"ADA uang abang disayang, tak ada uang abang melayang." Ungkapan tersebut tampaknya cocok untuk mahasiswa-mahasiswi ini. Demi uang Rp973 juta, mereka rela drop out (DO) dari kampusnya.

Eits, tapi jangan berburuk sangka dulu. Uang sebesar Rp937,9 juta atau setara USD100 ribu (kurs Rp9.739) tersebut dimaksudkan untuk membangkitkan semangat para mahasiswa ini memulai usaha sendiri.

Adalah Peter Thiel dengan yayasannya yang telah memikat anak-anak muda dari berbagai perguruan tinggi di dunia untuk membangkitkan naluri mereka berbisnis. Demikian seperti dilansir Huffington Post, Rabu (15/5/2013).

Ke-20 mahasiswa ini akan menerima dana sebesar USD100 ribu untuk memulai usaha mereka. Memang sebagian dari para mahasiswa di program ini tidak bekerja untuk dapat melanjutkan sekolah, sehingga akan menerima panduan dari pengusaha muda, ilmuwan, dan ahlinya untuk membantu mengembangkan ide-ide mereka selama dua tahun.

Namun demikian, Peter Thiel membantah bahwa pendidikan tinggi bukan berarti sebuah kesuksesan yang buruk.

"Semakin banyak orang yang lulus dari perguruan tinggi, ada yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang baik, lalu pindah kembali ke rumah dengan orangtua mereka," ujarnya.

Dia menambahkan, menimbulkan atau menggagas sebuah ide untuk berbisnis tidak harus menunggu lulus kuliah. "Saya pikir ada keterbukaan mengejutkan ide bahwa ada sesuatu yang hilang dan perlu diperbaiki," ucapnya.

Kelompok yang dipekerjakan tahun ini di antaranya berasal dari mantan busana blogger, beberapa desainer video game, jebolan Harvard dan peneliti di virologi. Penerima beasiswa ini juga datang dari sejumlah negara di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat (AS), China, Jerman, India, dan Kanada.

Thiel pun pernah dikritik oleh investor pertamanya dari Facebook serta asisten pendiri dan mantan CEO di paypai karena mengambil siswa dari sekolah yang menjanjikan kekayaan secara instan.

Menurut Thiel, para siswa ini sudah DO dari kampusnya untuk memulai membangun perusahaan mereka sendiri. Awal tahun ini, belum pernah terjadi sebelumnya jika siswa program ilmu komputer di Stanford meninggalkan kuliahnya untuk membangun sebuah perusahaan bernama Clinkle.