Sedikit informasi yang mudah mudahan menambah wawasan kite semua yak juragan , dan mengubah pola pandang kita terhadap sampah , gak cuma barang gak berguna , kalo kita terus terusan berfikir seperti itu numpuklah bumi kita ini dengan sampah

Langsung aje gan kita baca sejenak :




Saya biasanya baru kembali ke dorm sekitar jam 2 pagi, dan saya selalu bertemu dengan seorang bapak-bapak yang mengumpulkan barang-barang bekas yang bisa dijual kembali. Bapak ini selalu bekerja di dini hari, mencari botol atau kardus-kardus tidak terpakai. Sekali seminggu saya lihat ada kolektor dengan mobil yang mengambil barang-barang bekas yang dikumpulkan si bapak.
Iya memang profesi si bapak ini memang pemulung, tapi jangan membayangkan sampah di kampus saya itu sejorok sampah di Indonesia. Orang-orang lokal banyak membuang barang yang bagi kita masih bisa digunakan: sepatu (yang masih bagus), buku-buku, kadang-kadang monitor komputer yang masih dalam kondisi baik (CRT, karena sekarang di kampus monitornya LCD semua). Jadi barang-barang yang dikumpulkan bapak ini bisa banyak dan bervariasi.

Yang saya perhatikan, bapak ini semangat sekali mengumpulkan botol bekas di antara barang-barang lainnya. Kadangkala ketika pulang dini hari dan nongkrong sebentar di kantin, bapak ini tidak sungkan mendekati saya untuk meminta botol bekas minuman yang saya beli. Suatu ketika saya iseng bertanya, kenapa botol? Kenapa bukan yang lain?



Kemudian bapak ini bercerita kalau ada botol-botol yang memiliki deposit refund. Jadi botol-botol yang memiliki recycling symbol dengan angka 1 di tengahnya, memiliki factory deposit TWD 1 (IDR 300) yang bisa ditukarkan di tempat tertentu (atau convenience store). Hueeeee. Saya terkejut juga, kalau misalnya bisa mengumpulkan 500 botol saja perhari (kampus saya jumlah mahasiswanya 10.000 orang), berarti TWD 500 (IDR 150.000) per hari, belum dengan barang-barang bekas lainnya. Tapi lalu bapak ini mengatakan, hanya yang memiliki recycling symbol dengan angka itu, lainnya dihargai TWD 0,5 per botol (IDR 150), karena tidak semua perusahaan memiliki sistem factory deposit. Beberapa tahun lalu katanya, jika botol dikembalikan ke tempat daur ulang yang ditunjuk pemerintah, warga bisa mendapat TWD 2 (IDR 600)/botol.
Jika di botol memiliki simbol recycling dengan angka 1 di tengah, botol ini bisa ditukar dengan TWD 1. Jika hanya memiliki tanda recycling yang di bawah, dihargai TWD 0,5/ botol.
Lalu karena penasaran, saya bertanya ke teman lab saya soal daur ulang botol ini. Singkatnya, karena jumlah sampah botol plastik yang sangat banyak, pada tahun 1990an pemerintah memberlakukan sistem deposit refund (seperti yang tadi diceritakan bapak pengumpul botol). Awalnya pemerintah memberikan refund TWD 2/botol, lalu karena akhirnya pemerintah menjadi defisit, refund ini diturunkan menjadi TWD 1, lalu TWD 0,5 per botol. Namun dengan cara ini, pemerintah Taiwan bisa menaikkan persentase botol yang didaur ulang sampai 80% (di tahun 2009, sekitar 100.000 ton botol plastik didaur ulang di Taiwan).

Super Textile Corp., salah satu perusahaan tekstil di Taiwan, bahkan memproduksi kain dari botol PET yang didaur ulang. Kain ini kemudian digunakan untuk tas belanja, lap, atau topi. Selain itu, tahun lalu, di event 2010 Taipei International Flora Exhibition, Taiwan Environmental Protection Agency (EPA) mendukung penuh pembangunan ‘green-building’ yang didesain dan dibiayai oleh Far Eastern Group. Gedung yang diberi nama EcoARK ini menggunakan bata yang dibuat dari botol plastik yang didaur ulang! Untuk memicu animo masyarakat, Far Eastern juga memberikan satu kredit Happy Go (kartu belanja) untuk setiap botol yang diserahkan pada mereka. EcoARK menjadi gedung pertama di dunia yang menggunakan botol plastik sebagai bahan bangunan, dibuat dari 1,5 juta botol plastik yang didaur ulang dan dicetak seragam.
Insentif dan juga inovasi memang driving force yang besar untuk mengajak masyarakat sadar lingkungan. Bagaimana dengan Indonesia?


Langsung aje gan ke penampakannya :





SUMBRE 1

SUMBRE 2