Geng Motor Amerika. Reuters

Geng motor di negara mana pun cukup berpengaruh bahkan masuk ke ranah politik. Suara mereka seolah menjadi suara Tuhan. Penguasa mendapat dukungan geng motor punya satu sisi aman, dan menggenggam kekuasaan.

Setidaknya itu dirasakan oleh Presiden Venezuela Nicolas Maduro terpilih bulan lalu seperti dilansir kantor berita Reuters (17/4). Hasil pemilu memenangkannya sebenarnya mendapat protes keras dari oposisi Henrique Capriles bahkan pendukungnya berencana turun ke jalan memprotes hasil pemilihan umum. Namun apa lacur, geng motor pendukung Maduro tidak mau kalah. Dengan kekuatan penuh mereka memakai kaos bergambar pemimpin sebelumnya Hugo Chavez lalu lantang meneriakkan 'Maduro itu presiden'.

Mereka menurunkan spanduk bergambar Capriles lalu membakarnya. Pendukung oposisi hanya bisa bengong, entah takut atau memang tak ingin cari ribut, massa Capriles malah membubarkan diri.

Namun seolah cap brutal sudah di jidat, geng motor itu juga menjarah sebuah toko roti pemiliknya pendukung Capriles. Seluruh bangunan milik oposisi dihancurkan dan polisi datang hanya berani berjaga-jaga saja tanpa menindak pelakunya.

Mereka menamakan diri Revolusi Bolivar terdiri dari dua geng motor besar yakni La Piedrita dan Tupamaros membuat tugasnya sendiri untuk menjaga perencanaan pembangunan Venezuela dicanangkan oleh Chavez dan akan diteruskan Maduro.

Demi aksi brutal geng motor Maduro menuding Caprilas ingin menghitung suara ulang sebagai orang mengobarkan kekerasan. Akhirnya Capriles membatalkan unjuk rasanya dan tidak ingin cari ribut dengan pemerintah yang berarti cari ribut juga dengan geng motor.

sumber