21/04/2013 10:01
Masa kecil adalah masa paling indah untuk berangan-angan. Namun hal ini justru tidak dilakukan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan. Mantan bos PT PLN itu mengaku masa kecilnya tak pernah dihiasi dengan mimpi dan ambisi.

"Saya bukan orang yang dibesarkan untuk membicarakan cita-cita, karena keterbatasan ekonomi orangtua saya," tutur dia sambil mengingat masa kecilnya saat kunjungan ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia, Gorontalo, Sabtu (20/4/2013) malam.

Dahlan meminta, agar para siswa MAN maupun anak di seluruh Indonesia tidak mengikuti jejaknya yang melewati masa kanak-kanak tanpa cita-cita.

Untuk itu, dia berusaha menceritakan sedikit pengalamannya kepada ratusan siswa yang mengecap bangku pendidikan di sekolah yang digagas mantan Presiden B.J. Habibie itu.

"Saya merasa sedang bernostalgia di sekolah ini (MAN). Sebab saya juga pernah merasakan menjadi santri di pesantren dan juga diasramakan seperti ini," ujar Dahlan.

Menariknya, dia menantang para siswa untuk berdialog dengan menggunakan bahasa Arab atau Inggris. Maklum ketika tiba di sekolah yang terletak di Kabupaten Bone Bolango itu, Dahlan langsung disambut dengan dua bahasa tersebut.

"Saya akui bahasa Arab saya tidak sehebat Anda. Dulu saya bisa berbahasa Arab, tapi karena sudah lebih dari 40 tahun tidak digunakan, jadi lupa," katanya.

Para siswa MAN, diakui Dahlan sebagian besar penasaran dengan kisah hidupnya hingga bisa menyandang posisi sebagai Menteri.

"Saya pernah membaca novel Sepatu Dahlan dan saya tidak menyangka tokoh utamanya sudah ada di depan saya," tukas salah seorang siswa MAN.

Dalam diskusi tersebut, Dahlan berjanji akan mengupayakan beasiswa untuk MAN Insan Cendekia.

"Saya akan sampaikan bahwa di Gorontalo ada sekolah yang hebat sekali, karena saya sudah buktikan sendiri. Tentu nanti ada komunikasi dengan pimpinan Madrasah," pungkas dia. (Fik/Nur)

Share Article:
sumber http://m.liputan6.com/read/566722/ke...ita-dan-ambisi
koment TS= Pak Dahlan emang cool