2013 ini dipatok mencapai Rp 900 miliar.

"Sejauh ini kami memang lebih banyak di kompor dan regulator dan penghargaan ini tentu menjadikan kami semakin dikenal masyarakat luas. Ke depan, kami sudah menyiapkan inovasi untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat akan kompor yang hemat energi," ujar Rawono.

Ia berharap, sebagai karya anak bangsa, Quantum bisa menjadi alternatif untuk membendung serbuan produk-produk China yang semakin membanjir. "Sejauh ini kami yakin masih yang paling hemat, karena produk kompor kami padat tanpa sambungan. Ini jelas berbeda dengan kompor China yang banyak sambungannya," kata Rawono.

Ihwal inovasi tahun ini, kata Rawono, Aditec telah menyiapkan dua produk terbaru, yaitu kompor ekonomis dan kompor tanam. Kedua inovasi ini diharapkan bisa memperkuat capaian prestasi Quantum.

"Terutama inovasi pada kompor tanam ini yang akan kami luncurkan pada Juni-Juli nanti. Inovasinya bukan cuma timer sebagai warning, misalnya agar masakan tidak gosong, tapi akan benar-benar untuk mengatur waktu pemakaian kompor sesuai kebutuhan," ujarnya.

Kompor Quantum dan kompor China
Kompor Quantum adalah salah satu karya bangsa Indonesia. Kompor ini bermula dari tantangan pemerintah pada tahun kepada Rawono Sosrodimulyo, pimpinan Aditec Cakrawiyasa, untuk menandingi serbuan kompor-kompor murah buatan China. Aditec diminta untuk membuat kompor yang lebih murah dari kompor China dan tetap berkualitas.

Menanggapi permintaan tersebut, Rawono membeli kompor China yang masuk Indonesia dan mempretelinya hingga bagian-bagian paling sederhana. Harga eceran kompor buatan China itu pun menjadi patokan, saat itu Rp. 60.000,00. Aditec mengamati kompor China bisa murah karena menggunakan bahan baku scrap (besi/baja bekas) dan burnernya dibuat dari besi cor.
Walau begitu, ada celah untuk membuat kompor yang lebih murah dan lebih berkualitas. Kompor China terdiri dari banyak potongan besi, untuk menyambungkannya dibutuhkan banyak sekrup. Setelah dihitung, jumlahnya 48 buah sekrup. Insinyur Aditec memiliki ide untuk mendesain kompor dengan lebih sedikit sekrup sehingga biaya produksi bisa ditekan.

Mereka pun memodifikasi desain bodi kompor dan bisa mengurangi jumlah sekrup hingga mencapai 8 buah saja. Biaya produksi menjadi sangat murah hingga Aditec bisa meningkatkan kualitas kompor dengan menggunakan burner dari stainless steel yang lebih awet. Harga eceran saat itu pun lebih murah dari produk China, menjadi hanya Rp. 48.500. Kompor yang diberi nama Quantum (http://www.quantum-homeappliances.com/) ini pun berhasil mengalahkan serbuan produk-produk China yang sering ditakuti banyak pengusaha lokal.

Konsep meniru yang dilanjutkan dengan improvement berhasil membuat karya-karya mereka bersaing dengan produk yang sudah mapan.