antiinter4everAvatar border
TS
antiinter4ever
4 Keberanian Ahok menentang keinginan Prabowo

Demi maju di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama rela meninggalkan rumah politiknya di Partai Golkar. Dia memilih bergabung dengan Partai Gerindra.

Syukur, pilihan pria yang akrab disapa Ahok itu membuahkan hasil positif. Bersama partai besutan Prabowo Subianto, Ahok dan rekan duetnya Joko Widodo, menang di Pilgub Jakarta mengalahkan empat pasangan lain.

Jelas ini satu kebanggaan buat Ahok. Di usianya yang masih muda, dia berhasil menduduki kursi DKI 2.

Bersama Joko Widodo, saat itu Ahok berhasil mengkampanyekan misi Jakarta Baru. Maka itu, sejak dilantik Ahok bertindak tegas untuk hal-hal yang dianggap tak beres.

Dengan gaya bicaranya yang ceplas-ceplos, Ahok berani menantang siapa pun kalau ternyata kinerja pihak kedua itu merugikan Jakarta. Sebagai komitmennya tak tebang pilih, sikap tegas itu berlaku untuk semua kalangan termasuk partai yang pernah mendukungnya.

Khusus untuk Gerindra, berikut empat sikap berani Ahok menentang keinginan Prabowo:
1. Tolak jadi Jurkam di Pilgub Jabar

Beda dengan Jokowi, Ahok memang tak pernah diturunkan menjadi juru kampanye untuk pasangan kepala daerah yang didukung Gerindra. Ahok memilih menjalankan amanah partai padanya, menjadi wakil gubernur dan fokus membenahi Jakarta.

Partai Gerindra sendiri memang belum butuh suara Ahok untuk memenangkan kepala daerah yang mereka dukung. Namun, Ahok tetap dibutuhkan jika kampanye untuk skala nasional.

"Nanti pada waktunya diperlukan iya untuk nasional, tapi kalau untuk di daerah, pilkada-pilkada nanti malah membingungkan,"ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.

Gerindra menurutnya tidak pernah meminta Ahok untuk menjadi juru kampanye, karena memang diminta untuk bekerja mengurus Jakarta.

"Ya, kita emang enggak pernah minta dia jadi kuru kampanye kok. Kita memang minta beliau untuk konsentrasi kerja urus Jakarta," jelas Fadli.
2. Copot baliho kampanye Gerindra

Seperti yang dipesankan Prabowo padanya, Ahok memilih fokus membenahi Jakarta daripada turun ke lapangan menjadi juru kampanye. Karena sejumlah masalah sudah menanti kinerjanya.

Dalam bekerja, Ahok memang tak ingin diintervensi sekalipun oleh partai. Maka itu, segala bentuk kebijakan dan proyek yang dianggap melanggar aturan akan ditindak sekalipun kesalahan itu dilakukan partainya.

Seperti kemarin, Ahok berjanji akan menurunkan baliho kampanye Ketua Dewan Pembina Gerinda Prabowo Subianto yang dipasang di areal steril iklan profil.

"Ya nanti mesti kontak Pol PP mesti beresin," ujar Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur ini menegaskan tetap akan mencopot poster tersebut meskipun bergambar Prabowo. Sebab, ia berprinsip jika melanggar maka harus ditindak tanpa memandang siapa pun.

"Gak ada hubungannya dengan saya lah. Kalau memang melanggar kita harus buka," tegas Ahok.
3. Tolak bantu kasus tim Advokat Gerindra

Meski diusung Gerindra, Ahok tak mau jabatannya saat ini dikendalikan partai. Ahok tak mau ada anggota yang berharap dengan kepemimpinan Ahok semua proyek yang digarap partai akan lolos dengan mudah.

Cerita itu berawal saat dia menerima Lembaga Advokasi Hukum Indonesia Raya (Tim Advokasi Jakarta Baru) DPP Gerindra. Tim advokasi meminta Ahok membantu kasus yang dia tangani yakni malpraktrik yang dilakukan RSCM.

Dengan tegas tanpa basa-basi Ahok langsung menolak permintaan itu. Ahok menolak posisinya sebagai wakil gubernur dimanfaatkan sebagai mediator untuk masalah itu.

"Sekarang bapak mau nuntut apa (ke RSCM). Saya tidak punya banyak waktu. Saya tidak peduli mau Gerindra, saya tidak peduli. Ini kasus saya tidak bisa bantu. Tuntut saja RSCM. Kita enggak bisa mediasi," kata Ahok.

Alasan lain Ahok adalah karena RSCM bukan di bawah Pemprov DKI. Namun jika ada kerugian materil, Ahok menyarankan tim hukum bisa melayangkan somasi.

"Kami ini Merdeka Selatan (Balai Kota). Kalau Pak Prabowo jadi presiden boleh. Kita ngomong gitu boleh. Ini bukan Merdeka Utara (Istana Negara), tapi Merdeka Selatan," ujar Ahok berapi-api.
4. Gerah ditemui rekan di Partai Gerindra

Ahok memang orang politik. Tapi dia tak suka kinerjanya dibuat ribet dengan tamu-tamu partai. Bukan tak boleh, tapi Ahok lebih senang bertemu rekan partai di luar jam kerja.

"Kalau politik bisa apa saja, yang salah bisa dibenerin kok," ujar Ahok.

Dalam politik, lanjut Ahok, banyak hal-hal yang dianggap tak bisa lantas menjadi bisa. Itulah yang tak ingin dilakukan Ahok.

"Partai kalau mau nolong orang jangan yang aneh-aneh, rusak nanti partai ini," kata Ahok.
thanks udah mampir ke tread ane ,moga terhibur ,,,
jangan lupa kasih jejak pa emoticon-Blue Guy Cendol (L) ,,
emoticon-I Love Indonesia (S) emoticon-I Love Kaskus (S)
0
7.2K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan