- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
BI: BBM Naik, Pertumbuhan Ekonomi Melemah


TS
putroephang
BI: BBM Naik, Pertumbuhan Ekonomi Melemah
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, Senin 27 Mei 2013, menyatakan, rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan membuat pertumbuhan ekonomi sedikit melemah dan inflasi menguat.
Agus menjelaskan, kenaikan harga premium sebesar Rp6.500 per liter dan solar Rp5.500 per liter akan membuat perekonomian Indonesia terkoreksi dari 6,8-7,2 persen menjadi 6,2 persen.
Meski pertumbuhan ekonomi terkoreksi, Agus melihat kenaikan harga BBM akan berdampak positif bagi neraca perdagangan. Selain itu, upaya tersebut dapat menstabilkan nilai tukar rupiah di kisaran Rp9.600-9.800 per dolar AS di tengah tekanan depresiasi nilai tukar.
Sementara itu, dari sisi inflasi, kenaikan harga BBM subsidi akan meningkatkan inflasi sebesar 2,4 persen menjadi 7,76 persen dengan inflasi inti 4,38 persen. Kenaikan inflasi dipicu oleh lonjakan harga pangan 11,7 persen.
Walaupun memberikan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi, Agus menegaskan kenaikan harga BBM subsidi diperlukan untuk menjaga kestabilan ekonomi Indonesia. Impor dan subsidi BBM yang tinggi akan memberikan tekanan terhadap neraca transaksi berjalan serta kesinambungan fiskal.
"Kebijakan penyesuaian BBM subsidi merupakan langkah yang perlu diambil. Meskipun menimbulkan tekanan inflasi yang tinggi, upaya itu akan bersifat sementara sekitar 2-3 bulan," kata mantan menteri keuangan itu di Gedung DPR-RI.
Menurut dia, kebijakan menaikkan harga BBM subsidi akan berdampak positif dalam jangka menengah dan panjang, karena memperkuat neraca pembayaran serta mendukung kesinambungan ekonomi nasional.
"BI akan menempuh berbagai langkah kebijakan terukur agar inflasi tetap dapat dijaga," katanya.(sumber)
Cuma korupsi aja yang makin kuat,,,,


Agus menjelaskan, kenaikan harga premium sebesar Rp6.500 per liter dan solar Rp5.500 per liter akan membuat perekonomian Indonesia terkoreksi dari 6,8-7,2 persen menjadi 6,2 persen.
Meski pertumbuhan ekonomi terkoreksi, Agus melihat kenaikan harga BBM akan berdampak positif bagi neraca perdagangan. Selain itu, upaya tersebut dapat menstabilkan nilai tukar rupiah di kisaran Rp9.600-9.800 per dolar AS di tengah tekanan depresiasi nilai tukar.
Sementara itu, dari sisi inflasi, kenaikan harga BBM subsidi akan meningkatkan inflasi sebesar 2,4 persen menjadi 7,76 persen dengan inflasi inti 4,38 persen. Kenaikan inflasi dipicu oleh lonjakan harga pangan 11,7 persen.
Walaupun memberikan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi, Agus menegaskan kenaikan harga BBM subsidi diperlukan untuk menjaga kestabilan ekonomi Indonesia. Impor dan subsidi BBM yang tinggi akan memberikan tekanan terhadap neraca transaksi berjalan serta kesinambungan fiskal.
"Kebijakan penyesuaian BBM subsidi merupakan langkah yang perlu diambil. Meskipun menimbulkan tekanan inflasi yang tinggi, upaya itu akan bersifat sementara sekitar 2-3 bulan," kata mantan menteri keuangan itu di Gedung DPR-RI.
Menurut dia, kebijakan menaikkan harga BBM subsidi akan berdampak positif dalam jangka menengah dan panjang, karena memperkuat neraca pembayaran serta mendukung kesinambungan ekonomi nasional.
"BI akan menempuh berbagai langkah kebijakan terukur agar inflasi tetap dapat dijaga," katanya.(sumber)
Cuma korupsi aja yang makin kuat,,,,



0
774
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan