Kaskus

Entertainment

viitcinndyAvatar border
TS
viitcinndy
Bukan biopic, tapi film ini tonjolkan Soeharto berlebihan
Secara jumlah, film Indonesia yang menampilkan sosok seorang presiden tentu kalah jauh ketimbang film buatan Hollywood yang kerap menampilkan sosok presiden Amerika Serikat.

Film Indonesia yang menampilkan aktor berperan sebagai presiden masih bisa dihitung jari. Salah satu film terkenal yang menampilkan sosok presiden adalah film Pengkhianatan G30S/PKI (1984).

Meski tidak mengaku sebagai film biopic atau biografi tokoh tapi film ini bisa dibilang 'terasa' Soeharto sekali. Sebab, sosok Soeharto dalam film itu sangat dominan.

Terlebih di film itu Soeharto bisa disebut ditampilkan sebagai sosok pahlawan yang mampu menumpas orang-orang komunis yang dianggap berkhianat kepada negara. Di film garapan Arifin C Noer itu aktor Amoroso Katamsi memerankan sosok Mayor Jenderal Soeharto .

Untuk memerankan Soeharto , Amoroso mempelajari tulisan maupun mengamatinya. Dia mengaku bangga bisa memerankan tokoh sentral di film ini. Namun demikian, dia juga mengaku mengalami kesulitan.

"Gejolak emosional Pak Harto hampir-hampir tidak tampak," ujar Amoroso dalam artikel Pengkhianatan Bersejarah dan Berdarah di sebuah media nasional.

Dia mengaku sempat terganggu dengan pergumulan pemikiran di dalam dirinya yang menilai apakah aktingnya sudah tepat. Tapi Amoroso akhirnya yakin dengan kemampuannya sendiri.

"Ketika berhadapan dengan kamera, saya merasa sebagai Pak Harto, bukan imitasi Pak Harto," katanya.

Sebelum film G30S/PKI, sosok Soeharto juga begitu menonjol di fil Janur Kuning yang diproduksi pada 1979. Film ini disutradarai oleh Alam Rengga Rasiwan Surawidjaja.

Dalam film yang mengisahkan perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman itu, Soeharto diperankan oleh aktor Kaharuddin Syah. Di film itu sosok Letkol Soeharto mengisi hampir seluruh film dan digambarkan sebagai pribadi yang ganteng, tenang, dan berwibawa.

Film ini menceritakan soal peran Soeharto bergerilya dan memimpin Serangan Umum 1 Maret, hingga penyerahan kedaulatan di Yogyakarta. Dalam sebuah adegan, Soeharto berjalan tujuh hari tujuh malam untuk mengkoordinir pasukannya.

Di sini pula terlihat Soeharto menggagas Serangan Umum 1 Maret. Di satu adegan, warga juga tampak bersuka ria dengan kedatangan Soeharto ke sebuah desa.

"Film itu tidak obyektif. Peran Soeharto terlalu ditonjolkan. Film itu hanya berisi bagaimana sosok Soeharto yang begitu teguh. Berjuang sekuat tenaga, dan sebagainya. Sosok lain dikecilkan dalam film ini," ujar sejarawan Asvi Warman Adam kepada merdeka.com beberapa waktu lalu.

sumber
0
1.4K
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan