Rokok buatan Indonesia, terutama rokok kretek, termasuk rokok kretek dengan bungkus berwarna kuning pupus yang tampak berat jika dihisap perokok itu, disukai di Malaysia.
Rokok buatan Indonesia seperti minuman teh dalam botol itu banyak disukai orang Indonesia yang berjibun di Malaysia, jika teh dalam botol ( juga yang dikemas dalam kotak ) sudah resmi di impor dan banyak dijual di Malysia , apa lagi di Pasar Chow Kit yang ramai orang Indonesia di kuala Lumpur itu, maka “rokok kretek buatan Indonesia”, lihat foto dalam tulisan ini, khususnya di Kuala Lumpur, “dimana mana tidak ada dijual ( resmi ) tetapi dimana mana mudah bisa di beli”, harganya pun bisa dibeli dengan lebih murah dari rokok dengan ukuran kotak kecil yang dijual resmi di Malaysia dengan harga rata rata RM. 10 ( sepuluh ringgit - setara dengan kurang lebih 30 ribu rupiah ) sedangkan “rokok buatan Indonesia bisa dibeli dengan harga 6 atau 7 ringgit” saja.

Tidak ada tetapi bisa dibeli dimana mana, maksudnya?

Ya, jika saya suatu saat iseng cari makan di “ Medan Selera “ ( pujasera - warung makan ) maka banyak orang tampak memberikan sejumlah uang ( sepertinya sudah langganan, kadang tanpa bicara ) kepada pedagang warung makan yang tidak berjualan rokok ( itu karena julan rokok di Malaysia resminya tidak boleh disembarang tempat ) maka si tukang warung akan memberika sebungkus atau beberapa bungkus rokok top buatan Indonesia dengan bungkus warna merah maron atau warna kuning pupus itu.

Bukan hanya di Medan Selara, beberapa kali, saat sore hari ketika saya membeli sesuatu di runcit ( warung eceran ) tidak jauh dari rumah di Desa Pandan, sama saja, kadang tanpa bicara, antara penjual dan pembeli tampaknya sudah saling tahu, dengan memberikan uang ( bisa tki, banyak juga orang Malaysia ) kepada pedagang, uang diterima dan rokok buatan Indonesia itu diberikan ( kadang tanpa bicara), mungkin saja dengan kode kode tertentu, sehingga antara pembeli dan penjual sudah saling tahu apa yang dimaksud dengan memberikan uang itu oleh orang tertentu ( pelanggan )

Kata teman saya, jika ditanya kepada penjual ada rokok kretek ( merek tertentu ) sudah pasti akan dijawab tidak ada. Jika diperhatikan sebenarnya pihak berwajib di Malaysia sangat mudah bisa tahu hal itu kalau mau memberantasnya, cuma sepertinya sudah tst juga, samalah dengan di Indonesia, tidak beda beda jauh amat, hehe.

Buktinya jika pihak yang berwajib dalam hali ini, bisa jadi polisi atau petugas bea dan cukai malaysia perduli, akan mudah sekali diberantas, karena sudah beberapa kali penyelundupan rokok impor termasuk rokok buatan Indonesia tertangkap tangan, seperti diberitakan utusan malaysia 14 Maret 2013 lalu, polisi Malaysia menemukan ribuan rokok gelap di Pelabuihan Klang, salah satu pelabuhan besar untuk ekspor impor ( West port dan Nort Port ), dan dermaga untuk keluar masuknya kapal penumpang ( di South Port ) dari dan ke beberapa pelabuhan di Sumatera, seperti ke Pelabuhan Tanjungbalai.