- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Karnaval Karya] Hidupkan Kembali Pasar Kosambi Kota Bandung


TS
grandecanon
[Karnaval Karya] Hidupkan Kembali Pasar Kosambi Kota Bandung
Gan, di sini saya cuma ingin berbagi visi tentang Pasar Kosambi ke depannya. Tapi, motif sebenarnya sih jujur mengejar tag kaskus donator haha karena saya termasuk tipe kaskuser banyak baca tp leave no trace alias hantu, gan.haha, jarang post. tuh masih newbie.

Watch it ya, gan videonya! Semoga inspiratif
![[Karnaval Karya] Hidupkan Kembali Pasar Kosambi Kota Bandung](https://s.kaskus.id/images/2013/05/01/4112800_20130501064220.jpg)
Perancangan berawal dari fenomena kematian Pasar Kosambi yang disebabkan oleh ketidaknyamanan (visual, audial, odour, thermal, susunan ruang yang konvensional, dan traffic ), pedagang kaki lima, persaingan dengan ritel modern (Yogya beserta ritel-ritel modern lain yang berada dalam radius pelayanan Pasar Kosambi-tidak sesuai ketentuan pemerintah).
Pertanyaannya adalah bagaimana cara menghidupkan kembali Pasar Kosambi agar selain kembali menguntungkan lagi secara ekonomi juga membawa nilai-nilai tambah seperti mencirikan Kota Bandung, memanfaatkan potensi kota, dan trademark kota.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka perancang bervisi tentang merevitalisasi lokasi tersebut dengan bangunan mixed-use yang menggabungkan fungsi pasar dan fungsi hotel. Lalu, bagaimana pasar dan hotel tersebut dapat memenuhi kriteria ekonomi? Bagaimana bangunan tersebut dapat mencirikan Kota Bandung, memanfaatkan potensi kota, dan menjadi trademark/kebanggaan kota?
Pertama, bangunan tersebut memanfaatkan potensi ekonomi yang tersimpan dalam tubuh Kota Bandung. Telah dikenal luas bahwa Bandung sangat terkenal dengan pariwisata dan kreativitasnya. Potensi pariwisata Kota Bandung didominasi oleh turis Jakarta sebagai wisatawan domestik dan turis Malaysia sebagai wisatawan asing. “Turis Jakarta itu apabila ke Bandung, yang pasti dicari adalah wisata kuliner, sedangkan turis Malaysia senangnya berbelanja baju ala dagangan Pasar Baru.” Memanfaatkan potensi ini, maka Pasar Kosambi selain mempertahankan fungsi pasar tradisionalnya (pasar basah) juga memuat pusat oleh-oleh (Snack Heaven ala Indonesia), juga pasar handycraft yang mencirikan kreativitas Kota Bandung. Kebutuhan akan tempat menginap-pun belum dapat dipenuhi oleh supply yang ada. Oleh karena itu hotel menjadi jawaban yang pas sebagai fungsi yang menemani pasar dan pilihan jatuh kepada hotel bintang tiga. Hingga saat ini, Bandung belum mempunyai hotel khusus backpacker, padahal jika dilihat, lokasi ini memenuhi persyaratan lokasi hotel backpacker yang baik (di pusat kota, digapai bermacam transportasi, dekat dengan tempat makan murah, dekta dengan kantor-kantor travel agency) di samping memang tersedianya banyak permintaan. Oleh karena itu perpaduan antara hotel bintang tiga dan hotel backpacker merupakan pilihan fungsi yang relevan.
Kedua, bagaimana bangunan ini memenuhi nilai tambah. Hal ini tertanam dalam benak arsitek dalam perancangannya. Pendekatan desain yang digunakan adalah Genius Loci (place that is deeply memorable in minds). Pasar dirancang memiliki suasana ruang yang unik, tidak dapat anda temukan dimanapun. Penggabungan lanskap ke dalam pasar, suasana pasar yang hijau, susunan ruang yang tidak konvensional merupakan senjata dalam membuat pasar yang berbeda. “ Saya ingin pasar ini menjadi tempat yang dijadikan orang-orang sebagai objek foto layaknya Braga. Belum foto di pasar ini, anda belum pernah ke Bandung.” Susunan ruang yang tidak mudah ditebak (tidak monoton) menjadi senjata dalam membuat ruang yang tidak membosankan. Bayangkan saja, dimana lagi anda bisa merayakan pesta pernikahan dengan pemandangan pasar di sekelilingnya. Ya, itulah integrasi unik antara fungsi pasar dan hotel di Kosambi ini.
Selain hal-hal tersebut, arsitek juga menerapkan prinsip kontekstual dalam desainnya. Desain kontekstual dengan tempat dimana arsitek menyadari lingkungan urban yang menjadi latar bangunan ini. Desain urban itu berarti bahwa bangunan memiliki sense of space yang baik. Bangunan sangat memperhatikan skala manusia (tidak gigantic ataupun hobbitic). Vibrant public spaces merupakan salah satu prinsip arsitektur urban dimana masyarakat membutuhkan suatu ruang publik yang welcoming, terdefinisi dengan baik, dan mendorong terjadinya interaksi, gathering, kolektivitas, dan kegiatan-kegiatan bersosialisasi lainnya. Arsitektur urbanpun menuntut bangunan ini untuk menjadi identitas setempat. Keberadaannya akan mendukung ekonomi sekelilingnya untuk maju.
Secara pribadi, arsitek memiliki beliefpribadi akan kontekstualitas bangunan terhadap waktu. Bangunan harus mencirikan jaman keberadaannya. Saat ini, bukan lagi saatnya untuk modern dan simple seperti semangat efektif dan efisien yang berakar dari revolusi industri. Bangunan dirancang tanpa menggunakan pakem style apapun. Desain muncul bukan dari apa yang diinginkan oleh arsitek, tapi tentang ingin jadi seperti apakah bangunan ini di eranya.

Watch it ya, gan videonya! Semoga inspiratif
![[Karnaval Karya] Hidupkan Kembali Pasar Kosambi Kota Bandung](https://s.kaskus.id/images/2013/05/01/4112800_20130501064220.jpg)

Spoiler for Resume Perancangan:
Perancangan berawal dari fenomena kematian Pasar Kosambi yang disebabkan oleh ketidaknyamanan (visual, audial, odour, thermal, susunan ruang yang konvensional, dan traffic ), pedagang kaki lima, persaingan dengan ritel modern (Yogya beserta ritel-ritel modern lain yang berada dalam radius pelayanan Pasar Kosambi-tidak sesuai ketentuan pemerintah).
Pertanyaannya adalah bagaimana cara menghidupkan kembali Pasar Kosambi agar selain kembali menguntungkan lagi secara ekonomi juga membawa nilai-nilai tambah seperti mencirikan Kota Bandung, memanfaatkan potensi kota, dan trademark kota.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka perancang bervisi tentang merevitalisasi lokasi tersebut dengan bangunan mixed-use yang menggabungkan fungsi pasar dan fungsi hotel. Lalu, bagaimana pasar dan hotel tersebut dapat memenuhi kriteria ekonomi? Bagaimana bangunan tersebut dapat mencirikan Kota Bandung, memanfaatkan potensi kota, dan menjadi trademark/kebanggaan kota?
Pertama, bangunan tersebut memanfaatkan potensi ekonomi yang tersimpan dalam tubuh Kota Bandung. Telah dikenal luas bahwa Bandung sangat terkenal dengan pariwisata dan kreativitasnya. Potensi pariwisata Kota Bandung didominasi oleh turis Jakarta sebagai wisatawan domestik dan turis Malaysia sebagai wisatawan asing. “Turis Jakarta itu apabila ke Bandung, yang pasti dicari adalah wisata kuliner, sedangkan turis Malaysia senangnya berbelanja baju ala dagangan Pasar Baru.” Memanfaatkan potensi ini, maka Pasar Kosambi selain mempertahankan fungsi pasar tradisionalnya (pasar basah) juga memuat pusat oleh-oleh (Snack Heaven ala Indonesia), juga pasar handycraft yang mencirikan kreativitas Kota Bandung. Kebutuhan akan tempat menginap-pun belum dapat dipenuhi oleh supply yang ada. Oleh karena itu hotel menjadi jawaban yang pas sebagai fungsi yang menemani pasar dan pilihan jatuh kepada hotel bintang tiga. Hingga saat ini, Bandung belum mempunyai hotel khusus backpacker, padahal jika dilihat, lokasi ini memenuhi persyaratan lokasi hotel backpacker yang baik (di pusat kota, digapai bermacam transportasi, dekat dengan tempat makan murah, dekta dengan kantor-kantor travel agency) di samping memang tersedianya banyak permintaan. Oleh karena itu perpaduan antara hotel bintang tiga dan hotel backpacker merupakan pilihan fungsi yang relevan.
Kedua, bagaimana bangunan ini memenuhi nilai tambah. Hal ini tertanam dalam benak arsitek dalam perancangannya. Pendekatan desain yang digunakan adalah Genius Loci (place that is deeply memorable in minds). Pasar dirancang memiliki suasana ruang yang unik, tidak dapat anda temukan dimanapun. Penggabungan lanskap ke dalam pasar, suasana pasar yang hijau, susunan ruang yang tidak konvensional merupakan senjata dalam membuat pasar yang berbeda. “ Saya ingin pasar ini menjadi tempat yang dijadikan orang-orang sebagai objek foto layaknya Braga. Belum foto di pasar ini, anda belum pernah ke Bandung.” Susunan ruang yang tidak mudah ditebak (tidak monoton) menjadi senjata dalam membuat ruang yang tidak membosankan. Bayangkan saja, dimana lagi anda bisa merayakan pesta pernikahan dengan pemandangan pasar di sekelilingnya. Ya, itulah integrasi unik antara fungsi pasar dan hotel di Kosambi ini.
Selain hal-hal tersebut, arsitek juga menerapkan prinsip kontekstual dalam desainnya. Desain kontekstual dengan tempat dimana arsitek menyadari lingkungan urban yang menjadi latar bangunan ini. Desain urban itu berarti bahwa bangunan memiliki sense of space yang baik. Bangunan sangat memperhatikan skala manusia (tidak gigantic ataupun hobbitic). Vibrant public spaces merupakan salah satu prinsip arsitektur urban dimana masyarakat membutuhkan suatu ruang publik yang welcoming, terdefinisi dengan baik, dan mendorong terjadinya interaksi, gathering, kolektivitas, dan kegiatan-kegiatan bersosialisasi lainnya. Arsitektur urbanpun menuntut bangunan ini untuk menjadi identitas setempat. Keberadaannya akan mendukung ekonomi sekelilingnya untuk maju.
Secara pribadi, arsitek memiliki beliefpribadi akan kontekstualitas bangunan terhadap waktu. Bangunan harus mencirikan jaman keberadaannya. Saat ini, bukan lagi saatnya untuk modern dan simple seperti semangat efektif dan efisien yang berakar dari revolusi industri. Bangunan dirancang tanpa menggunakan pakem style apapun. Desain muncul bukan dari apa yang diinginkan oleh arsitek, tapi tentang ingin jadi seperti apakah bangunan ini di eranya.
Diubah oleh grandecanon 01-05-2013 00:05
0
2.2K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan