Jujur baru pertama kali neh mampir di forum ini

To the point ane pgn konsultasi sama sesepuh disini mengenai permasalahan yang minggu kemarin menimpa ane dan keluarga.

Tokoh pemain :
Korban = A
Abang saya selaku pemilik tempat usaha = YI
Tersangka 1 = GD
Tersangka 2 = AR
Tersangka 3 = TM

Berikut kronologisnya:

1) Ane tinggal bersama keluarga di daerah Bogor, tepat di depan rumah ada lokasi usaha abang ane (YI) yaitu Warnet dan Toko Playstation.

2) Hari Jumat 7 Mei 2013 siang hari, ada kejadian motor milik user langganan warnet yang hilang (korban). Kejadian tsb terekam CCTV warnet dan kebetulan penjaga warnet dan beberapa langganan warnet mengenali identitas pelaku.

3) Lalu malamnya, dengan bersama2 user2 langganan yang kebetulan sudah seperti saudara, maka A dan YI (selaku pemilik tempat) mendatangi lokasi GD. Prosedur ijin ke RT dan keluarga ditempuh dan GD mengakui perbuatannya (keluarga GD sangat kooperatif ). Bahkan GD sempet digebukin sama keluarganya

4) Berdasarkan keterangan GD, kami meluncur ke lokasi AR, cuma karena teman2 sudah keburu "on fire", mereka maen meluncur ke lokasi.
YI selaku koordinator datang belakangan karena juga membawa Satpam dari perumahan tempat tinggal GD.

5) Singkat cerita, teman2 menunggu di luar komplek tempat tinggal AR, hanya ada beberapa orang yang masuk untuk menjemput AR, yakni GD + Saudaranya, A + Rekannya. Seluruhnya memakai 3 motor, tapi saat menuju rumah AR, seluruhnya mematikan mesin motor dan berjalan kaki (agar tidak menganggu warga komplek tsb).

6) Setelah pencarian dan diketahui Satpam, maka ditemukanlah rumah AR. Lalu GD memanggil AR. Setelah sedikit perbincangan dan juga pengakuan bhw motor masih ada, maka AR dengan sadar (dari keterangan yang ada di lapangan) mau diajak ke Polsek.

7) Karena motor yang hilang belum ditemukan, maka korban A meminta AR untuk memberikan penjelasan dimana posisi motornya. Lalu AR dan rombongan (terdiri dari A + teman2nya + YI + GD + Saudaranya GD + Satpam Rumah AR) di 'interview' di Ruko seberang komplek rumah AR.

8) Saat diinterogasi, AR banyak berbelit2 dan terkesan ngeyel, sehingga ada beberapa rekan korban (A) yang memberi hadiah bogem. Bahkan Saudaranya GD juga memberikan bogem cantik karena AR dianggap mengajak GD mencuri. Menurut keterangan, Satpam komplek AR juga memberikan bogem cantik kepada AR.

9) Lalu AR mengaku bahwa motor diambil oleh seorang rekannya yang sering nongkrong di pos satpam kompleknya. Lalu massa meminta Satpam yang ada untuk menghubungi TM. Kemudian TM datang dengan membawa motor A yang sudah dicopot plat nomornya.

10) Singkat cerita setelah AR dan TM sempat dihadiahi bogem2 cantik, maka digelandang ke Polsek. Orang tua AR juga ikut mengantar anaknya. Lalu di depan polisi, korban (A) memilih jalan damai karena pertimbangan motornya sudah kembali. Sehingga polisi memfasilitasi draft surat perdamaian antara Pihak Kesatu (A) dan Pihak Kedua (GD, AR dan TM). Lalu dimintalah YI sebagai saksi.

11) Hari Sabtu, 18 Mei 2013 pagi-sore hari, pembuatan BAP sekaligus fasilitasi perdamaian antara kedua pihak di atas ketikan surat dan bermeterai. Keterangan polisi bahwa walaupun sudah damai, tetap ketiga tersangka dan motor harus ditahan dulu untuk kepentingan penyidik.
Surat Perdamaian ditandatangani oleh Pihak Kesatu (di atas meterai) dan Pihak Kedua beserta YI selaku saksi. Kemudian Surat difotokopi secukupnya.

12) Hari Sabtu, 18 Mei 2013 malam hari, ortu AR mendatangi rumah dan lokasi usaha YI dengan marah2 dan caci maki. Mereka menuntut YI karena dianggap MENCULIK dan MENGANIAYA AR dengan mengerahkan massa bermotor. Bahkan mereka bilang sudah mendapat hasil visum AR katanya gegar otak (lah anaknya masih di dalam prodeo gmn bisa visum )
Mereka juga memberikan statement (entah darimana) yang bilang warga sekitar komplek tidak suka dan terganggu akan kehadiran massa bermotor dan sedang mabuk (WTF?!), bahkan bilang bahwa massa juga gebukin pegawai Indomart dan Penjual Gorengan (jelas2 deket kompleknya ga ada itu).
Mereka juga mengancam akan mengerahkan massa untuk "merusak" usaha YI.
Mereka beranggapan perdamaian hanya berlaku dengan Pihak Kesatu (korban/A) dan bukan dengan rekan2nya yang mencoba membantu A untuk mencari motor.
Akhir kata, YI meminta keluarga AR untuk datang hari Senin di Polsek guna mengurus lebih lanjut.

13) Hari Minggu 19 Mei 2013 siang hari, keluarga GD mencoba menghubungi keluarga AR untuk melakukan pendekatan dan penjelasan bahwa mereka dalam posisi salah sehingga sebaiknya tidak mengada2. Akan tetapi keluarga AR tetap mau memperpanjang tuntutannya.

Sehingga sampai tulisan ini dibuat malah urusannya merembet kemana2 karena keluarga AR menuntut YI yang dianggap pengerah massa untuk menculik dan menganiaya anaknya.

Yang ane mau tanya bagaimana kah sebaiknya sikap yang diambil? Mengingat hal2 sbb:
- Korban (A) dan keluarganya sangat mendukung dan menghargai tindakan YI beserta teman2 dalam upaya membantu mencari motor.
- Korban (A) merasa keluarga AR melakukan upaya2 pendekatan kepada Polisi yang memfasilitasi perdamaian kemarin (katanya ada unsur kesamaan suku). Hal tersebut dirasakan oleh A karena perlakukan Polisi tsb jadi berubah total.
- Keluarga GD sangat koordinatif dan kooperatif untuk membantu Korban (A) dan YI beserta teman2
- Keluarga AR melakukan tuntutan balik yang menurut ane sangat aneh (sekedar informasi keluarga AR berasal dari keluarga yang sangat mampu dan pimpinan keluarga menjabat pada salah satu BUMN )
- Yang terakhir masa iya jaman sekarang ada maling ketemu terus dielus2 ya? Dan hampir setiap hari keluarga GD dan Korban (A) berkunjung ke Polsek, semuanya melihat bahwa hasil bogem cantik kepada para tersangka masih sangat wajar dan tidak berlebihan

Sekian, mohon maaf kepanjangan... Mohon pencerahan segera dari sesepuh