Kaskus

News

zhangbaAvatar border
TS
zhangba
Di Jabar dan Sumut tak laku, Jokowi dipakai di Jateng & Bali
Minggu, 5 Mei 2013 05:02:00

Gubernur DKI Joko Widodo kerap kali ditunjuk menjadi juru kampanye bagi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dari PDI Perjuangan. Sosok Jokowi yang merakyat seperti bisa menjadi magnet untuk menarik simpati warga.

Saat pemilihan gubernur Jawa Barat, Jokowi menjadi juru kampanye Rieke-Teten, begitu juga saat Pilgub Sumatera Utara, Jokowi berjuang untuk Effendi Simbolon dan Jumiran. Namun nasib berkata lain, dua pasangan itu kalah.

Meski begitu, PDIP sepertinya menilai Jokowi masih memiliki pengaruh yang besar untuk meraih suara. Mantan wali kota Solo itu kini didapuk menjadi juru kampanye pasangan Ganjar-Heru di Jawa Tengah, serta pasangan Puspayoga-Sukrawan di Bali.

"Meskipun Rieke dan Effendi kalah bukan berarti Jokowi tidak punya pengaruh. Belum tentu perolehan suara Rieke dan Effendi bisa sebesar itu jika juru kampanyenya bukan Jokowi," kata pengamat politik dari Sinergi Masyarakat (Sigma) Said Salahudin kepada merdeka.com, Minggu (5/5).

Said menilai, memang tidak ada kepastian jika calon pemimpin daerah yang 'dipromosikan' oleh Jokowi akan memenangkan Pilkada. Namun kehadiran Jokowi sedikit banyak membantu masyarakat untuk memilih calon yang dikampanyekan oleh Gubernur DKI itu.

"Masyarakat kan sudah pada pintar, meskipun Jokowi jadi jurkam tapi tetap saja yang dipilih bukan Jokowi, jadi Jokowi sifatnya hanya membantu," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, keberhasilan Pilkada bukan tergantung pada kualitas calon itu sendiri. Jika memang calon itu disukai rakyat, ditambah dengan Jokowi sebagai jurkamnya maka kemungkinan calon itu akan berhasil.

"Semua tergantung calonnya. Nilai Jokowi sebagai jurkam berbeda dengan Jokowi saat kampanye di Jakarta. Meskipun memberikan pengaruh tapi tetap kualitas calon yang lebih penting," tutupnya.
sumber http://www.merdeka.com/politik/di-ja...teng-bali.html
koment TS= semoga di di Bali dan Jateng, dagangan nya Laku emoticon-Malu

opps, rupanya menurut survei, Pakde juga tak laku di Jateng

Survei: Jokowi Tak Laku di Jateng
pada hari Rabu, 10/04/2013 - 09:24
Publik Jawa Tengah memilih Cagub tidak berdasarkan popularitas, melainkan faktor kedekatan dengan warga, hasil kerja, kapabilitas, dan kejujuran.
PDI Perjuangan menggandeng Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi juru kampanye pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko dalam Pilgub Jawa Tengah. Popularitas Jokowi yang tengah naik daun diyakini dapat mendongkrak suara jago PDIP di kandangnya sendiri. Namun hasil survei justru berkata lain. Gubernur DKI Jakarta itu dinilai tidak laku di Jateng.”PDIP ini kan menjadikan Jokowi sebagai salah satu sarana pendulang suara bagi Cagub Ganjar Pranowo. Karena popularitas Ganjar yang masih rendah. Namun berdasarkan survei kami, ternyata efek Jokowi itu hanya sekitar 1 persen,” ujar Direktur Eksekutif Lembaga Survei Median, Rico Marbun, dalam keterangan persnya, Senin (8/4).

Menurut Rico, kekalahan pasangan Cagub yang diusung PDIP dalam dua Pilgub sebelumnya, yakni Jabar dan Sumut, di mana Jokowi menjadi Jurkamnya, berdampak kepada pilihan calon pemilih di Jateng.

Berdasarkan survei yang dilakukannya pada pertengahan 26 Maret-3 April lalu, mayoritas publik Jawa Tengah memilih Cagub tidak berdasarkan popularitas, melainkan faktor kedekatan dengan warga, hasil kerja, kapabilitas, dan kejujuran.

“Kita bertanya kepada responden, mereka bebas menjawab apa faktor-faktor yang menyebabkan Anda memilih seorang kandidat dalam Pilkada Jateng ini. Ini untuk mengukur kekuatan figur dan mesin politik, juga ciri-ciri image psikologis seperti apa seseorang itu memilih kandidat. Hasilnya, sedikit yang memilih karena Jokowi,” jelasnya.

Dengan fakta survei tersebut, lanjut pengamat politik dari Universitas Paramadina ini, hal itu menunjukkan endorsement Jokowi tidak begitu terasa di Jateng. Mungkin karena kesalahan PDIP menempatkan Jokowi sebagai tim sukses di Pilgub sebelumnya sehingga berefek ke Jateng.

Hal lain yang tak kalah pentingnya, kata Rico, adalah peta politik basis PDIP. Keputusan PDIP mengusung Ganjar yang notabene kurang dikenal masyarakat Jateng berdampak pada krisis dan polarisasi dukungan basis PDIP.

“Kalau kita lihat perpecahan di tubuh PDIP menurut saya sangat kronis. Data survei menyatakan publik merasa elite PDIP tidak memperlakukan Rutriningsih secara adil,” ungkapnya.

Hasil survei Median dan beberapa lembaga survei lainnya, menurutnya, menunjukkan Cagub petahana Bibit Waluyo masih unggul, disusul kader PDIP lainnya yang diusung enam Parpol yakni Don Murdono yang mendampingi Hadi Prabowo.

“Kalau kita bicara angka dari Pemilu 1999 hingga 2009, terjadi penurunan signifikan PDIP hampir 8 persen. Terakhir PDIP hanya di kisaran 15 persen. Untuk Jateng, itu saja sudah terbagi ke Bibit, Don, dan Rutriningsih. Meski Bibit sudah pindah ke Demokrat, tapi publik masih mempersepsikan dia tokoh PDIP,” pungkas dosen pada Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) ini.

Sementara itu, Hadi Prabowo-Don Murdono terus menuai simpati. Persekutuan Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Jawa Tengah mendukung bakal pasangan calon peserta Pilgub Jateng 2013 yang diusung oleh PKS, Gerindra, PPP, PKB, Hanura, dan PKNU ini.

Ketua PGPI Jateng Pendeta Hendrik Masengi berharap jika pasangan HP-Don terpilih menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur, keduanya siap melaksanakan apa yang menjadi keinginan umat Nasrani, tidak pilih kasih, dan ada kebersamaan.

“Selain itu, kami juga berharap agar Jateng menjadi lebih baik setelah Pak HP terpilih sebagai Gubernur Jawa Tengah,” ujarnya usai perayaan Paskah bersama yang berlangsung di Gereja Bethel Tabernakel (GBT) Kristus Alfa Omega di Jalan Gajahmada Semarang dan sempat dihadiri oleh Hadi Prabowo beserta rombongan selama 30 menit. Detik | Antara
sumber http://joglosemar.co/2013/04/survei-...di-jateng.html
Diubah oleh zhangba 06-05-2013 15:03
bukan.bomatAvatar border
bukan.bomat memberi reputasi
1
2.3K
32
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan