- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
PENEMUAN BENUA AUSTRALIA
TS
k.b.p.p.p
PENEMUAN BENUA AUSTRALIA
Sebab-sebab kedatangan orang Belanda ke dunia timur sebagai penjelajah, pedagang dan penjajah hingga akhirnya menemukan benua Australia,
dapat dihubungkan dengan kejadian-kejadian penting di Eropa pada waktu itu.
Diawali dengan reformasi yang dasarnya adalah masalah keagamaan, tetapi kemudian melahirkan akibat-akibat dan konsekuensi-konsekuensi di bidang politik, perdagangan dan kepentingan-kepentingan kemanusiaan lainnya.
Dalam bidang politik, yang juga bermotifkan agama, Belanda dan Spanyol terlibat dalam perang mereka yang terkenal yaitu Perang 80 Tahun (1568-1648). Perang ini muncul karena Belanda yang pro paham reformasi, tidak mau mengikuti dan tunduk lagi di bawah Kerajaan Spanyol (Philip II).
Selama berlangsungnya perang, pelaut-pelaut Belanda dengan kapal yang banyak dan awak yang gagah berani, mengambil peran yang besar dalam perdagangan di Eropa. Peran para pelaut Belanda ini adalah mendistribusikan barang dagangan dari Lisabon ke seluruh Eropa. Lisabon merupakan pelabuhan terbesar yang ada di Eropa, dimana barang-barang dari Asia, terutama rempah-rempah dari Indonesia, diperdagangkan. Keuntungan dagang inilah yang menjadi modal dalam perang melawan Spanyol.
Bencana bagi Bangsa Belanda justru terjadi ketika Portugal berhasil disatukan di bawah kekuasaan Spanyol. Pelabuhan Lisabon pun ditutup bagi kapal-kapal Belanda, atas perintah Raja Philip II. Bencana tersebut justru kelak memberi keuntungan bagi Belanda. Dengan ditutpnya Lisabon, maka Belanda berusaha sendiri untuk menemukan jalan sendiri ke Indonesia, sebuah wilayah kaya rempah-rempah.
Bangsa Belanda yang bekerja pada kapal – kapal Portugis sangat membantu Belanda dalam usaha menemukan jalan ke Indonesia yaitu Cornells De Houtman adalah pemimpin pelayaran Belanda yang pertama sampai di Indonesia pada tahun 1596, Garis pelayaran yang diikuti oleh Houtman ke Indonesia dengan mengikuti Selat Sunda mengikuti pctunjuk yang diberikan oleh Van Linschoten dalam bukunva yang berjudul Itinerario.
Kapal belanda yang pertama sekali mengunjungi pantai Australia adalah Duyfken di bawah pimpinan William Jansz melalui Selat Torres hingga maret 1606 sampai di suatu lokasi di pantai barat Semenanjung York, William Jansz bersama anak buahnya ialah orang Eropa pertama sekali melihat atau menemukan Benua Australia.
Tahun 1611 Hendrik Brouwer sebagai Gubernur Jendral VOC secara kebetulan menemukan jalan laut baru untuk mencapai pulau Jawa dan Brower mencapai Pulau Jawa dalam waktu yang singkat.
Kapal Belanda Eendracht yang dipimpin oleh Kapten Dirk Hartog, mengikuti rute pelayaran Brouwer dan secara kebetulan mencapai Pantai Barat Australia (dekat Shark’s Bay) dan mendarat di Pulau yang sampai sekarang bernama Hartog’s Island. Di pulau ini Hartog menanamkan sebuah tiang dan meninggalkan sebuah piring dipakukan pada tiang tersebut. Tanggal 25 Oktober 1616, kapal Endracht di bawah pimpinan Dirk Hartog berlayar lagi menuju Banten pada tanggal 27 bulan yang sama”. Isi piring Hartog ini sangat berharga karena catatan tertua yang terdapat di Australia yang mengisahkan tentang kontak antara orang Eropa dan Australia.
Pada tahun 1619 Frederick de Houtman sampai di Pantai Barat Australia di sebelah Selatan Kota Perth sekarang. Dalam pelayarannya itu Houtman hampir saja mengalami kecelakaan di sebuah tempat yang berbahaya yang diberi nama Abrolhos yang berarti “keep your eves open (buku mata) “.
Tahun 1622 kapal bernama Leewin sampai di Pantai Barat Daya Australia, yang kemudian dikenal dengan nama Leewin’s Land. Pada tahun itu juga terdengar kabar bahwa ada kapal Belanda yang tenggelam di sebelah utara Hartog’s Island.
Pada tahun 16 23 suatu ekspedisi yang terdiri dari dua buah kapal, Pera dan Arnhem, yang dipimpin oleh Carstenz dikirimkan untuk menyelidiki Teluk Carpentaria. Namun, ketika Cartenz hampir sampai di Teluk Carpentaria, Ia memerintahkan tim ekspedisi untuk kembali karena Cartenz meyakini bahwa apa yang dilaluinya itu adalah suatu terusan (passage) ke “Daerah Selatan”. Dalam perjalanan kembali , mereka terbawa angin ke daerah yang sekarang bernama Arnhem’s Land. Kesan mereka tentang daerah yang di datanginya adalah gersang.
Pada tahun 1627 kapal bernama Gulden Zeepart berangkat dari Amsterdam menuju Indonesia. Setelah mencapai Cape Leewuin kapal ini terus menuju Great Australia Bight sampai ke tempat yang kini bernama Streaky Bay. Daerah inio diberi nama Nuyt,s Land sesuai dengan nama seorang pegawai VOC yang ikut dalam kapal tersebut.
Tahun 1628 sebuah kapal Belanda yang bernama Vyanen di bawah pimpinan De Wit, dalam perjalan pulang ke negeri belanda dari Batavia mengalami kecelakaan ditanjung barat-laut Ausrtalia. Kapal ini hanya berhasil diselamatkan dengan membuang sebagian dari muatannya yaitu lada dan tembaga. Tempat ini kemudian disebut De Wit’s land. Pada tahun 1629 kapal perang Belanda Batavia mengalami kecelakaan di Houtman’s Abrolhos. Kaptennya Francis Pelsart, berhasil menyelamatkan diri beserta anak buahnya dan sampai di Batavia 34 hari kemudian.
Hambatan – hambatan dalam pelayaran bangsa Belanda ini semakin menyadarkan pemimpin VOC di Indonesia pada waktu itu bahwa mereka harus memiliki peta yang baik tentang rute pelayaran ke dan dari Indonesia jika mereka tidak mau kehilangan kapal – kapal dan barang-barang yang berharga. Gubernur Jenderal Anthony van Deimen tercatat sebagai pemimpin VOC yang paling besar perhatiannya terhadap eksplorasi ke daerah Australia. Untuk keperluan eksplorasi itu dia memilih seorang yang pintar yang bernama Abel Tasman.
Dengan menahkodai dua buah kapal, Heemskerk dan Zeehaen, Tasman meninggalkan Batavia pada tanggal 14 Agustus 1642 dan langsung menuju Mauritius untuk membelok langsung ke Australia. 21 November 1642, Tasman menemukan daerah yang diberi nama Van Diemen’s Land, yang sekarang dikenal dengan Tasmania.
Setelah menyusuri separuh dari pantai bagian selatan, Tasman meneruskan pelayaran ke Timur, pada tanggal 4 Desember. Sembilan hari kemudian Tasman sampai di suatu tempat yang Ia namakan Staten Land. Laun antara Van Diemen’s Lang dengan Staten land dinamakan Abel Tasman;s Passage. Dalam pelayaran ini tiga orang anak buahnya mati oleh penduduk asli ketika berlabuh di Massacre Bay. Pulangnya Tasman menyusuri pantai utara Irian dan tiba di Batavia tanggal 15 Juni 1643.
Tahun 1644 Abel Tasman memimpin ekspedisinya yang kedua. Dalam kesempatan ini Abel Tasman diperintahkan untuk menyelidiki apakah ada passage antara Irian dengan dataran disebelah selatannya. Apabila Tasman berhasil menernukannya. dia diperintahkan untuk melaluinya dan memasuki pasifik terus ke Van Diemen’s land dan dari sana kembali ke Batavia melalui Het Land van de Eendracht. Seandainya Tasman berhasil melaksanakan tugas yang dibebankan padanya dalam ekspedisi yang kedua ini maka akan jelas baginya, bahwa Het land van de Eendracht adalah benua berbentuk pulau.
Setelah pelayaran Abel Tasman itu, Bangsa Belanda mulai menggunakan New Holland untuk menyebut daratan Australia. Kesan mereka terhadap New Holland adalah New Holland merupakan daratan yang gersang sehingga mereka tidak tertarik untuk mengadakan pendudukan disana. Tujuan utama datang kedunia Timur adalah untuk memperoleh keuntungan material sebanyak-banyaknya. Pemberangakatan Abel Tasman tentu telah menghabiskan biaya yang cukup banyak, namun dia kembali tanpa membawa sesuatu yang berharga. Pemimpin tertinggi VOC tentu mengharapkan Van Diemen bisa membayar kembali dana yang sudah tercapai itu dengan ditemukannya Emas dan perak oleh Abel Tasman. Ternyata Abel Tasman tidak menemukan apa-apa sehingga sejak itu semua kegiatan penyelidikan dihentikan.
0
2.9K
11
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan