Kaskus

Entertainment

SuicideSilenceAvatar border
TS
SuicideSilence
JualOlehOleh.com – Buka Toko Online agar Pelanggan Bervariasi Homepage situs JualOleh
Netpreneur Indonesia - Situs JualOlehOleh.com dibuat oleh Adista Krisnawati (31) dan David Christian Heryanto (35) untuk mendukung toko Jual Beli
offline yang sudah ada sebelumnya. Pasangan suami istri asal Yogyakarta ini ‘jemput bola’ dengan menghadirkan online platform supaya konsumennya bervariasi.

JualOlehOleh.com – Buka Toko Online agar Pelanggan Bervariasi Homepage situs JualOleh

Netpreneur (N): Halo. Produk-produk apa saja yang dijual di toko online Anda?

Adista (A): Produk utama yang kami jual adalah produk khas daerah. Ada makanan dan suvenir. Untuk saat ini, (produknya) masih sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah, seperti Magelang, Muntilan, Semarang, dan Solo. Tapi, sepertinya di bulan Mei ini kami akan menambah (produk) dengan makanan khas dari Bali.

N: Apakah semua produk di JualOlehOleh.com diproduksi sendiri oleh Anda?

A: Iya. Tapi, tidak semua. Beberapa rekan bisnis ada yang menitipkan untuk dijual website kami.

N: Mengapa Anda memilih produk berupa oleh-oleh dibanding produk yang lain?

A: Alasannya kenapa memilih produk tersebut ya tentu saja karena saya suka. Setiap pilih produk, saya harus suka dulu.

N: Berapa range harga produk-produk yang Anda jual?

A: Ada yang 10.000 rupiah sampai 300.000 rupiah.

N: Kalau boleh tahu, berapa omzet Anda dalam satu bulan?

A: Yang ini harus dijawab ya? Hehehe. Sekitar 20 sampai 30 juta rupiah per bulan.

N: Apa yang menginspirasi Anda sehingga ingin membuka toko online ini?

A: Kami senang travelling terus senang makan juga. Kadang, ketika travelling kita beli sesuatu yang khas dari daerah tersebut untuk oleh-oleh. Nah, biasanya ketika makanan itu sudah habis, kadang kita ingin makan lagi. Tapi susah mendapatkannya karena itu makanan khas daerah lain. Untuk bisa mendapatkannya lagi kadang harus titip teman yang mau ke sana. Atau, menyediakan waktu lagi untuk pergi ke sana. Nah, ini ‘kan repot sekali. Bahkan, biasanya uang yang dikeluarkan jadi lebih banyak.

Ini yang kemudian membuat kita berpikir, mungkin ada juga teman-teman yang merasakan hal yang sama. Ingin bakpia, kering teri, atau pie susu Bali tapi malas pergi ke Yogya atau Bali. Lalu, teman atau saudara juga tak ada yang bisa dititipi. Dari sini kita berpikir, seandainya makanan atau barang khas tersebut bisa dipesan lewat online, tentu akan lebih praktis.

N: Apakah Anda memiliki toko offline sebelumnya? Mengapa memutuskan untuk go online?

D: Iya, ada. Alasannya, kondisi masyarakat sekarang seperti macet, susahnya lahan parkir, jam kerja atau sekolah yang padat hingga efektivitas waktu sepertinya tidak mendukung mereka untuk menjelajah mencari tempat makan sesering dulu. Ini menyebabkan mereka akan mengunjungi tempat-tempat makan atau kebutuhan yang terjangkau saja. Mungkin hanya yang dekat rumah, dekat sekolah, dekat tempat les, dan lain-lain. Kami membuat toko online dengan tujuan mereka lebih bisa menghemat waktu sehingga bisa dipakai untuk yang lebih penting menurut mereka.

Kondisi seperti ini juga menyebabkan jumlah, kategori, atau variasi pengunjung di satu tempat menjadi stagnan. Itu itu saja. Ini tidak baik untuk bisnis. Maka dari itu, sebagai pelaku bisnis, kita harus mau menjemput bola. Kita harus melakukan cara-cara baru untuk menjangkau pelanggan baru. Kalau dalam usaha saya, ya berarti saya harus buka toko online.
David dan Adista

N: Menurut pengalaman Mbak Adista, seberapa besar peran dan kehadiran toko online ini?

A: Keuntungannya tentu saja jumlah dan variasi pelanggan jadi bertambah. Dengan (toko online) ini, yang dulu belum tahu jadi tahu. Yang sudah tahu jadi mau mencoba. Mau mencoba berarti ‘kan membeli. Singkatnya, jumlah pembeli akhirnya meningkat.

Kalau keuntungan lain di luar materi juga banyak. Pertama, kami dipaksa untuk belajar lagi dari segi teknis, stategi, manajemen, handling konsumen, marketing, dan lain-lain. Yang kedua, rekanan kami jadi tambah banyak. Selain itu, dari rekanan ini kami saling belajar, saling sharing. Sharing ilmu, sharing pengalaman, sampai sharing produk. Hehehe..

Saya yakin, ketika situs kami semakin berkembang, pasti kami juga bisa menciptakan lapangan baru.

N: Media sosial apa saja yang digunakan?

A: Kami menggunakan Facebook saja. Soalnya yang lain belum ada akunnya. Lewat Facebook kita bisa meng-upload foto produk, berpromosi, dan juga menjawab pertanyaan-pertanyaan pelanggan.

N: Di situs JualOlehOleh.com ada kolom khusus testimonial. Menurut Anda, seberapa penting review dari pelanggan dalam berbisnis online?

A: Penting. Ini bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kepercayaan para calon pembeli. Terutama yang belum pernah punya pengalaman membeli barang secara online.

N: Pernahkah berhadapan dengan pelanggan yang komplain? Bagaimana mengatasinya?

A: Sejauh ini belum ada. Biasanya, sekedar tanya aja lewat SMS atau WhatsApp soal kepastian kedatangan paket ke tujuan.

Namanya pembeli, pasti macam-macam karakternya. Ada yang sabar, ada yang kurang sabar. Ada yang pengalaman (belanja lewat online), ada yang belum. Jadi, saya maklum kalau mereka kurang percaya.

N: Kendala seperti apa yang dihadapi dalam berbisnis online? Bagaimana menyikapinya?

A: Mungkin soal pengiriman. Terutama yang keluar pulau. Kebanyakan calon pembeli urung membeli karena ongkos kirim dinilai terlalu mahal. Kemudian, ada beberapa produk yang tidak tahan lama untuk dikirim ke sana.

Cara menyikapinya adalah cari alternatif jasa kurir yang banyak dan kalau bisa yang murah-murah. Selain itu, kami juga menawarkan alternatif juga ke calon pembeli. Lalu, untuk produk yang tidak tahan lama kami informasikan ke calon pembeli.

sumber
-------------------------------------------------------------------------------------
smoga dapat menginspirasi agan2 sekalian emoticon-Matabelo
0
1.7K
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan