Quote:
Jakarta: Pengamat Politik, Iberamsjah meragukan hasil survei Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) yang menyatakan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto di posisi teratas sebagai calon presiden 2014. Menurutnya, politik pencitraan yang dilakukan keduanya menipu masyarakat.
"Saya tidak yakin. Harus ada survei dengan metodologi yang sangat teliti. Karena masyarakat Jakarta menganggap Jokowi belum sepenuhnya memberikan solusi. Soal banjir, macet, dan KJS yang bermasalah kemarin," kata Iberamsjah kepada metrotvnews.com, Senin (27/5).
Kemarin, survei CSIS terhadap tujuh tokoh yang diprediksi akan diusung oleh parpol sebagai presiden 2014, menempatkan Jokowi di posisi teratas atas dengan elektabilitas 35,1 persen. Popularitas Jokowi disusul Prabowo Subianto 16,3 persen, Aburizal Bakrie (Ical) 7,4 persen, Megawati Soekarnoputri 5,9 persen, Jusuf Kalla 4,8 persen, Hatta Rajasa 2,7 persen, dan Ani Yudhoyono 0,9 persen.
CSIS kemudian mengerucutkan dengan mengambil empat capres. Hasilnya, Jokowi mendapat 40,9 persen, Prabowo 19,2 persen, Megawati 4,8 persen, dan Jusuf Kalla 5,9 persen.
Menanggapi hal ini, pengamat politik dari Universitas Indonesia itu menyatakan politik pencitraan yang dilakukan sejumlah tokoh itu telah menipu masyarakat. Menurutnya, kejujuran adalah modal yang sangat besar nilainya bagi seorang pemimpin.
"Pencitraan yang dilakukan menipu masyarakat. Prabowo harus jujur. Jangan hanya pasang iklan saja. Apa yang sudah ia lakukan untuk bangsa ini? Lalu apa yang akan dia lakukan? Harus jelas," ujarnya.
[url= m.metrotvnews.com/read/news/2013/05/27/156923/Pengamat-Elektabilitas-Jokowi-dan-Prabowo-Diragukan]SUMBERnya[/url]
gimance menurur agan agan...
