Kaskus

Story

blaineonfireAvatar border
TS
blaineonfire
My Dark Side
Saya adalah seorang reporter di salah satu majalah lifestyle di Jakarta. Sebenarnya saya sudah mempunyai sebuah blog pribadi tempat dimana saya dapat menuturkan apa yang ingin saya informasikan. Namun, entah mengapa saya butuh ruang ini untuk menceritakan sisi lain dari kehidupan saya. Meski sehari-hari saya bersikap biasa saja, tetapi sebenarnya ada satu bagian gelap yang terus saya sembunyikan.

Langsung saja,
Belakangan ini saya sering kali merasa canggung sekaligus penasaran di saat yang bersamaan. Sejak pertama kali nge-gym di tempat saya saat ini, ada seorang pria yang selalu menatap saya. Awalnya, tak terlalu dibawa pusing. Toh, semua orang punya mata untuk memandang apa dan siapapun. Dengan atau tanpa maksud. Yang ini beda. Beberapa hari saya ikuti polanya. Diam-diam saya mengamati saat ia mengamati saya diam-diam. Semoga ia tak salah paham dengan pengamatan saya padanya.

Puncaknya pada beberapa hari lalu, setelah saya selesai mandi dan siap berpakaian di locker room ia masuk dan bersiap mengantri untuk mandi. Namun, entah kebetulan atau tidak ia langsung mengurungkan niat mandinya dan memutuskan untuk mandi di rumah. Itu yang saya dengar dari percakapan nyaringnya kepada seorang temannya dalam antrean. Bergegas ia mengemas barang-barang dari locker room masuk ke dalam tas. Saya masih rapih-rapih santai sambil sesekali menoleh ke arahnya. Saya terus menebak ada apa dibalik tingkah aneh pria ini. Pikir saya, ia terus mengulur waktu keluar dari locker room untuk menunggu saya selesai merapihkan diri.

Setelah saya rapih, ia langsung berjalan keluar locker room. Berjalan perlahan sambil menoleh ke belakang beberapa kali. Pikir saya lagi, mungkin ia ingin memastikan keberadaan saya. Begitu sampai di meja resepsionis untuk menukar kartu locker dengan member card, ia menoleh dan beberapa saat kami sempat beradu pandang. Saya kalah. Saya menunduk terlebih dahulu. Lagi pula tak ada alasan untuk lebih lama berpandangan dengan orang yang tak Anda kenal. Sejenis pula.

Saya berjalan keluar gym. Ia tertahan, karena teman yang bersamanya harus difoto untuk member card terlebih dahulu. Saya tak tahan untuk menoleh ke belakang. Meski saya tahu sangat beresiko menimbulkan multitafsir, tapi rasa penasaran saya lebih besar. Saat saya menoleh, benar saja, ia masih mengawasi saya dari kejauhan. Saya mulai risih.

Hari-hari setelah momen canggung itu, saya dan lelaki yang belum saya ketahui namanya sering mendapat momen aneh. Berpapasan saling menunduk. Berada di satu area gym tetapi saling buang pandangan. Cukup aneh. Namun, sesuatu yang lebih aneh terjadi saat malam tadi saya mencari keberadaanya di gym. Saya mulai mencari. Aneh.

Saya mandi dan rapih-rapih untuk pulang. Begitu mengembalikan member card di resepsionis, ia baru saja tiba seusai mengikuti kelas body combat. Ada perasaan aneh yang "sangat aneh". Saya mendadak ingin menanyakan apa yang terjadi sebenarnya.

Saya bukan lah seorang gay.

Dengan sejuta keberanian saya menunggunya di salah satu kedai bubble tea yang berada tak jauh dari pintu keluar gym. Hampir setengah jam. Namun, ia tak juga muncul. Ingin rasanya saya kembali masuk ke dalam dan bicara langsung padanya. Ada apa sebenarnya? Apa yang ia perbuat? Mengapa saya menjadi aneh? Namun, tidak. Sejuta keberanian belum cukup untuk membuat saya melakukan itu malam tadi.

Mungkin besok,
tata604Avatar border
someshitnessAvatar border
someshitness dan tata604 memberi reputasi
2
981
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan