

TS
bloodregenerate
Trauma Genitalia Akibat Perang
Trauma pada alat kelamin (sistem genitourinaria) memiliki prevalensi 0,5-4,2% dari keseluruhan trauma yang berkaitan dengan perang. Trauma genitalia eksterna tidak tergolong trauma yang mengancam jiwa ketika berdiri sendiri. Walaupun begitu adanya trauma genitalia eksterna kadang berkaitan dengan trauma yang lebih berat di bagian perut ataupun rongga panggul, sehingga perlu mendapat perhatian lebih seksama.
Terdapat perbedaan mendasar dalam memandang kasus trauma genital antara laki-laki dan perempuan. Organ genitalia perempuan yang sebagian besar ada di dalam tubuh membutuhkan penanganan yang lebih sederhana dibandingkan organ genitalia laki-laki ketika mengalami trauma. Kejadian gangguan fungsi seksual juga lebih rendah pada perempuan dibandingkan laki-laki pasca trauma genital.
Trauma genital pada perempuan didefinisikan sebagai kerusakan anatomis dan/atau fungsional pada vulva, vagina, atau uterus, kerusakan anatomis dan/ atau fungsional dari ovarium, dan kerusakan anatomis dan/atau fungsional dari sistem perkemihan.
Tindakan bedah yang paling umum dikerjakan pada trauma genital perempuan adalah bedah-rekonstruksi. Terdapat 3 hal tindakan yang sering dikerjakan tergantung derajat keparahan trauma. Yang paling ringan adalah rekonstruksi vulva, terutama untuk tujuan kosmetis. Derajat kedua adalah rekonstruksi liang vagina. Dan yang terakhir biasanya berkaitan juga dengan operasi besar rongga perut. Pada kondisi terakhir tidak menutup kemungkinan ovarium juga akan diangkat sehingga berikutnya akan dibutuhkan terapi hormonal.
SUMBER : wartimegenitaltrauma.wordpress.com; Penetrating trauma to the external genitalia in Operation Iraqi Freedom
(BERSAMBUNG)
Terdapat perbedaan mendasar dalam memandang kasus trauma genital antara laki-laki dan perempuan. Organ genitalia perempuan yang sebagian besar ada di dalam tubuh membutuhkan penanganan yang lebih sederhana dibandingkan organ genitalia laki-laki ketika mengalami trauma. Kejadian gangguan fungsi seksual juga lebih rendah pada perempuan dibandingkan laki-laki pasca trauma genital.
Trauma genital pada perempuan didefinisikan sebagai kerusakan anatomis dan/atau fungsional pada vulva, vagina, atau uterus, kerusakan anatomis dan/ atau fungsional dari ovarium, dan kerusakan anatomis dan/atau fungsional dari sistem perkemihan.
Tindakan bedah yang paling umum dikerjakan pada trauma genital perempuan adalah bedah-rekonstruksi. Terdapat 3 hal tindakan yang sering dikerjakan tergantung derajat keparahan trauma. Yang paling ringan adalah rekonstruksi vulva, terutama untuk tujuan kosmetis. Derajat kedua adalah rekonstruksi liang vagina. Dan yang terakhir biasanya berkaitan juga dengan operasi besar rongga perut. Pada kondisi terakhir tidak menutup kemungkinan ovarium juga akan diangkat sehingga berikutnya akan dibutuhkan terapi hormonal.
SUMBER : wartimegenitaltrauma.wordpress.com; Penetrating trauma to the external genitalia in Operation Iraqi Freedom
(BERSAMBUNG)
0
3K
11
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan