- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Aduh Gan, Indonesia Dikalahin Filipina Gara-Gara BBM


TS
bisnismaju
Aduh Gan, Indonesia Dikalahin Filipina Gara-Gara BBM
Filipina mengalahkan Indonesia! Negara yang sama-sama anggota ASEAN ini akhirnya mengamankan rating investment grade dari lembaga pemeringkat rating global Standard & Poor's. Presiden Benigno Aquino dianggap lebih berhasil dibandingkan Presiden SBY dalam meningkatkan pembiayaan pemerintah dan mendorong pertumbuhan ekonomi (03/05).
Rating obligasi jangka panjang dalam mata uang asing di Filipina dinaikkan satu peringkat dari BB+ menjadi BBB- dengan outlook stabil oleh S&P. Berkebalikan dengan itu rating obligasi sejenis di Indonesia justru diturunkan outlooknya. Rating BB+ Indonesia saat ini hanya beroutlook stabil dari sebelumnya positif.
Kenaikan rating Filipina ini mencerminkan menguatnya profil eksternal negara tersebut, inflasi yang lunak, dan makin berkurangnya ketergantungan pemerintah terhadap pinjaman asing. S&P menyatakan dalam laporannya. Sementara itu S&P juga menyinggung bahwa outlook rating obligasi di Indonesia diturunkan sebab negara ini dinilai mengalami stagnasi dalam momentum reformasinya. Sementara itu profil eksternal Indonesia juga tampak lebih lemah.
Salah satu penyebab dari penurunan outlook rating obligasi Indonesia ini adalah karena terus ditundanya kebijakan untuk menaikkan harga BBM dalam negeri. Presiden SBY belum juga menurunkan harga BBM sehingga makin menekan anggaran belanja pemerintah. Jika harga BbM tidak dinaikkan tahun ini maka defisit anggaran rela bisa naik hingga dua kali lipat dari target yang ditetapkan dalam APBN.
S&P masih membuka untuk menaikkan rating Indonesia jika reformasi BBM sudah difinalkan, terjadi perbaikan anggaran pemerintah, atau adanya reformasi struktural yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi juga ada kemungkinan rating justru diturunkan jika tekanan eksternal gagal diatasi dengan respon kebijakan yang tepat.
Rating obligasi jangka panjang dalam mata uang asing di Filipina dinaikkan satu peringkat dari BB+ menjadi BBB- dengan outlook stabil oleh S&P. Berkebalikan dengan itu rating obligasi sejenis di Indonesia justru diturunkan outlooknya. Rating BB+ Indonesia saat ini hanya beroutlook stabil dari sebelumnya positif.
Kenaikan rating Filipina ini mencerminkan menguatnya profil eksternal negara tersebut, inflasi yang lunak, dan makin berkurangnya ketergantungan pemerintah terhadap pinjaman asing. S&P menyatakan dalam laporannya. Sementara itu S&P juga menyinggung bahwa outlook rating obligasi di Indonesia diturunkan sebab negara ini dinilai mengalami stagnasi dalam momentum reformasinya. Sementara itu profil eksternal Indonesia juga tampak lebih lemah.
Salah satu penyebab dari penurunan outlook rating obligasi Indonesia ini adalah karena terus ditundanya kebijakan untuk menaikkan harga BBM dalam negeri. Presiden SBY belum juga menurunkan harga BBM sehingga makin menekan anggaran belanja pemerintah. Jika harga BbM tidak dinaikkan tahun ini maka defisit anggaran rela bisa naik hingga dua kali lipat dari target yang ditetapkan dalam APBN.
S&P masih membuka untuk menaikkan rating Indonesia jika reformasi BBM sudah difinalkan, terjadi perbaikan anggaran pemerintah, atau adanya reformasi struktural yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi juga ada kemungkinan rating justru diturunkan jika tekanan eksternal gagal diatasi dengan respon kebijakan yang tepat.
Spoiler for sumber:
Diubah oleh bisnismaju 03-05-2013 08:24
0
2.6K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan