dok. Digital Spy

Studio Disney yang sudah identik dengan film animasi yang pas untuk anak-anak baru saja memperoleh kritik keras karena penggambaran tokoh putri Merida dalam film BRAVE yang terlalu sensual.

Merida menjadi tokoh putri Disney Merida yang ke-11 dan menjadi yang pertama bagi studio animasi Pixar. Untuk memperingati bergabungnya tokoh tersebut ke jajaran tokoh putri yang lain, maka Disney menggambar ulang tokoh tersebut. Hanya saja kali ini sosok Merida mengenakan gaun lebih ketat dan lekuk tubuhnya lebih kentara.


Penggambaran baru sosok Merida

Hal tersebut sontak mengundang beberapa pihak untuk membuat petisi menentang keputusan Disney tersebut. Total ada 112.500 orang mendukung petisi tersebut, termasuk sutradaranya Brenda Chapman.

"Ketika gadis kecil menyukainya karena berkilau. Hal tersebut wajar-wajar saja. Namun ketika mereka menyukainya karena imej seksi dan langsing yang ditonjolkan dari Merida versi baru ini, itu yang membahayakan," ujar Chapman kepada koran lokal Marin Independent Journal.

Ia mengaku bahwa Merida ia ciptakan sebagai role model kuat untuk para gadis. Dengan ketidaksempurnaannya ia berproses menjadi yang lebih baik. Baginya, Merida bukan sekadar putri cantik yang menunggu datangnya pangeran tampan.

"Dengan membuatnya makin langsing dan sensual dalam penampilannya, tokoh tersebut seakan memberi pesan kepada para gadis bahwa versi yang lebih alami, tak sempurna adalah versi yang jelek. Penonton bakal disuguhkan pada definisi sempit tentang kecantikan," tambah Chapman.

Disney merespon kritikan tersebut dengan mengutarakan kepada Yahoo! bahwa penampilan tersebut tak mengubah pesan sejati yang diemban oleh sosok Merida. "Merida mencontohkan bagaimana seharusnya menjadi seorang putri, berani, penuh hasrat, dan percaya diri. Kecantikan dari dalam membuat Merida menjadi inspirasi ibu dan putrinya di seluruh dunia," pungkasnya.

sumber