Kaskus

Story

rakyoar45Avatar border
TS
rakyoar45
Hidup tenang???
mungkin gua bakal nyeritain satu cerpen yang berarti, terimakasih sebelumnya, monggo dibaca
Disela-sela kehidupan, banyak orang terlintas. Ada yang senang di satu gerombolan, ada yang sedang berbagi kebahagiaan, dan ada yang merasa sendiri dalam keramaian. Orang-orang mungkin banyak yang tidak menyadari dan merasakan bahwa mereka tenggelam dalam kesibukan masing-masing, jika mereka memperhatikan sekitar saja, melirik dan mendalaminya bisa jadi kalian akan merasakan hal yang sama seperti yang aku lihat saat ini. Menjadikan setiap ekspresi sebagai rutinitas hidup dan sampai akupun sendri yang tenggelam dalam kesibukan ekspresi itu. Tapi masih ada beberapa pertanyaan besar di benaku, dari bebagai macam makna hidup, manakah yang akan “aku” jalani?
Ya saat ini aku sedang tenggelam dalam salah satu ekspresi, bisa disebut ekspresi kesenangan. banyak cara mendapatkan ekspresi tersebut, seperti saat ini, saat aku dan orang yang hampir/bisa dianggap seperti keluarga berkumpul di suatu tempat. Kami melakukan olahraga wall climbing disatu tempat di daerah dekat bandara husein, tempat ini milik salah satu alumni dari ekstrakulikuler yang diikuti kami disekolah. Ekskul? bisa disebut Pecinta Alam di SMAN 15 bandung . Cuaca hari ini memang bagus sekali untuk melaksanakan kegiatan ini. aku yang bertindak sebagai seorang bilayer sedang memerhatikan Adra yang menjadi/ memajat papan. Dia salah satu yang terbaik dari kami dalam urusan ini dan akupun tak mau kalah denganya. Kamipun bergantian melakukanya, setelah akhirnya aku bisa mencapai poin panjat tertinggi, akupun melakukan pergantian dengan Ilham untuk istirahat . seketika saja akupun serasa kembali ke masa lalu dan otaku mulai memutar film-film pendek saat itu, tentang ssorang yang kukenal 2 tahun lalu. “PULL!!! PULLL!!!....” lamunan pun buyar, dan aku melihat Andy yang saat itu menjadi bilayer tidak kuat menahan ilhan, Farhan dan aku segera membantu Andy, supaya memperkecil resiko kecelakaan. setela Ilham turun, Andy pun langsung melepas selruh perlengkapan dan Farhan mencek Andy. Ternyata Andy megalami sedikit memar disekitar yag ditempatkan hardness. Ilham pun menghentikan kegiatan, supaya seluruhnya istirahat terlebih dahulu karna sudah sekitar 4 jam kami memanjat. Matahari-pun terhalang oleh awan, dan air pun turun dari langit, “hujan adalah waktu terbaik untuk tersenyum” yah kutipan tersebut aku buat saat sedang mengobrol dengan “Dia” dan saat itu pula aku terseyum, dan kembali mengingat.
Waktupun kembali berjalan, beberapa hari setelah memajnat, kemabali ke kehidupan sehari-hari. Disaat aku berbicara dengan Nanda teman di OSIS selalu saja teringat tentang seseorang yang bisa kubilang “Dia” , teman atau mungkin kita sebut saja, sahabat selalu memiliki arti yang berbeda dalam hidup seseorang yang bisa dan ada dimanapun mereka berada selalu bersama dan tidak meninggalkan yang lainya. “Seseorang sahabat pasti memiliki cara tersendiri untuk berkomunikasi dengan sahabatnysendiri yang tidak bisa dimengerti” ucap salah satu sahabatku. Begitu juga dengan sahabatku, meskipun mereka kadang sering mempringati bahwa lebih baik aku melupakan “Dia”, tetapi ada juga yang membuat saran bahwa lebih baik maju daripada jalan di tempat..
Kembali, saat berbicara dengan Nanda yang lain pun mulai datang dan bergabung bersama kami, saat itu pulang sekolah, aku langsung pergi kerumah Farhan, Fauzan yang serumah dengan Farhan pun mengetri bahwa aku sedang ada masalah, karena saat itu juga aku memetikan lagu dari band A Rocket To he Moon yang berjudul “ Like We used To” yang berarti “ Seperti yang kita lakukan juga” Musik mungkin hal yang bisa membuat tenang saat itu, tapi selain music, alam pun bisa menenangkan karena keesokan harinya aku, Adra, Ilham, Andy, dan Febri pergi ke gn.batu untuk sekedar memuaskan hobi. Perjalanan kesana memang tidaklah jauh, tapi pemandaganya memang lah sangat indah. Rasanya seperti di tengah tengah lingkatan bandung. Kita bisa melihat pegunungan dari ujung keujung sejauh mata memandang dan bisa melihat 2 tempat yang menjadi icon, kota Bandung dan Lembang. Mataku pun tak berhenti memandang, dan Musik pun dinyalakan, sebuah perpaduan yang sangat indah, Alam dan music disatukan, cukup untuk melupakan sejenak hidup yang seperti itu saja, kadang ingin sekali keluar dari rutinitas ini. Dan tanpa sadarpun aku kembali ke 2 tahun lalu, saat -ertama kali bertemu. Banyak sekali kenangan yang perah kualami ternyata, dan “Dia” itulah yang membuat itu terjadi.
Disaat sedang menikmati perpaduan yang indah ini, aku teringat bahwa sedang ditempat yang pernah ditunjuakan oleh “Dia” melalui sebuah foto. Pantas saja jika aku tidak asing dengan pemandanganya. Karena sekarang akupun sadar bawhwa dekat dengan rumah “Dia”, otaku pun mulai bekerja, dan jari jari pun menuliskan kata kata yang iseng. tapi sebenarnya jika dilihat dari kata katanya seperti ucapan yang memiliki arti yang dalam, karna mungkin hanya hal itu yang bisa disampaikan saat itu..
Awan pun mulai turun, dan kami kembali kebawah supaya tidak terkena hujan. Dan setelah hujan turun, senyuman pun kenbali datang.

Beberapa hari sebelum ulang tahun. Aku ada di sebuah acara jalan sehat di gasibu, banyak orang yang mengikuti acara ini, dan setiap sekolah mengirim perwakilan masing masing. diseana pun mataku selalu mecari mencari dikerumunan orang orang. Mungkin benar jika saja “Dia” ada disini, karna teman temanya berada di acara ini juga. Saat acara dimulai sekumpulan kelompok berbaris rapih sambil menyanyikan yel yel, dan saat itu juga “Dia” terlihat oleh mata, “ seperti biasa, tidak berubah…”. Setelah acara selesai, kami kembali ke pusdai, karena disana kami menyimpan kendaraan, Aku pun menagajak yang lain untuk pergi ke fastfood yang ada di sekitar jalan riau.
Saat ditempat itu, mataku mulai mencari, dan mungkin memang sebuah keberuntungan dan saat memesan makanan, secara tidak sadar Farhan dan “Dia” sedang megobrol.Entah bagaimana caranya. Setelah mengambil pesanan segeralah aku bertemu mereka. Farhan pun secara tidak langsung mengerti, dan berpamitan untuk pulang terlabih dahulu. tersisa aku dan “Dia”. kamipun seperti biasa berbicara tentang masalalu dan entah kenapa dia selalu tersenyum. Setelah pada intiya aku berkata jujur tentag semuanya dan diahir aku berkata “ Terima kasih, dan aku pergi dulu ya….” .beranjak dari tempat duduk dan meliaht untuk terakhir kalinya, akhirnya , lega rasanya, tenang, tentram. Tapi terakhir degan raut wajah yang mebingungakan membuat aku tidak yakin dan kembali membuat tanda tanya besar. Inkah kehidupan tenang itu? tapi aku yakin satu saat nanti “ Semua akan indah pada saatnya”
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
966
1
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan