[IGO]Wanita dibalik design alat kampanye Ganjar Pranowo
TS
khargniche
[IGO]Wanita dibalik design alat kampanye Ganjar Pranowo
Spoiler for Cek Repost:
tiada repost diantara kita
Hari ini, pemungutan suara wilayah jateng dilakukan. Hasil quick count mengatakan, pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sujatmoko unggul sementara dengan kisaran suara 46%.
Tapi agan2 tau ga, dibalik kemenangan om Ganjar Pranowo, ternyata ada cewek IGO yang memberi full support, di lapangan dan juga melalui design alat kampanyenya.
Siapakah dia????
Monggo di cek sedikit tulisannya
Spoiler for Cindy Tachibana:
SEJAK ditetapkan oleh DPP PDIP sebagai Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, gelombang dukungan mengalir kepada Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko. Dari struktural partai hingga para relawan, rajin terlibat dalam kegiatan pemenangan.
Meski tidak dibayar, mereka bekerja 24 jam, melupakan aktifitas pribadi, bahkan tidak pulang berhari-hari.
Menyebut satu persatu jelas tidak mungkin, karena jumlah relawan banyak sekali. Tapi ada satu yang paling mencolok dan menjadi buah bibir. Dia, Cindy Tachibana.
Gadis berambut panjang ini muncul kali pertama pada acara pengundian nomor urut calon di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah, 16 April lalu. Dengan wajah cantik dan kulit putih, Cindy jelas menonjol di tengah para kader partai yang harus bersyukur dikaruniai tampang standar.
Apalagi, waktu itu alumni Chatsworth International School itu terus mondar-mandir dengan kamera di tangan. Maka, setiap lelaki di Aula KPU saat itu tepergok mencuri pandang. Dari para relawan Ganjar sendiri, tim sukses rival, petugas KPU dan tentu saja para jurnalis.
Tapi, sungguh sebuah pelecehan jika hanya menghargai Cindy sebatas pada fisiknya yang bening. Dia ahli desain grafis, jago branding, seorang fashion photographer, pintar menggambar, berpengetahuan luas serta menguasai bahasa Inggris dan Jepang. Maka, jika kejelitaan para model hanya sanggup bertahan lima menit, pesona Cindy tak akan lekang sekalipun Isrofil meniup sangkakala.
Baiklah, sudah cukup rayuan kanebo basahnya, kita kembali pada inti cerita. Cindy adalah relawan di tim pemenangan Ganjar – Heru di bagian kreatif. Kini hampir semua desain iklan, baliho dan poster Ganjar – Heru adalah buah dari kelentikan jari dan kecerdasan imajinasinya. Di tangannyalah, citra calon dari PDIP itu berada.
Cewek kelahiran Jakarta 19 November 1990 itu semula adalah gadis kota biasa yang antipati dengan politik. Lulusan Jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Bina Nusantara Jakarta itu lebih banyak berkarya untuk kebutuhan majalah fashion dan desain grafis.
Suatu ketika, kakaknya, Rico Valentino mengenalkannya dengan Ganjar. Rico mengenal Anggota Komisi II DPR RI itu sebagai teman kuliah di Program Pascasarjana FISIP Universitas Indonesia.
“Sekali ketemu, aku rasa mas Ganjar adalah orang cerdas, punya ide-ide bagus dan salah satu orang yang bisa diharapkan untuk membuat perubahan,” katanya, pada suatu sore yang ramai di Kantor DPD PDIP Jateng.
Maka ketika Ganjar resmi mendapat rekomendasi dari Megawati, Cindy memutuskan menjadi relawan. Ia menyumbangkan keahliannya dalam bidang desain grafis yang ternyata sangat cocok dengan karakter Ganjar. Salah satu desain Cindy adalah iklan Ganjar – Heru berlatar belakang gelap “Enom, Resik, Mlethik” sebesar satu halaman di Suara Merdeka beberapa hari lalu.
“Ini tantangan baru karena sasaran massa sangat massif. Kadang saya dibebaskan berkreasi, kadang sudah diberi rule,” tuturnya.
Cindy menyelesaikan satu desain dalam satu hingga dua hari. Mulai iklan di media, baliho, stiker, leaflet, brosur, hingga kop surat. Terbaru, anak bungsu dari empat bersaudara itu sedang membuat komik visi misi Ganjar. Dari contoh grafis kasar karakter Ganjar yang ia tunjukkan, sekilas mirip tokoh kartun The Simpson.
Ganjar jelas harus berterimakasih pada kreatifitas Cindy yang berkesan muda, enerjik dan dinamis itu. Sebab semua desain itu diberikan cuma-cuma, alias gratis. Cindy bahkan rela pergi pulang dari rumahnya di Jakarta Selatan untuk menginap di rumah kontrakan relawan di Semarang.
“Sekarang pandangan saya tentang politik berubah. Ternyata tidak seburuk yang ada di media, orang-orangnya pun tidak seseram yang saya bayangkan. Ternyata menyenangkan,” katanya sembari tersenyum begitu manisnya.(*)