healthmedicalAvatar border
TS
healthmedical
TAHI LALAT BERBAHAYA, JIKA ...
Kita semua memiliki tahi lalat, meski dengan ukuran dan posisi yang berbeda-beda. Tahi lalat di wajah memang bisa jadi pemanis, tapi ternyata ada tahi lalat yang berbahaya. Cari tahu lebih jauh dari penjelasan berikut ini.

Anda tentu hapal letak-letak tahi lalat di tubuh Anda. Tapi pernahkah Anda bertanya-tanya, bagaimana tahi lalat itu bisa ada di sana? Tahi lalat di kulit muncul karena penumpukan melanin di satu tempat.

Tahi lalat sebenarnya adalah tumor jinak melanosit di kulit atau mukosa. Tidak ada fungsi khusus di dalam tubuh.

Tahi lalat ada yang bersifat konginetal atau sudah ada sejak lahir, tapi ada juga yang baru muncul setelah seseorang dewasa. Ada juga tahi lalat konginetal yang muncul di usia anak-anak atau remaja, ketika ada satu titik yang dulu tidak terlihat tapi seiring bertambahnya usia dan makin besarnya tubuh, jadi bisa terlihat.

Soal tempat, tidak ada area khusus di kulit yang lebih sering disinggahi sang tahi lalat. Ia bisa muncul di mana saja tanpa pilih-pilih tempat. Begitu pula soal ukuran, yang bisa berbeda-beda dalam diri setiap orang. Ada yang memiliki kecenderungan bertahi lalat kecil dan banyak, ada yang kecenderungannya hanya bertahi lalat sedikit.

Di kulit sendiri, tahi lalat ada yang tumbuh di permukaan, yakni tahi lalat epidermal yang tumbuh di lapisan epidermis. Ada yang sampai ke dalam, yakni tipe dermal yang tumbuh di lapisan dermis. Ada juga yang merupakan kombinasi dari keduanya.

Selain bentuk dan posisi, tahi lalat juga dibedakan oleh sifatnya: yang biasa dan yang ganas.

Sebenarnya, tahi lalat secara umum tidak berbahaya. Namun, memang ada tipe yang menunjukkan keganasan dan mesti kita waspadai.

Tahi lalat biasa yang tidak dihilangkan tidak memiliki risiko. Namun, bila tahi lalat yang bersifat ganas di kulit tidak dihilangkan, risikonya tumor tersebut akan menyebar ke organ-organ lain atau merusak jaringan di bawah kulit. Karena itu, kita perlu waspada dan membedakan antara tahi lalat normal dan tidak normal.

Begini ciri-ciri tahi lalat yang normal. Pertama, warnanya bermacam-macam, dari cokelat muda, cokelat tua, pink, sampai agak gelap. Ukurannya ada yang flat, ada yang timbul, ada pula yang berambut. Selama warnanya rata, batasnya jelas, dan ukurannya bulat, maka Anda tak perlu khawatir.

Anda perlu berhati-hati jika tahi lalat tersebut memiliki warna, batas, dan bentuk yang tidak rapi, tepi yang kemerahan, serta mudah berdarah.

Rumus ABCD untuk memeriksa kondisi tahi lalat kita. ABCD adalah singkatan dari asimetris, border, color, dan diameter. Waspadalah jika bentuk tahi lalat Anda asimetris, yakni tidak bulat, memiliki tepi atau batas yang tidak rapi, kadang bergerigi dan timbul tonjolan, memiliki warna yang tidak homogen, mudah berdarah, dan diameternya membesar.

Tahi lalat yang bersifat ganas dibagi lagi menjadi 2 jenis. Pertama adalah karsinoma sel basal, yaitu keganasan yang tidak sampai membahayakan jiwa karena tidak bisa metastase atau menyebar jauh. Perkembangannya hanya setempat saja, bisa melebar atau bisa masuk ke dalam, dan jenis inilah yang lebih sering terjadi.

Jenis keganasan kedua yang agak jarang ditemui adalah melanoma, yaitu tumor ganas yang ditemukan pada kulit. Warnanya hitam pekat, dan bukan mustahil melanoma yang tampak kecil ternyata memiliki anak yang menyebar ke mana-mana. Jika ada indikasi keganasan seperti itu, mau tidak mau tahi lalat harus segera diangkat.

Untuk membuang tahi lalat tipe karsinoma sel basal, ada banyak pilihan terapi, seperti laser, radiofrekuensi, hingga teknik cryo. Namun, pengangkatan tahi lalat tipe melanoma tidak dianjurkan untuk menggunakan laser, tapi harus lewat pembedahan.

Tahi lalat tipe melanoma harus diangkat secepatnya mengingat sifat ganasnya yang bisa menyebar ke area tubuh lain.

Beda halnya dengan karsinoma sel basal yang perjalanannya lambat dan keganasannya bersifat lokal. Pengangkatannya masih boleh ditunda tapi jangan terlalu lama. Ini tergantung sejauh mana perkembangannya. Kendati pertumbuhannya tidak separah melanoma, irisan dan bekasnya akan semakin besar jika tindakan tidak dilakukan sesegera mungkin.

Sampai sekarang, cara terbaik untuk menghilangkan tahi lalat adalah dengan cara bedah. Pilihan lain adalah bedah laser atau bedah cryo atau cryoablation, yakni tindakan bedah terbatas pada sel tumor dengan menggunakan pendinginan melalui alat khusus.

Untuk operasi bedah, biasanya dilakukan penyuntikkan anestesi lokal terlebih dahulu, lalu tahi lalat diangkat dengan scalpel dan kulit dijahit bila sudah selesai. Bila ingin memastikan bahwa tahi lalat tersebut jinak, jaringan akan diperiksa secara histopatologis. Pasien akan merasakan sakit sedikit waktu disuntik. Sesudahnya, tidak ada perawatan khusus. Sama seperti perawatan luka pasca operasi lain: jangan kena air dan jaga kebersihan kulit sehingga tidak terjadi infeksi. Biasanya, pasien baru datang ke dokter saat kondisi tahi lalat sudah parah keganasannya. Artinya, sudah terlihat jelas ini bukan tahi lalat biasa, misalnya bentuk sudah melebar dan ada cekungan di tengahnya. Keterlambatan ini sangat mungkin terjadi karena kesadaran yang rendah, ditambah pasien tidak merasakan apa-apa selain pertumbuhan keganasan di tahi lalat itu sendiri.

Masyarakat dihimbau agar waspada jika mempunyai tahi lalat yang tadinya kecil lantas semakin lama semakin membesar, apalagi jika disertai tanda-tanda keganasan seperti yang sudah dijelaskan. Jangan tunda periksa ke dokter jika tidak ingin menyebar ke mana-mana.

Bagaimana dengan tahi lalat biasa yang tidak berbahaya, namun si pemilik ingin menyingkirkannya? Menurut para pakar, ini merupakan keputusan hak pasien tersebut.

Umumnya, ada 2 alasan mengapa seseorang ingin menghilangkan tahi lalat di tubuhnya. Pertama karena alasan estetika, terutama untuk tahi lalat yang tumbuh di muka atau bagian kulit tertentu yang dirasa mengganggu penampilan. Kedua, jika tahi lalat tersebut ada kaitannya dengan hoki. Misalnya, pasien percaya pada peramal yang mengatakan bahwa tahi lalat yang terletak di bahu harus dihilangkan karena memengaruhi hoki.

Sebenarnya, kalau tidak berbahaya, tahi lalat tidak perlu dihilangkan. Terima saja di mana pun posisinya. Kalaupun tetap ada yang ingin menghilangkan, biasanya lebih disebabkan alasan kosmetik dan fengshui yang memang masih banyak diyakini orang.

Yang jelas, jika secara medis tidak ada indikasi, maka menghilangkan tahi lalat tidak diharuskan. Tapi sekali lagi, kalau ada pasien yang menghendaki atas alasan fengshui, maka itu adalah hak pasien.

Sebenarnya tahi lalat yang normal tidak akan mengganggu, jadi kalau tidak perlu ya tidak usah dibuang.
0
7.7K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan