Sumber:Info Jual Rumah

Menara pemancar tertinggi di dunia, Tokyo Skytree berambisi menghemat energi sebesar 48%. Menara setinggi 634 meter ini selain dapat ‘menghidupi’ dirinya sendiri, juga diklaim mampu mendistribusikan air panas dan air dingin dalam radius 10,2 hektar.

Shinichiro Konno, Managing Director Tobu Energy Management Co mengatakan, menara televisi yang terletak tujuh kilometer di sebelah utara Stasiun Tokyo, Jepang ini menggunakan sistem energi tersentralisasi. “Kami menggunakan teknologi Jepang untuk menciptkan sistem yang terbukti mampu meningkatkan efisiensi penggunaan energi, dan menjadikannya bangunan tertinggi yang paling ramah lingkungan di dunia,” kata Konno seperti dikutip dari bloomberg.com.

Menara tertinggi kedua di dunia setelah Burj Khalifa ini selesai dibangun pada 29 Februari tahun lalu. Menghabiskan biaya sebesar USD656 juta (Rp6,36 triliun) untuk konstruksi bangunannya, menara ini secara resmi dibuka untuk umum pada akhir Mei 2012 lalu.

Sejauh ini, sistem sentralisasi yang digunakan Tokyo Skytree menghabiskan biaya sebesar USD40,1 juta (Rp389,3 miliar) per tahunnya. Akan tetapi penggunaan energinya 44% lebih rendah dibandingkan gedung lainnya.

Sistem ini mendorong berbagai pihak untuk ikut menyambungkan sistem energi Tokyo Skytree ke gedung mereka. Menurut Kementerian Lingkungan Jepang, angka pemasangan sistem tersebut meningkat sebesar 43% menjadi 207 pemasangan pada 2011 lalu.

“Distrik yang melakukan instalasi sistem ini menjadi 990 area,” ungkap perwakilan kementerian.

Baca Artikel ini juga:

Tips Agar Kulkas Hemat Energi

Menengok Hotel Kapsul di Jepang

Ironis, Burj Kalifa Tak Punya Septic Tank!



Kira-kira kapan Indonesia bisa menyaingi Tokyo ya gan,,,,