- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Investor China Hendak Relokasi Industri Tekstil ke Bandung


TS
zhouxian
Investor China Hendak Relokasi Industri Tekstil ke Bandung
JAKARTA, (PRLM).- Investor China makin meminati kawasan Bandung sebagai tujuan relokasi usaha industri tekstil. Meski upah buruh di Indonesia terus naik, tetap dinilai lebih murah dibanding tingkat upah di RRC. Kedutaan Besar Kedutaan Besar RI di Republik Rakyat China (RRC) menerima banyak permohonan dari para investor tersebut. Duta Besar RI di RRC, Imron Cotan mengatakan itu ketika ditemui seusai acara PPIT Economic Review yang diselenggarakan Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok (PPIT) di Jakarta, Senin (6/5/2013).
Imron belum bisa menyebutkan nilai investasi yang akan masuk ke Bandung, namun dibanding sektor lainnya, industri garmen dan tekstil termasuk paling banyak diminati. Sektor lain yang juga diminati yaitu infrastruktur, eksplorasi minyak dan gas bumi, pertanian, dan peternakan.
“Jangan salah, China itu sekarang mengalami kesulitan mencari buruh seiring dengan meningkatnya tingkat upah di sana jadi mereka mencari tujuan relokasi industrinya, termasuk ke negara kita yang stabil politiknya,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Imron juga memperingatkan agar Indonesia mulai bersiap-siap kehilangan China sebagai pasar ekspor energi fosil (batubara dan migas) terbesar. Sebab, Pemerintah China tengah menyusun kebijakan energi nasional mereka yang mayoritas akan bersumber dari energi nonfosil atau energi terbarukan. Proses persiapan menuju itu dilakukan sejak tahun 2011 hingga 2015 dengan dana yang digelontorkan senilai hampir 500 miliar dolar AS.
Dengan kebijakan tersebut, jelas bahwa China sedang mempersiapkan diri agar lepas dari ketergantungan terhadap energi fosil di mana Indonesia selama ini jadi pemasok utamanya, terutama batubara dan gas bumi.
Upaya memperkuat hubungan ekonomi itu juga dilakukan oleh pihak China sendiri. Duta Besar RRC untuk Indonesia, Liu Jianchao menyatakan bahwa China ingin meningkatkan hubungan ekonomi dengan Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar di ASEAN.
Beberapa usaha manufaktur yang akan dikembangkan di Indonesia, yaitu tekstil garment, manufaktur, dan energi. Secara keseluruhan, nilai investasi RRC di luar negeri tahun ini diperkirakan mencapai 500 miliar dolar AS. “Semoga nilainya akan makin meningkat ke Indonesia,” katanya.
Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok (PPIT), Bondan Gunawan mengatakan, salah satu upaya mendukung peningkatan hubungan antara RRC-Indonesia, PPIT akan menyelenggarakan pagelaran angklung massal di Beijing, RRC pada 2 Juni mendatang. Kegiatan yang juga didukung oleh Saung Angklung Udjo tersebut sekaligus memecahkan rekor dunia bermain angklung karena melibatkan 10.000 peserta. Sebelumnya, rekor dunia main angklung berlangsung di Washington DC, Amerika Serikat pada tahun 2011. (A-156/A-88)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/233804
semoga menguntungkan semuanya jika terlaksana
Imron belum bisa menyebutkan nilai investasi yang akan masuk ke Bandung, namun dibanding sektor lainnya, industri garmen dan tekstil termasuk paling banyak diminati. Sektor lain yang juga diminati yaitu infrastruktur, eksplorasi minyak dan gas bumi, pertanian, dan peternakan.
“Jangan salah, China itu sekarang mengalami kesulitan mencari buruh seiring dengan meningkatnya tingkat upah di sana jadi mereka mencari tujuan relokasi industrinya, termasuk ke negara kita yang stabil politiknya,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Imron juga memperingatkan agar Indonesia mulai bersiap-siap kehilangan China sebagai pasar ekspor energi fosil (batubara dan migas) terbesar. Sebab, Pemerintah China tengah menyusun kebijakan energi nasional mereka yang mayoritas akan bersumber dari energi nonfosil atau energi terbarukan. Proses persiapan menuju itu dilakukan sejak tahun 2011 hingga 2015 dengan dana yang digelontorkan senilai hampir 500 miliar dolar AS.
Dengan kebijakan tersebut, jelas bahwa China sedang mempersiapkan diri agar lepas dari ketergantungan terhadap energi fosil di mana Indonesia selama ini jadi pemasok utamanya, terutama batubara dan gas bumi.
Upaya memperkuat hubungan ekonomi itu juga dilakukan oleh pihak China sendiri. Duta Besar RRC untuk Indonesia, Liu Jianchao menyatakan bahwa China ingin meningkatkan hubungan ekonomi dengan Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar di ASEAN.
Beberapa usaha manufaktur yang akan dikembangkan di Indonesia, yaitu tekstil garment, manufaktur, dan energi. Secara keseluruhan, nilai investasi RRC di luar negeri tahun ini diperkirakan mencapai 500 miliar dolar AS. “Semoga nilainya akan makin meningkat ke Indonesia,” katanya.
Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok (PPIT), Bondan Gunawan mengatakan, salah satu upaya mendukung peningkatan hubungan antara RRC-Indonesia, PPIT akan menyelenggarakan pagelaran angklung massal di Beijing, RRC pada 2 Juni mendatang. Kegiatan yang juga didukung oleh Saung Angklung Udjo tersebut sekaligus memecahkan rekor dunia bermain angklung karena melibatkan 10.000 peserta. Sebelumnya, rekor dunia main angklung berlangsung di Washington DC, Amerika Serikat pada tahun 2011. (A-156/A-88)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/233804
semoga menguntungkan semuanya jika terlaksana

0
1.3K
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan