- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pasangan Abah Anton-Sutaji menangi 3 Quick Count Pilkada Kota Malang


TS
Ngawalulub
Pasangan Abah Anton-Sutaji menangi 3 Quick Count Pilkada Kota Malang
Dimenangkan Tiga Quick Count

MALANG– Sesuai prediksi Malang Post, Pemilukada Kota Malang secara langsung yang ketigakalinya kemarin, hanya ‘diikuti’ tiga pasangan. Yakni pasangan Sri Rahayu - Priyatmoko Oetomo (SR-MK), Heri Pudji Utami - Sofyan Edi Jarwoko (DADI) dan Moch Anton – Sutiaji (AJI).
Sedang lainnya, Dwi Cahyono - Muhammad Nur Uddin (Dwi – Uddin), Mujais – Yunar Mulya (Ra-Ja) dan Agus Dono – Arif HS (DOA)
hanya sekadar jadi ‘simpatisan’.
Paling tidak dari tiga hasil perhitungan cepat (quick count), hingga berita ini ditulis, ketiga kontestan itulah yang meraih suara cukup signifikan. Meski secara keseluruha, perhitungan cepat itu menempatkan pasangan Moch Anton – Sutiaji (AJI), sebagai pemenang.
Tiga lembaga yang melakukan perhitungan cepat, Lingkaran Survey Indonesia (LSI), FISIP UMM dan Lapora UB, melansir angka 46-48 persen untuk kemenangan calon yang diusung PKB dan Gerindra tersebut. Itu berarti, rasa-rasanya tinggal menunggu kepastian dari hasil real count saja, untuk Abah Anton – panggilan akrab Moch Anton – menuju Ijen 2, rumah dinas Wali Kota Malang.
Di posisi kedua, calon yang digadang-gadang PDI Perjuangan, Sri Rahayu – Priyatmoko Oetomo (SR-MK) hanya mampu mengumpulkan 21-22 persen suara. Sementara istri Wali Kota Malang, Heri Pudji Utami yang berpasangan dengan Sofyan Edi Jarwoko (DADI), meraih 18 persen suara.
Sedangkan tiga pasangan calon lain, Dwi – Uddin meraih 5 persen suara, DOA mendapatkan 3 persen suara dan pasangan Ra-Ja hanya bisa meraup 2 persen suara.
Manajer Riset LSI, Setia Darma menyebut, sukses Abah Anton meraih suara terbanyak tak lepas dari keberhasilan pasangan ini menggaet swing voters (masa mengambang) sebesar 54,2 persen.
‘’Juga menggaet undecided voters atau pemilih yang merahasikan suaranya sebanyak 39,8 persen,’’ tegas Setia Darma, ketika merilis hasil surveynya kemarin.
Dari data per kecamatan, kemenangan tertinggi Abah Anton berada di Lowokwaru sebesar 57,43 persen. Kecamatan itu merupakan homebase pengusaha Tionghoa muslim itu. Adapun kemenangan terendah berada di Kecamatan Blimbing sebesar 43,06 persen.
‘’Dengan demikian, Abah Anton bisa melawan dua kekuatan besar yang berebut satu ladang, yakni Heri Pudji Utami dan Sri Rahayu,’’ jelasnya.
Quickcount LSI sendiri menggunakan metode SMS dengan kode tertentu ke SMS Center. Mereka menyebar relawan ke 223 TPS dari total 1202 TPS se Kota Malang. Persentase kemenangan AJI sendiri dengan sampling error satu persen, bisa turun atau naik.
Sedangkan, Direktur Strategis Lingkaran Survey Indonesia (LSI) Agus Budi Prasetyo Hadi juga menambahkan, sesuai survei sebelumnya, warga Kota Malang ternyata juga tak puas dengan kinerja walikota sebelumnya. Padahal, walikota merupakan representasi dari Heri Pudji Utami.
‘’Indeks ketidakpuasan terhadap walikota mencapai 47 persen,’’ imbuhnya.
Kemunculan dua calon walikota perempuan sendiri, tak menjadi harapan warga Malang. Kata Budi sapaan akrabnya, sebagian besar masyarakat lebih menginginkan pemimpin seorang laki-laki. Walaupun masih bisa menerima jika dipimpin perempuan, 67,3 persen. ‘’Abah Anton menang karena masyarakat idamkan pemimpin laki-laki,’’ ujarnya.
Faktor kedua adalah keinginan munculnya sebuah perubahan, yakni dengan pemimpin baru. Diakui untuk keterkenalan, Heri Pudji Utami lebih unggul daripada Abah Anton, 91 persen. Namun, untuk tingkat kesukaan, ternyata masyarakat lebih menyukai Abah Anton.
‘’Tagline Peduli Wong Cilik cukup efektif. Itu ditunjukkan pula dengan sikapnya yang banyak berbuat untuk masyarakat kecil. Tinggal nanti komitmennya untuk masyarakat kecil yang harus diawasi rekan media semua,’’ urai Budi.
Terpisah, pasangan Abah Anton, Sutiaji kepada Malang Post, membenarkan perhitungan tersebut. ‘’Kami sudah tahu kondisi itu dan berhasil menggaet masa mengambang diatas 52 persen,’’ ujar Sutiaji.
Ditemui di Hotel Santika, Sutiaji mengakui bahwa selama ini posisi AJI dianggap sebagai kuda hitam. Namun, kepastian menang sudah diketahui dengan hitungan dan survei terdahulu. ‘’Dalam survey sebelumnya, Aji menang 31 persen, SR-MK 12,7 persen dan Da-Di 11,6 persen,’’ tegas Politisi PKB ini.
Pengamat dan guru besar Universitas Brawijaya (UB), Prof Ahmad Erani berpendapat, masyarakat Kota Malang sudah cukup cerdas untuk memilih pemimpinnya.
Terbukti pasangan calon yang dianggap cerminan rezim lama tidak mendapatkan suara mayoritas. Justru sosok baru muncul dan mencuri hati masyarakat yang sudah sangat menginginkan adanya perubahan.
Menurut guru besar termuda UB ini, hasil pilkada Kota Malang kemarin menjadi cermin dari akumulasi dua hal.
Pertama, masyarakat Malang merasa 10 tahun ini Kota Malang mengalami perkembangan ekonomi, tapi hanya mampir untuk golongan menengah ke atas. Sebaliknya, masyarakat bawah tidak memeroleh manfaat yang besar.
‘’Masyarakat menginginkan adanya perubahan, sementara pasangan calkon tertentu dianggap cerminan dari rezim lama yang tidak akan menguntungkan bagi mereka,’’ ungkap Erani.
Ia berpendapat masyarakat menganggap bahwa pasangan Dadi mewakili kelompok lama. Sehingga ada kecenderungan untuk tidak memilih dengan harapan ada perubahan.
Hal yang kedua menjadi penyebab kemenangan AJI adalah diuntungkan oleh perpecahan PDIP yg konstituennya lari ke Dadi dan SR-MK. Inilah yang dimanfaatkan secara bagus oleh AJI untuk meraup keuntungan.
Dan hal lain lanjutnya kalangan terpelajar di Malang tidak suka dengan praktik nepotisme dalam politik, sehingga tidak memberikan suara ke Dadi.
Sementara itu, Kapolres Malang Kota, AKBP Teddy Minahasa Putra meminta siapapun yang menang dalam pilkada Kota Malang tersebut, harus didukung oleh semua pihak.
‘’Siapapun yang menang adalah kemenangan seluruh warga Kota Malang. Dan harus didukung oleh semua pihak. Karena tidak ada suatu peristiwa yang tanpa izin Allah SWT,’’ katanya. (ary/van/oci/tom/big/ira/avi)
LAST_UPDATED2
Quick count Lapora: Anton-Sutaji sementara unggul
Ini hasil quick count sementara Pilkada Malang
ternyata yg menang Abah Anton - Sutaji versi 3 quick count
semoga aja janji2 pas kampanye kemarin bener2 dilaksanakan ya
masa udah bikin macet jalan (saya mengalaminya) masih ingkar janji sih

Quote:

MALANG– Sesuai prediksi Malang Post, Pemilukada Kota Malang secara langsung yang ketigakalinya kemarin, hanya ‘diikuti’ tiga pasangan. Yakni pasangan Sri Rahayu - Priyatmoko Oetomo (SR-MK), Heri Pudji Utami - Sofyan Edi Jarwoko (DADI) dan Moch Anton – Sutiaji (AJI).
Sedang lainnya, Dwi Cahyono - Muhammad Nur Uddin (Dwi – Uddin), Mujais – Yunar Mulya (Ra-Ja) dan Agus Dono – Arif HS (DOA)
hanya sekadar jadi ‘simpatisan’.
Paling tidak dari tiga hasil perhitungan cepat (quick count), hingga berita ini ditulis, ketiga kontestan itulah yang meraih suara cukup signifikan. Meski secara keseluruha, perhitungan cepat itu menempatkan pasangan Moch Anton – Sutiaji (AJI), sebagai pemenang.
Tiga lembaga yang melakukan perhitungan cepat, Lingkaran Survey Indonesia (LSI), FISIP UMM dan Lapora UB, melansir angka 46-48 persen untuk kemenangan calon yang diusung PKB dan Gerindra tersebut. Itu berarti, rasa-rasanya tinggal menunggu kepastian dari hasil real count saja, untuk Abah Anton – panggilan akrab Moch Anton – menuju Ijen 2, rumah dinas Wali Kota Malang.
Di posisi kedua, calon yang digadang-gadang PDI Perjuangan, Sri Rahayu – Priyatmoko Oetomo (SR-MK) hanya mampu mengumpulkan 21-22 persen suara. Sementara istri Wali Kota Malang, Heri Pudji Utami yang berpasangan dengan Sofyan Edi Jarwoko (DADI), meraih 18 persen suara.
Sedangkan tiga pasangan calon lain, Dwi – Uddin meraih 5 persen suara, DOA mendapatkan 3 persen suara dan pasangan Ra-Ja hanya bisa meraup 2 persen suara.
Manajer Riset LSI, Setia Darma menyebut, sukses Abah Anton meraih suara terbanyak tak lepas dari keberhasilan pasangan ini menggaet swing voters (masa mengambang) sebesar 54,2 persen.
‘’Juga menggaet undecided voters atau pemilih yang merahasikan suaranya sebanyak 39,8 persen,’’ tegas Setia Darma, ketika merilis hasil surveynya kemarin.
Dari data per kecamatan, kemenangan tertinggi Abah Anton berada di Lowokwaru sebesar 57,43 persen. Kecamatan itu merupakan homebase pengusaha Tionghoa muslim itu. Adapun kemenangan terendah berada di Kecamatan Blimbing sebesar 43,06 persen.
‘’Dengan demikian, Abah Anton bisa melawan dua kekuatan besar yang berebut satu ladang, yakni Heri Pudji Utami dan Sri Rahayu,’’ jelasnya.
Quickcount LSI sendiri menggunakan metode SMS dengan kode tertentu ke SMS Center. Mereka menyebar relawan ke 223 TPS dari total 1202 TPS se Kota Malang. Persentase kemenangan AJI sendiri dengan sampling error satu persen, bisa turun atau naik.
Sedangkan, Direktur Strategis Lingkaran Survey Indonesia (LSI) Agus Budi Prasetyo Hadi juga menambahkan, sesuai survei sebelumnya, warga Kota Malang ternyata juga tak puas dengan kinerja walikota sebelumnya. Padahal, walikota merupakan representasi dari Heri Pudji Utami.
‘’Indeks ketidakpuasan terhadap walikota mencapai 47 persen,’’ imbuhnya.
Kemunculan dua calon walikota perempuan sendiri, tak menjadi harapan warga Malang. Kata Budi sapaan akrabnya, sebagian besar masyarakat lebih menginginkan pemimpin seorang laki-laki. Walaupun masih bisa menerima jika dipimpin perempuan, 67,3 persen. ‘’Abah Anton menang karena masyarakat idamkan pemimpin laki-laki,’’ ujarnya.
Faktor kedua adalah keinginan munculnya sebuah perubahan, yakni dengan pemimpin baru. Diakui untuk keterkenalan, Heri Pudji Utami lebih unggul daripada Abah Anton, 91 persen. Namun, untuk tingkat kesukaan, ternyata masyarakat lebih menyukai Abah Anton.
‘’Tagline Peduli Wong Cilik cukup efektif. Itu ditunjukkan pula dengan sikapnya yang banyak berbuat untuk masyarakat kecil. Tinggal nanti komitmennya untuk masyarakat kecil yang harus diawasi rekan media semua,’’ urai Budi.
Terpisah, pasangan Abah Anton, Sutiaji kepada Malang Post, membenarkan perhitungan tersebut. ‘’Kami sudah tahu kondisi itu dan berhasil menggaet masa mengambang diatas 52 persen,’’ ujar Sutiaji.
Ditemui di Hotel Santika, Sutiaji mengakui bahwa selama ini posisi AJI dianggap sebagai kuda hitam. Namun, kepastian menang sudah diketahui dengan hitungan dan survei terdahulu. ‘’Dalam survey sebelumnya, Aji menang 31 persen, SR-MK 12,7 persen dan Da-Di 11,6 persen,’’ tegas Politisi PKB ini.
Pengamat dan guru besar Universitas Brawijaya (UB), Prof Ahmad Erani berpendapat, masyarakat Kota Malang sudah cukup cerdas untuk memilih pemimpinnya.
Terbukti pasangan calon yang dianggap cerminan rezim lama tidak mendapatkan suara mayoritas. Justru sosok baru muncul dan mencuri hati masyarakat yang sudah sangat menginginkan adanya perubahan.
Menurut guru besar termuda UB ini, hasil pilkada Kota Malang kemarin menjadi cermin dari akumulasi dua hal.
Pertama, masyarakat Malang merasa 10 tahun ini Kota Malang mengalami perkembangan ekonomi, tapi hanya mampir untuk golongan menengah ke atas. Sebaliknya, masyarakat bawah tidak memeroleh manfaat yang besar.
‘’Masyarakat menginginkan adanya perubahan, sementara pasangan calkon tertentu dianggap cerminan dari rezim lama yang tidak akan menguntungkan bagi mereka,’’ ungkap Erani.
Ia berpendapat masyarakat menganggap bahwa pasangan Dadi mewakili kelompok lama. Sehingga ada kecenderungan untuk tidak memilih dengan harapan ada perubahan.
Hal yang kedua menjadi penyebab kemenangan AJI adalah diuntungkan oleh perpecahan PDIP yg konstituennya lari ke Dadi dan SR-MK. Inilah yang dimanfaatkan secara bagus oleh AJI untuk meraup keuntungan.
Dan hal lain lanjutnya kalangan terpelajar di Malang tidak suka dengan praktik nepotisme dalam politik, sehingga tidak memberikan suara ke Dadi.
Sementara itu, Kapolres Malang Kota, AKBP Teddy Minahasa Putra meminta siapapun yang menang dalam pilkada Kota Malang tersebut, harus didukung oleh semua pihak.
‘’Siapapun yang menang adalah kemenangan seluruh warga Kota Malang. Dan harus didukung oleh semua pihak. Karena tidak ada suatu peristiwa yang tanpa izin Allah SWT,’’ katanya. (ary/van/oci/tom/big/ira/avi)
LAST_UPDATED2
Quick count Lapora: Anton-Sutaji sementara unggul
Quote:
Sindonews.com- Hasil hitung cepat (quick count) sementara Pilkada Kota Malang, yang dilakukan Laboraturium Politik dan Rekayasa Kebijakan (Lapora) Universitas Brawijaya, Malang, menyebutkan pasangan nomor urut 6, Anton-Sutaji, unggul dari lima pasangan lainnya.
Hingga pukul 15.00 WIB, Kamis (23/5/2013), Lapora menyebut Anton-Sutiaji yang diusung Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini memperoleh 32.395 suara, dari total suara yang masuk sebanyak 69.754 atau 18,25 persen.
Sementara perolehan suara kedua dipegang pasangan nomor urut 2, Sri Rahayu - Priyatmoko Oetomo yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Damai Sejahtera (PDS) dengan 16.686 suara.
Pasangan yang memperoleh suara terbanyak ketiga adalah pasangan nomor urut 3, Heri Pudji Utami-Sofyan Edi dengan perolehan suara 12.445 suara. Kemudian disusul pasangan nomor urut satu dari jalur independen Dwi Cahyono - Uddin yang meraup suara 4.169 suara.
Sedangkan pasangan pasangan nomor urut 5, Dono-Arif HS yang diusung koalisi Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang meraup 2.623 suara. Dan yang terakhir adalah pasangan nomor urut 4, Mujais-Yunar yang hanya meraup 1.863 suara.
Hingga kini hitung cepat yang diselenggarakan Lapora UB masih berlangsung. Selain Lapora, sejumlah lembaga seperi LSI dan Fisip UMM juga menggelar hitung cepat yang didominasi oleh tiga pasangan calon yang unggul yakni pasangan AJI, SR, dan DADI.
(rsa)
Hingga pukul 15.00 WIB, Kamis (23/5/2013), Lapora menyebut Anton-Sutiaji yang diusung Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini memperoleh 32.395 suara, dari total suara yang masuk sebanyak 69.754 atau 18,25 persen.
Sementara perolehan suara kedua dipegang pasangan nomor urut 2, Sri Rahayu - Priyatmoko Oetomo yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Damai Sejahtera (PDS) dengan 16.686 suara.
Pasangan yang memperoleh suara terbanyak ketiga adalah pasangan nomor urut 3, Heri Pudji Utami-Sofyan Edi dengan perolehan suara 12.445 suara. Kemudian disusul pasangan nomor urut satu dari jalur independen Dwi Cahyono - Uddin yang meraup suara 4.169 suara.
Sedangkan pasangan pasangan nomor urut 5, Dono-Arif HS yang diusung koalisi Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang meraup 2.623 suara. Dan yang terakhir adalah pasangan nomor urut 4, Mujais-Yunar yang hanya meraup 1.863 suara.
Hingga kini hitung cepat yang diselenggarakan Lapora UB masih berlangsung. Selain Lapora, sejumlah lembaga seperi LSI dan Fisip UMM juga menggelar hitung cepat yang didominasi oleh tiga pasangan calon yang unggul yakni pasangan AJI, SR, dan DADI.
(rsa)
Ini hasil quick count sementara Pilkada Malang
Quote:
Sindonews.com- Hasil hitung cepat (quick count) pemilihan Wali Kota Malang 2013 yang dilakukan Lingkar Survei Indonesia (LSI) menempatkan pasangan nomor urut 6, Anton - Sutiaji unggul sementara dibandingkan lima pasangan lainnya.
Pasangan yang diusung Partai Gerindra-PKB ini ini memperoleh suara 48,15 persen sampai dengan pukul 15.25 WIB. Sedangkan pasangan yang yang unggul setelahnya ditempati pasangan nomor urut 2, Sri Rahayu - Priyatmoko Oetomo (SR-MK) yang diusung PDIP dan PDS yang meraup suara sebanyak 21,61 persen.
Urutan ketiga ditempati pasangan nomor urut 3, Hery Pudji-Sofyan yang meraup suara sebanyak 18,14 persen. Disusul pasangan nomor urut 1, dari jalur independen Dwi-Uddin yang memperoleh suara sebanyak 5,69 persen.
Urutan berikutnya ditempati pasangan nomor urut 5, Dono-Arif yang meraih suara 3,97 persen. Sedangkan urutan terakhir diraih pasangan nomor urut 4, Mujais-Yunar yang meraih 2,44 persen suara.
Jumlah tersebut merupakan hasil sementara dengan jumlah sampel 99,1 persen jumlah pemilih yang masuk.
Sementara itu, berdasarkan hitung cepat yang dilakukan Fisip Universitas Muhammadiyah Malang, sampai dengan pukul 15.30 menempatkan pasangan nomor urut enam Anton-Sutiaji unggul dengan perolehan suara sebanyak 48,57 persen, disusul dua SR-MK yang mendapat 22,08 persen, dan disusul pasangan nomor urut tiga Heri Pudji-Sofyan Edi yang meraup suara 17,81 persen.
Sementara pasangan nomor urut satu Dwi-Uddin memperoleh suara 5,47 persen, dan pasangan nomor urut lima meraup suara 3,64 persen, dan yang terakhir pasangan nomor urut empat memperoleh suara 2,43 persen.
(rsa)
Pasangan yang diusung Partai Gerindra-PKB ini ini memperoleh suara 48,15 persen sampai dengan pukul 15.25 WIB. Sedangkan pasangan yang yang unggul setelahnya ditempati pasangan nomor urut 2, Sri Rahayu - Priyatmoko Oetomo (SR-MK) yang diusung PDIP dan PDS yang meraup suara sebanyak 21,61 persen.
Urutan ketiga ditempati pasangan nomor urut 3, Hery Pudji-Sofyan yang meraup suara sebanyak 18,14 persen. Disusul pasangan nomor urut 1, dari jalur independen Dwi-Uddin yang memperoleh suara sebanyak 5,69 persen.
Urutan berikutnya ditempati pasangan nomor urut 5, Dono-Arif yang meraih suara 3,97 persen. Sedangkan urutan terakhir diraih pasangan nomor urut 4, Mujais-Yunar yang meraih 2,44 persen suara.
Jumlah tersebut merupakan hasil sementara dengan jumlah sampel 99,1 persen jumlah pemilih yang masuk.
Sementara itu, berdasarkan hitung cepat yang dilakukan Fisip Universitas Muhammadiyah Malang, sampai dengan pukul 15.30 menempatkan pasangan nomor urut enam Anton-Sutiaji unggul dengan perolehan suara sebanyak 48,57 persen, disusul dua SR-MK yang mendapat 22,08 persen, dan disusul pasangan nomor urut tiga Heri Pudji-Sofyan Edi yang meraup suara 17,81 persen.
Sementara pasangan nomor urut satu Dwi-Uddin memperoleh suara 5,47 persen, dan pasangan nomor urut lima meraup suara 3,64 persen, dan yang terakhir pasangan nomor urut empat memperoleh suara 2,43 persen.
(rsa)
ternyata yg menang Abah Anton - Sutaji versi 3 quick count
semoga aja janji2 pas kampanye kemarin bener2 dilaksanakan ya
masa udah bikin macet jalan (saya mengalaminya) masih ingkar janji sih




tien212700 memberi reputasi
1
5.7K
Kutip
48
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan