- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Orang Rusia Belajar Bahasa Indonesia & Nyanyi lagu Indonesia !
TS
reizz007
Orang Rusia Belajar Bahasa Indonesia & Nyanyi lagu Indonesia !
Quote:
Quote:
Jakarta - "Ketika saya mulai belajar bahasa Indonesia pertama kali, saya sulit membedakan ayah dan ayam. Jadi saat itu saya bilang, saya makan ayah."
Itulah cerita Nikita Yurchikov, pemuda Rusia berusia 19 tahun. Ceritanya tak ayal mendapat sambutan gelak tawa dari para hadirin.
Cerita lucu mahasiswa program studi Bahasa Indonesia di Moscow State University itu muncul dalam acara kumpul-kumpul warga Rusia pecinta Indonesia dan warga Indonesia di Rusia yang digelar di kediaman Dubes RI di Moskow, Djauhari Oratmangun, pertengahan Mei 2013 lalu yang juga dihadiri detikcom. Sejumlah mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Moskow juga terlihat.
Acara ini diisi menyanyi bersama dan berbagi cerita lucu sejumlah tamu saat pertama kali belajar bahasa Indonesia dan Rusia. Nikita menceritakan kisahnya dalam bahasa Indonesia yang jelas.
Cerita juga muncul dari Marina. Dia telah belajar bahasa Indonesia selama 10 tahun, yaitu di bangku kuliah selama 5 tahun dan selama 5 tahun bekerja di KBRI di Moskow.
Marina bercerita, dia pernah juga memperdalam bahasa Indonesianya di Universitas Indonesia, Depok. Nah, suatu ketika, Marina yang selama kuliah tinggal di sekitar kampus UI, berbelanja keperluan bersama temannya. Puas belanja, mereka pulang naik taksi.
Tapi taksi saja terus meluncur, menjauhi tujuan mereka. Marina lantas mengingatkan sopir taksi itu bahwa mereka telah melewati daerah tujuan. "Bapak, tapi kita sudah melewati kampus," begitu warning Marina.
Mendengar peringatan Marina, apa jawaban sopir itu? "Sopir itu menjawab, kampus mampus...kampus mampus...," ujar Marina, disambut tawa dan tepuk tangan. Tentunya sopir itu bermaksud bercanda.
Sedang pengalaman yang terkesan dari Maria saat belajar bahasa Indonesia adalah penggunaan kata 'gunung' dengan 'gunung api' dan 'kereta' dengan 'kereta api'.
Dalam acara santai itu muncul juga kenangan bahwa mempelajari bahasa Indonesia itu cukup sulit, sebab arus belajar awalan, akhiran, dan lain-lain. Hingga muncul cerita seseorang yang berpamitan (good bye) dari suatu acara, dia justru mengucapkan 'Selamat Meninggal'.
Di malam ramah tamah itu hadir juga seorang pria Rusia yang berbaju serba putih yang biasa dipanggil Pak Sergey. Pada tahun 70-an, dia bekerja di Indonesia dan mendapat 'nama akrab' Saragih.
Tampak pula Lyudmila Demidyuk, yang mengajar bahasa Indonesia di Moscow State University sejak 1963. Perempuan ini turut menyusun kamus bahasa Indonesia-Rusia yang dirilis tahun 2010 silam. Dia menghargai anak-anak muda Indonesia yang belajar bahasa Rusia.
"Yang terkesan bagi saya adalah melihat mahasiswa Indonesia mau mengenal Rusia dan belajar bahasa Rusia. Para anak muda itu sangat penting,"ujarnya.
Warga Indonesia juga mendapat jatah bercerita tentang pengalamannya belajar bahasa Rusia. Setelah pidato penuh ger-geran itu berakhir, acara dilanjutkan dengan makan malam. Hidangan yang disajikan khas Indonesia seperti oseng kacang panjang, sup buntut, gulai ikan, hingga sambal dan krupuk.
"Saya suka semua hidangan yang disajikan," komentar Nikita yang punya makanan favorit nasi goreng ini.
Itulah cerita Nikita Yurchikov, pemuda Rusia berusia 19 tahun. Ceritanya tak ayal mendapat sambutan gelak tawa dari para hadirin.
Spoiler for pic:
Cerita lucu mahasiswa program studi Bahasa Indonesia di Moscow State University itu muncul dalam acara kumpul-kumpul warga Rusia pecinta Indonesia dan warga Indonesia di Rusia yang digelar di kediaman Dubes RI di Moskow, Djauhari Oratmangun, pertengahan Mei 2013 lalu yang juga dihadiri detikcom. Sejumlah mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Moskow juga terlihat.
Acara ini diisi menyanyi bersama dan berbagi cerita lucu sejumlah tamu saat pertama kali belajar bahasa Indonesia dan Rusia. Nikita menceritakan kisahnya dalam bahasa Indonesia yang jelas.
Cerita juga muncul dari Marina. Dia telah belajar bahasa Indonesia selama 10 tahun, yaitu di bangku kuliah selama 5 tahun dan selama 5 tahun bekerja di KBRI di Moskow.
Marina bercerita, dia pernah juga memperdalam bahasa Indonesianya di Universitas Indonesia, Depok. Nah, suatu ketika, Marina yang selama kuliah tinggal di sekitar kampus UI, berbelanja keperluan bersama temannya. Puas belanja, mereka pulang naik taksi.
Tapi taksi saja terus meluncur, menjauhi tujuan mereka. Marina lantas mengingatkan sopir taksi itu bahwa mereka telah melewati daerah tujuan. "Bapak, tapi kita sudah melewati kampus," begitu warning Marina.
Mendengar peringatan Marina, apa jawaban sopir itu? "Sopir itu menjawab, kampus mampus...kampus mampus...," ujar Marina, disambut tawa dan tepuk tangan. Tentunya sopir itu bermaksud bercanda.
Sedang pengalaman yang terkesan dari Maria saat belajar bahasa Indonesia adalah penggunaan kata 'gunung' dengan 'gunung api' dan 'kereta' dengan 'kereta api'.
Dalam acara santai itu muncul juga kenangan bahwa mempelajari bahasa Indonesia itu cukup sulit, sebab arus belajar awalan, akhiran, dan lain-lain. Hingga muncul cerita seseorang yang berpamitan (good bye) dari suatu acara, dia justru mengucapkan 'Selamat Meninggal'.
Di malam ramah tamah itu hadir juga seorang pria Rusia yang berbaju serba putih yang biasa dipanggil Pak Sergey. Pada tahun 70-an, dia bekerja di Indonesia dan mendapat 'nama akrab' Saragih.
Tampak pula Lyudmila Demidyuk, yang mengajar bahasa Indonesia di Moscow State University sejak 1963. Perempuan ini turut menyusun kamus bahasa Indonesia-Rusia yang dirilis tahun 2010 silam. Dia menghargai anak-anak muda Indonesia yang belajar bahasa Rusia.
"Yang terkesan bagi saya adalah melihat mahasiswa Indonesia mau mengenal Rusia dan belajar bahasa Rusia. Para anak muda itu sangat penting,"ujarnya.
Warga Indonesia juga mendapat jatah bercerita tentang pengalamannya belajar bahasa Rusia. Setelah pidato penuh ger-geran itu berakhir, acara dilanjutkan dengan makan malam. Hidangan yang disajikan khas Indonesia seperti oseng kacang panjang, sup buntut, gulai ikan, hingga sambal dan krupuk.
"Saya suka semua hidangan yang disajikan," komentar Nikita yang punya makanan favorit nasi goreng ini.
Quote:
Rayuan Pulau Kelapa
Masih ada bagian yang menarik dari acara malam itu yaitu acara dibuka dengan menyanyikan lagu nasional Rayuan Pulau Kelapa karya Ismail Marzuki. Dubes Djauhari Oratmangun bersama sejumlah warga Rusia menyanyikan lagu itu dalam bahasa Indonesia diiringi organ. Setelah itu dilanjutkan lagu yang sama dalam bahasa Rusia.
Oh, rupanya lagu Rayuan Pulau Kelapa cukup populer di kalangan warga senior Rusia! Mengapa bisa terjadi? Menurut Djauhari, itu terjadi saat hubungan Indonesia-Uni Soviet sedang mesra-mesranya di tahun 50-an hingga awal 60-an. "Saat itu orang-orang Soviet menyanyikan lagu tersebut dalam bahasa Rusia," kisahnya.
Awal pekan ini, Djauhari berjumpa dengan Gerogi Grecko, salah satu astoronot besar Rusia yang masih hidup. "Begitu ketemu (dia) langsung nyanyikan lagu Rayuan Pulau Kelapa bahasa Rusia," ceritanya.
Masih ada bagian yang menarik dari acara malam itu yaitu acara dibuka dengan menyanyikan lagu nasional Rayuan Pulau Kelapa karya Ismail Marzuki. Dubes Djauhari Oratmangun bersama sejumlah warga Rusia menyanyikan lagu itu dalam bahasa Indonesia diiringi organ. Setelah itu dilanjutkan lagu yang sama dalam bahasa Rusia.
Oh, rupanya lagu Rayuan Pulau Kelapa cukup populer di kalangan warga senior Rusia! Mengapa bisa terjadi? Menurut Djauhari, itu terjadi saat hubungan Indonesia-Uni Soviet sedang mesra-mesranya di tahun 50-an hingga awal 60-an. "Saat itu orang-orang Soviet menyanyikan lagu tersebut dalam bahasa Rusia," kisahnya.
Awal pekan ini, Djauhari berjumpa dengan Gerogi Grecko, salah satu astoronot besar Rusia yang masih hidup. "Begitu ketemu (dia) langsung nyanyikan lagu Rayuan Pulau Kelapa bahasa Rusia," ceritanya.
Quote:
Tanah airku Indonesia
Negeri elok amat kucinta
Tanah tumpah darahku yang mulia
Yang kupuja sepanjang masa
................
Spoiler for sumber:
0
3.1K
Kutip
26
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan