Hello everyebodeh, MCR fan is here
Setelah sekian lama nggak posting, akhirnya saya kembali aktif ngaskus

Tapi, alesan saya melakukan comback enggak banget
Sesuai judul, yaitu PENGHAPUSAN UN

Setelah baca [url]http://news.detik..com/read/2013/02/23/181326/2177863/10/ujian-nasional-sd-akan-dihapuskan-tahun-ini[/url]
dan ada HT http://www.kaskus.co.id/thread/51948...42b20264000000



First of all, SAYA SANGAT KONTRA dengan penghapusan UN

Alasan saya : karena UN masih sangat dibutuhkan untuk "menjaring" lulusan dan Standarisasi kualitas lulusan.
Dunia Pendidikan di Indonesia belum mencapai tingkatan dimana UN sudah tidak diperlukan seperti di Finlandia atau US.

Ada yang berdalih kalau UN MEMBERATKAN, MEMBEBANI SISWA :
Saya masih kelas 2 SMA, tetapi, setelah 2 kali melewati UN dan mendengar teman teman yang baru kemarin melewati UN, maka saya bilang UN SAMA SEKALI TIDAK MEMBERATKAN.

Mengapa? Soal UN adalah soal terstandar di seluruh Indonesia, yang berdasarkan pengalaman saya dan pendapat teman saya, justru hanyalah soal - soal dasar yang bahkan lebih mudah dari US dan TO yang diberikan sekolah.
Dan soal banyaknya paket, saya kembali bertanya... satu siswa memangnya mengerjakan berapa paket? Satu saja kan? Terus masalahnya dimana? Asalkan si siswa benar - benar belajar dan fokus terhadap soalnya sendiri, mau ada 100 paketpun tidak masalah bukan?

Tetapi, ada yang memang saya sayangkan dari pemerintah, yaitu kualitas kertas ujian dan kacaunya distribusi soal. Namun demikian, semua itu adalah faktor X.

Kalau ada yang bilang UN menimbulkan "Tekanan batin" bahkan kepada siswa teladan, maka saya setuju bila ada sedikit perubahan untuk kelulusan.
Disini saya menyarankan UN tetap dilaksanakan, HANYA UNTUK STANDARISASI DAN PENAMBAH NILAI. Sedang kelulusan akan ditentukan oleh sekolah setelah menggabungkan nilai UN dan Rapor. Dengan begitu, siswa teladan yang "ngedrop" saat UN masih tertolong.
Asumsi saya, kelulusan dipertimbangkan dengan bobot UN 40% dan Rapot 60%.

Jikalau, UN tetap dihapuskan, maka otomatis kelulusan akan ditentukan oleh 100% nilai rapor. Yang menurut saya, justru jauh lebih berat.

NAMUN...

MASIH ADA "TETAPI"...

SEMUA HAL DIATAS DIASUMSIKAN BILA SANG SISWA JUJUR DALAM MENGERJAKAN UN :

Anda tahu apa yang saya dengar dari sebagian besar kakak2 kelas saya saat menghadapi UN? Bukan membahas pelajaran atau soal, malah KUNCI, KUNCI, KUNCI, DAN KUNCI. :


UN BUKANLAH HAL YANG SALAH. UN 30 PAKET BUKANLAH HAL YANG SALAH.
TETAPI MINDSET SISWALAH YANG SALAH.

Saya mendengar dari kakak kelas saya, ada satu kakak kelas saya yag benar benar ketar ketir saat UN Matematika. Kenapa? Dia membawa kunci, tetapi, ia bertanya APAKAH KUNCI YANG IA DAPATKAN BENAR??
Probabilitas 1/30 itu kecil dan sangat beresiko. Bila ia kebetulan mendapatkan yang benar, ia bisa mendapat nilai tinggi. Namun bila salah? WASSALAM SILAHKAN MENGULANG TAHUN DEPAN.

Disini saya menyimpulkan bahwa MINDSET SISWALAH YANG HARUS DIUBAH.
Siswa sekarang kebanyakan berorientasi terhadap nilai, bukan ilmu yang dia dapat. Inilah seharusnya yang harus diubah...

Disini, kita menjurus ke pembahasan lain yang tidak akan saya bahas disini, yaitu CARA PENDIDIKAN YANG TEPAT dan KURLIKULUM BARU yang saya lihat terdapat mata pelajaran "Akhlak Baik"...
=========================================

Tadinya saya ingin memposting Thread ini di Debate Club untuk didebatkan, namun berhubung Moderatornya lagi kocar kacir disana, saya taruh aja di lounge.

SAYA MENERIMA DEBAT DAN ADU ARGUMEN

Sekian dari thread saya, wassalamualaikum....

UPDATE : Ternyata UN nggak dihapus, cuma nggak diselenggaraka oleh BSNP aja
http://www.jpnn.com/read/2013/05/17/...Tidak-Dihapus-