Kaskus

Hobby

ainalizaAvatar border
TS
ainaliza
Siapa Menziarahi Makam Ronggowarsito Bisa Jadi Pengarang Buku Terkenal
Siapa berziarah ke makam Ronggowarsito, dia akan menjadi penulis buku atau pengarang terkenal yang buku-bukunya laris. Semua itu didapat dari kekuatan khodam.

Pada akhir sekitar rentang 1979, kematian R.Ng. Ronggowarsito alias Bagus Burham memang sempat menjadi polemik. Pokok pangkal polemik tersebut adalah sekitar kematian Ronggowarsito yang telah diketahui sebelumnya oleh dirinya sendiri. Ya, delapan hari sebelum ajal menjemputnya sang punjangga telah menulis berita kematian tersebut dalam Serat Sabda Jati. Demikian cuplikannya dalam susunan kalimat asli:

“Amung kurang wolung ari kadulu, tamating pati patitis. Wus katon neng lobil makpul, antarane luhur, selaning tahun Jumakir, toluhu madyaning janggur. Segara winduning pati, retepi ngumpul sakenggon.”

Artinya kurang lebih bahwa dirinya akan meninggal pada 5 Dulkaidah 1802 atau 24 Desember 1873 pada hari Rabu Pon.

Tulisan tersebut memang sempat melahirkan kontroversi berkepanjangan. Ada yang menilai bahwa Ronggowarsito meninggal bukan secara resmi alami, akan tetapi dibunuh atas perintah persengkongkolan Raja Paku Buwono IX yang mendapat desakan dari Belanda yang ketika itu merasa resah karena melihat kelebihan dan kemampuannya. Karena itulah Belanda berkepentingan untuk menghabisinya. Apalagi, Ayahnda Ronggowarsito ternyata juga telah diculik Belanda hingga akhirnya tutup usia di Jakarta.

Keinginan Belanda itu rupanya sejalan dengan Paku Buwono IX. Sang raja juga merasakan adanya sesuatu yang kurang berkenan dengan sepak terjang Ronggowarsito yang ketika itu namanya sangat terkenal sehubungan dengan karya-karyanya. Maka, kuat dugaan, konspirasi menyingkirkan Ronggowarsito akhirnya berjalan sempurna.

Apakah keraguan ini benar? Memang , sampai sekarang hal tersebut tetap menjadi misteri. Di satu pihak menganggap bahwa kelinuwihannya Ronggowarsito memang mampu mengetahui saat-saat kematiannya,meski kematian adalah rahasia Tuhan. Namun di pihak lain menduga bahwa tidak menutup kemungkinan ada tanga-tangan lain yang merekayasa kematian tersebut, sekaligus merekayaa kalimat ramalan pada serat Sabda Jati sebagai mana dikutip di atas.

Memang, banyak kalangan ahli yang beranggapan, bahwa bait-bait sebagaimana kutipan di atas , dan mana yang merupakan tambahan dari orang lain. Hal ini wajar mengingat dari sekitar 50 buku tulisan karya Ronggowarsito tidak terlalu nyata, mana tulisan murni karyanya, dan mana yang ditulis bersama-sama dengan orang lain, maupun yang merupakan terjemahan.

Hal ini mudah dimaklumi, mengingat pada waktuitu belum ada perlindungan hak cipta. Apalagi sewaktu Ronggowarsito bertugas di Keraton Solo, kerajaan dalam kondisi tidak menentu akibat terpengaruh dengan perseteruan keluarga raja dan campur tangan kaum penjajah Belanda yang ingin mengail di air keruh.

Sumur Tiban Mistis

Itulah sekelumit cerita mengenai soal perjalanan kematian Ronggowarsito yang sangat kontroversi. Nah, beberapa waktu yang lalu SIAGA berziarah ke makam pujangga agung Tanah Jawa Desa Palar, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Yang menarik, di bagian utara kompleks makam ini terdapat sebuah sumur tua, yang konon sudah ada sejak sejak pertama kali makam tersebut dibangun.

Mungkin karena ketuaannya, SIAGA sempat merasakan kalau sumur ini telah dipengaruhi oleh khodam sang punjangga yang memiliki daya linuwih tinggi. Kekuatan khodam ini sangat terasa dominan.

Menurut kepercayaan masyarakat sekitarnya, sumur ini menyimpan karomah untuk memperoleh atau meramalkan gambaran jati diri seseorang seseorang.

Caranya adalah dengan prosesi ritual tertentu, yakni dengan memasukkan uang gobang kuno ke dalam sumur yang saat musim penghujan hanya berkedalaman sekitar satu setengah meter dari permukaan tanah tersebut.

Menurut Tutur, orang yang melakukan ritual akan memperoleh gambaran yang dapat terlihat, yang melambangkan nasib atau peruntungan. Contohnya, jika terlihat gambaran payung, maka diyakini akan memperoleh jabatan tinggi. Contoh lainnnya, bila si pelaku ritual melihat gambaran buku, maka dia akan menjadi penulis buku atau pengarang terkenal yang buku-bukunya laris.

Masih banyak gambaran lain yang bisa diperoleh peziarah, yang tentu saja untuk membacanya kita perlu minta petunjuk dari sang juru kunci.

“Sumur di makam Ronggowarsito ini ada yang menyebutnya Sumur Tiban. Menurut penerawangan, sumur itu ditunggu oleh sejenis jin yang berwujud seorang puteri. Namanya Sekar Lara Gadung Melati”, demikian tutur Dayat, (57), juru kunci makam.

Ketika SIAGA berkunjung ke tempat ini, masih terlihat batang-batang hio bekas para peziarah. Juga terlihat disana-sini tersebar kembang dari peziarah yang belum sempat dibersihkan.

”Hampir setiap hari ada tamu yang ritual di sini. Tetapi yang paling banyak di hari Kamis malam Jum’at Kliwon,” tambah Dayat.

Kompleks ini (Makam Ronggowarsito) ini dibangun oleh Dinas P dan K hingga mencapai bentuknya yang sekarang pada sekitar 1955. Yang terasa unik, di luar cungkup pujangga terlihat makam Carel Prederick Winters (1799-1859), berikut isterinya, Jacoma Hendrika Logeman (1828). Makam ini memang dipindahkan dari makam Kerkop Jebres, Solo sekitar 1985.

Tak jauh dari makam sang pujangga juga ada makam Bagus Tlogo dan Bagus Gumyur. Mereka disebut sebagai cikal bakal makam, yang merupakan pemuda kembar yang hingga kini makamnya masih paling wingit.

Sementara itu, terlepas dari mana yang benar tentang peristiwa wafatnya sang punjangga , tulisan-tulisan karyanya telah memberikan andil dalam dalam kesusateraaan kita. Khususnya sastrawan bahasa Jawa.

Tanpa Ronggowarsito. Mungkin terlampau sedikit kajian-kajian sastra-satra Jawa yang dapat dimanfaatkan.

Ramalan Jangka Jaya Baya, misalnya sangat besar andilnya bagi masyarakat Jawa khususnya, dan Indonesia pada umumnya.

Terlebih, apabila kondisi bangsa sedang terpuruk. Biasanya ada secercah harapan bahwa di suatu saat nanti cobaan akan berakhir setelah munculnya seorang pemimpin sejati yang disenangi rakyat,yaitu Satrio Piningit atau Ratu Adil, sosok yang akan mengentaskan kita dari keterpurukkan keadaan.

Sebagai contoh pada zaman pemberontakan Diponegoro (1825-1830) , pengikut sang Pangeran mengira bahwa beliaulah Ratu Adil yang ditunggu-tunggu yang akan mampu melepaskan mereka dari derita akibat ulah penjajah Belanda. Demikian pula ketika Jepang mencengkeramkan kuku-kuku penjajahannya di Indonesia.

Demikian juga ketika negara kita dilanda oleh krisis multi dimensi, harga-harga mulai mahal , kesulitan hidup mencekik leher seperti sekarang ini. Dengan adanya wacana akan datangnya Ratu Adil , maka rakyat tetap memimiliki rasa optimis. Setidaknya, mereka masih punya harapan bahwa di suatu waktu nanti keadaaan ini akan berakhir, dan kejayaan bangsa akan pulih, bahkan melebihi ejayan masa lampau.

http://www.siaga.co/news/2013/05/06/...buku-terkenal/
0
3.9K
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan