- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Imron Rosadi, Guru Para Hercules
TS
japek
Imron Rosadi, Guru Para Hercules
Quote:
Seorang tokoh olahraga di Lampung mengubah pedagang kaki lima, tukang becak, dan pemulung menjadi atlet-atlet angkat besi berprestasi nasional dan internasional. Tak hanya berprestasi, para atlet tersebut akhirnya juga hidup mapan. Semua itu berkat usaha keras Imron Rosadi yang juga salah satu kandidat Liputan 6 Awards 2013.
Salah satu anak didik Imron adalah Jadi Setiyadi. Setelah 16 tahun jadi atlet angkat besi nasional, Jadi kini bisa hidup mapan. Bersama istrinya yang juga atlet angkat besi, Jadi jadi pegawai negeri sipil di Bandar Lampung. Namun, siapa sangka Jadi dulunya berprofesi sebagai pemulung.
Hidup para atlet ini berubah di Pringsewu, kabupaten termuda di Provinsi Lampung. Dari kawasan kecil ini justru lahir atlet-atlet angkat besi nasional, bahkan kelas dunia. Semua itu terjadi tidak bisa dipungkiri berkat tangan dingin Imron.
Berkat Imron, lahir peraih perunggu Olimpiade, Lisa Rumbewas, peraih medali Asian Games, Jadi Setiyadi, dan juara dunia angkat berat 3 kali berturut turut, Sutrisno.
Terlahir sebagai Liu Nyok Siong, Imron mencoba berbagai bisnis, mulai dari mobil bekas, jam tangan, sampai hasil bumi. Sambil berbisnis, Imron menekuni angkat besi dan masuk Pelatnas pada 1963.
Tak lama, Imron meraih prestasi di berbagai kejuaraan nasional dan internasional. Selama 14 tahun berturut-turut, Imron jadi lifter terbaik nasional kelas 72 kilogram. Imron mendapat anugerah Bintang Mahaputra dari 3 Presiden Indonesia. "Waktu saya jadi atlet, boleh dibilang semuanya dari saya sendiri, mulai dari sarana dan prasarana," jelas Imron.
Tahun 1966, Imron mendirikan Padepokan Angkat Besi Gajah Lampung yang melatih siapa saja, seperti tukang becak, pemulung, dan pedagang yang dianggap berbakat untuk jadi atlet. Hebatnya lagi, tak ada pungutan bagi mereka yang berlatih di sini.
"Malah kita yang dibayar. Kita yang berlatih tapi bukan kita yang bayar. Uang makan dan tempat tinggal dikasih," ungkap Jadi.
Hal yang sama juga disebutkan atlet angkat besi lainnya, Citra Febriyanti. "Tak pernah bayar, segala sesuatunya malah Pak Imron yang bayar ke saya," jelasnya.
Imron tidak keberatan memakai uang pribadinya untuk mengirim atlet-atletnya bertanding ke luar negeri. Bukan hanya itu, Imron siap berjuang agar masa depan atlet terjaga. "Hingga mereka bisa mendapatkan status sebagai pegawai negeri sipil, guru, atau pegawai bank," ujar Imron.
Jasa Imron untuk kesejahteraan atlet diakui murid-muridnya seperti Jadi dan Citra. "Tanpa Pak Imron saya tak bakal jadi seperti sekarang, saya bisa seperti sekarang karena Pak Imron," tegas Citra.
Jasa Imron untuk masyarakat juga diakui banyak pihak. Wakil Ketua Umum PB PABBSI, Djoko Pramono, mengakui Imron sebagai sosok pelatih tanpa tanding. "Dia seorang pelatih yang kalau saya katakan sulit dicarikan duanya di Indonesia," tegas Djoko.
Kini di usia 70 tahun, pusat perhatian Imron tetaplah pada nasib para atlet dan rasa cinta pada Tanah Air. "Saya ingin tempat ini juga bisa memberi harapan kepada mereka. Mereka bisa mewujudkan prestasi dan juga demi masa depan dia," harap Imron.
Sebagai penghargaan atas semua yang telah dilakukan, Liputan 6 Awards pun memasukkan nama Imron sebagai salah satu nominatornya untuk tahun ini.(Ado)
Sumber
Sungguh pahlawan olahraga orang satu ini
Kalau LaNyala Matalitto, Nurdin Halid, Nugraha Besoes dkk masuk pahlawan olahraga atau gak ya?
0
3.3K
Kutip
26
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan