- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Perusahaan Migas AS Hengkang dari Indonesia


TS
INCUBATOR
Perusahaan Migas AS Hengkang dari Indonesia

Quote:
Perusahaan migas asal Amerika Serikat, Hess Corporation, berencana untuk keluar dari Indonesia dengan cara penjualan aset. Hess berencana untuk konsolidasikan bisnis di Amerika Serikat.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Migas, Rudi Rubiandini, saat dihubungi VIVAnews, Rabu malam, 1 Mei 2013, menjelaskan manajemen Hess telah melapor kepada SKK Migas terkait rencana penjualan aset di Indonesia.
"Mereka mau pindahkan aset dan pindah fokus bisnis, bukan hanya asetnya di Indonesia namun juga di Asia. Mereka juga akan hengkang dari Thailand," katanya.
Hess di Indonesia memiliki dua aset, yaitu lapangan gas Pangkah dengan 75 persen hak partisipasi, sisanya dikuasai oleh Kuwait Foreign Petroleoum Exploration (Kufpec). Satu lagi adalah 100 persen hak partisipasi di Semai V, Indonesia yang masih dalam tahap eksplorasi.
Rudi menjelaskan bagi SKK Migas tidak masalah jika Hess mau menjual asetnya di Indonesia asal operator yang baru dapat meningkatkan kinerja dalam mengelola blok migas tersebut. "Bagi SKK Migas yang penting operatornya dapat bekerja dengan benar," katanya.
Sementara itu, Sekretaris SKK Migas, Gde Pradnyana, menjelaskan dari dua aset Hess tersebut, hanya satu yang dapat dijual oleh perusahaan tersebut. Blok Semai V wajib dikembalikan kepada negara karena statusnya masih dalam tahap eksplorasi.
Blok Semai V merupakan masuk dalam wilayah laut dalam (deep water) sehingga memakan biaya investasi yang lebih besar. HESS, katanya, mengalami kerugian hingga US$200 juta lebih di blok Semai karena sudah melaksanakan pengeboran dua sumur.
"Setiap kali pengeboran itu memakan investasi hingga US$100 juta, dan itu tidak akan masuk dalam cost recovery," katanya kepada VIVAnews.
Sedangkan untuk lapangan gas Pangkah, katanya, saat ini masuk dalam tahap penawaran kepada kontraktor migas lain yang berminat. "Nanti setelah ada yang berminat mengambil baru dari SKK Migas membuat surat rekomendasi kepada pemerintah dalam hal ini Dirjen Migas," katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Migas, Edy Hermantoro, mengaku belum mengetahui rencana HESS untuk hengkang dari Indonesia. "Sampai sejauh ini kami belum mendapatkan laporan dan kalau iya, tentunya ada surat rekomendasi dari SKK Migas," katanya kepada VIVAnews.
Dikutip dari Oil and Gas Journal, selain di Indonesia, Hess juga berencana untuk menjual asetnya di Thailand. Di negeri gajah putih tersebut, Hess mempunyai 35 persen saham lapangan Sinphuhorm. Hess juga menjual asetnya di Rusia senilai US$2,05 miliar.
Hess memang sedang berusaha menjual seluruh bisnisnya di luar AS. Hingga kuartal pertama 2013, Hess telah menjual aset senilai US$3,5 miliar. Penjualan aset tersebut untuk membayar utang dan memperkuat neraca.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Migas, Rudi Rubiandini, saat dihubungi VIVAnews, Rabu malam, 1 Mei 2013, menjelaskan manajemen Hess telah melapor kepada SKK Migas terkait rencana penjualan aset di Indonesia.
"Mereka mau pindahkan aset dan pindah fokus bisnis, bukan hanya asetnya di Indonesia namun juga di Asia. Mereka juga akan hengkang dari Thailand," katanya.
Hess di Indonesia memiliki dua aset, yaitu lapangan gas Pangkah dengan 75 persen hak partisipasi, sisanya dikuasai oleh Kuwait Foreign Petroleoum Exploration (Kufpec). Satu lagi adalah 100 persen hak partisipasi di Semai V, Indonesia yang masih dalam tahap eksplorasi.
Rudi menjelaskan bagi SKK Migas tidak masalah jika Hess mau menjual asetnya di Indonesia asal operator yang baru dapat meningkatkan kinerja dalam mengelola blok migas tersebut. "Bagi SKK Migas yang penting operatornya dapat bekerja dengan benar," katanya.
Sementara itu, Sekretaris SKK Migas, Gde Pradnyana, menjelaskan dari dua aset Hess tersebut, hanya satu yang dapat dijual oleh perusahaan tersebut. Blok Semai V wajib dikembalikan kepada negara karena statusnya masih dalam tahap eksplorasi.
Blok Semai V merupakan masuk dalam wilayah laut dalam (deep water) sehingga memakan biaya investasi yang lebih besar. HESS, katanya, mengalami kerugian hingga US$200 juta lebih di blok Semai karena sudah melaksanakan pengeboran dua sumur.
"Setiap kali pengeboran itu memakan investasi hingga US$100 juta, dan itu tidak akan masuk dalam cost recovery," katanya kepada VIVAnews.
Sedangkan untuk lapangan gas Pangkah, katanya, saat ini masuk dalam tahap penawaran kepada kontraktor migas lain yang berminat. "Nanti setelah ada yang berminat mengambil baru dari SKK Migas membuat surat rekomendasi kepada pemerintah dalam hal ini Dirjen Migas," katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Migas, Edy Hermantoro, mengaku belum mengetahui rencana HESS untuk hengkang dari Indonesia. "Sampai sejauh ini kami belum mendapatkan laporan dan kalau iya, tentunya ada surat rekomendasi dari SKK Migas," katanya kepada VIVAnews.
Dikutip dari Oil and Gas Journal, selain di Indonesia, Hess juga berencana untuk menjual asetnya di Thailand. Di negeri gajah putih tersebut, Hess mempunyai 35 persen saham lapangan Sinphuhorm. Hess juga menjual asetnya di Rusia senilai US$2,05 miliar.
Hess memang sedang berusaha menjual seluruh bisnisnya di luar AS. Hingga kuartal pertama 2013, Hess telah menjual aset senilai US$3,5 miliar. Penjualan aset tersebut untuk membayar utang dan memperkuat neraca.
________________
sumber
komentar : Freport kapan?
Diubah oleh INCUBATOR 02-05-2013 23:47
0
4.7K
Kutip
43
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan