- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Lebih Seru dari Sapi PKS? KPK akan Bongkar Centurygate pasca SMI "bernyanyi" di AS
TS
sharita
Lebih Seru dari Sapi PKS? KPK akan Bongkar Centurygate pasca SMI "bernyanyi" di AS
Abraham Samad, boss KPK
Keterangan Sri Mulyani Bisa Bongkar Centurygate, Kata Samad
Sun, 26/05/2013 - 19:32 WIB
RIMANEWS-Keterangan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa membuka tabir penyidikan kasus pengucuran dana pada Bank Century senilai Rp 6,7 triliun. Selain keterangan, Direktur Bank Dunia ini juga menyerahkan sejumlah dokumen baru. Demikian dikatakan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad. "Kabar yang menggembirakan itu karena keterangan Sri Mulyani yang diberikan di Amerika pada penyidik adalah keterangan yang tidak pernah diberikan sebelumnya. Dan keterangan ini bsa membuka peluang terbongkarnya kasus century," Samad pada wartawan di sela acara Lokakarya Jurnalis Anti Korupsi, Jumat, 25 Mei 2013.
Keterangan Sri Mulyani ini akan bernilai sempurna, kata Samad, jika didukung oleh keterangan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Mulya yang sebelumnya sudah menjadi tersangka dalam kasus ini. Selain keterangan, Sri Mulyani juga menyerahkan sejumlah dokumen penting. "Ya ada dokumen-dokumen juga yang sebelumnya belum pernah diserahkan," jelas Samad.
Sementara itu, soal anggota Tim Pengawas Century yang menyatakan bahwa keterangan Sri Mulyani biasa saja, Samad tidak sependapat. "Enggak. Yang diberikan di Amerika. Keterangan yang diberikan Sri Mulyani di Amerika adalah keterangan yang tidak pernah diberikan sebelumnya," katanya meyakinkan. Tapi ia menghargai komentar Timwas. "Saya pikir wajar saja orang mau berpendapat lain. Kita hargailah," katanya.
Sementara itu, Samad selanjutnya mengklarifikasi, bahwa tim KPK tidak datang untuk memenuhi panggilan Timwas di DPR karena memang terbentur kode etik, bukan karena tidak siap. "Jadi begini, alasan KPK tidak datang karena Timwas memanggil juga orang-orang dari BI. Dan orang-orang itu punya potensi di kemudian hari kita periksa. Jadi kita tidak boleh ada kode etik, kita tidak boleh ketemu dengan orang yang akan kita periksa. Sebenarnya itu," katanya.
Yang dikhawatirkan Samad lagi, adalah Timwas mengkonfrontir KPK dan BI. "(Karena itu) Seandainya Timwas kemarin hanya memanggil KPK saja, tidak diisertai dengan pejabat-pejabat BI yang hadir, maka KPK akan datang," katanya. Selain Sri Mulyani, Samad menambahkan, ada satu lagi saksi yang akan diperiksa. Yakni seorang pejabat BI yang sedang kuliah di Australia. "Minggu depan depan mungkin penyidik berangkat," katanya.
KPK mengumumkan penetapan Budi Mulya dan Siti Chalimah Fadjrijah, Deputi Gubernur Bank Indonesia Bidang Pengawasan, sebagai tersangka pada 20 November silam. Mereka disangka menyalahgunakan wewenang dalam pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) kepada Bank Century tahun 2008. Modusnya adalah mengubah syarat Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) penerima FPJP dari minimal 8 persen menjadi 2,35 persen. Jadi CAR Century yang rendah mendapat dana bantuan Rp 502,07 miliar.
Untuk memperdalam kasus ini, KPK memeriksa Sri Mulyani Indrawati secara intensif pada 30 April hingga 2 Juni kemarin di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC, Amerika Serikat. Dana beberapa pejabat BI yang juga merupakan saksi dan tersebar di berbagai belahan dunia.
http://www.rimanews.com/read/2013052...ate-kata-samad
Info dari Sri Mulyani Diyakini Perkuat Indikasi Adanya Itikad Tidak Baik Dalam Bailout Century
Thu, 09/05/2013 - 23:31 WIB
RIMANEWS-Setelah mendapatkan informasi dari mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diyakini akan sangat berhati-hati dalam menuntaskan skandal dana talangan Rp6,7 triliun ke Bank Century."Pemeriksaan itu merupakan bentuk kehati-hatian KPK. Kami percaya ada dimensi dan data penting yang disampaikan Sri Mulyani mengingat pernyataannya selama ini," kata anggota Tim Pengawas (Timwas) DPR dalam Skandal Bank Century dari PDIP Hendrawan Supratikno di Jakarta, Kamis (9/5).
Ia memaparkan pernyataan Sri Mulyani selama ini memang sangat membantu, termasuk data Bank Indonesia (BI) yang banyak tidak akurat. Sebab, Bank Century bukan rontok melainkan karena krisis melainkan mismanajemen. Dan hal itu, menurut dia, telah sepengetahuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena selalu diberi laporan. "Info dari Sri Mulyani akan memperkuat indikasi adanya iktikad tidak baik dari pemberian fasilitas pinjaman jangka pendek (FPJP) dan penetapan Century sebagai bank gagal berdampak sistemik," tandasnya.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah memeriksa Sri Mulyani Indrawati yang saat ini menjabat Direktur Pelaksana Bank Dunia di Washington DC, Amerika Serikat. Sri Mulyani sudah diperiksa dua kali, yakni pada 30 April dan 1 Mei 2013. Dalam kasus ini, KPK baru menetapkan mantan Deputi Bidang IV Pengelolaan Devisa Bank Indonesia Budi Mulya sebagai tersangka pada 7 Desember 2012, sedangkan mantan Deputi Bidang V Pengawasan BI Siti Chodijah Fajriah dianggap bisa dimintai pertanggungjawaban hukum.
Pemberian pinjaman ke Bank Century bermula saat bank itu mengalami kesulitan likuiditas pada Oktober 2008. Namun, Century tidak memenuhi syarat mendapatkan FPJP karena kesulitan likuiditas akibat penarikan dana nasabah dalam jumlah besar secara terus-menerus. Rasio kecukupan modal (CAR) Century juga tidak mencukupi, hanya 2,02%. Padahal, syarat mendapat bantuan adalah CAR harus 8%. Namun, bantuan tetap digelontorkan pemerintah dalam hal ini BI karena permasalahan Century dianggap bisa berpengaruh secara sistemik terhadap perekonomian nasional.
http://www.rimanews.com/read/2013050...dak-baik-dalam
Quote:
----------------------------
Gara-gara kita terus disajikan KPK berbagai mini seri sinetron pemberantasan korupsi, lupalah kita semuanya kalau infra struktur ekonomi masih banyak yang terbengkalai. Lupa kalau utang Negara kini sudah tembus angka 2000 triliun rupiah. Lupa kalau SDA dan pasar ekonomi dalam negeri semakin besar saja porsi asing yang menguasai dan menjarahnya. Lupa kalau kwalitas pendidikan tidak semakin baik, tapi malahan semakin amburadul. Lupa ancaman separatisme ingin merdeka di Papua, bisa semakin membara, apalagi mulai ada negeri asing yang mengomporinya. Lupa kalau narkoba yang beredar di dalam negeri asal negeri asing kini sudah melebihi omzet 48 triliun rupiah setahunnya, dengan korban sekitar 5 jutaan warga yang masih muda. Semuanya lupa. Mungkin mati pun sudah lupa, seakan-akan masih hidup seribu tahun lagi
0
5.6K
61
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan