Semua orang tentu tak suka dengan rasa sakit yang mereka alami. Misalkan ketika bagian tubuh terluka, merasakan pedas di lidah, atau hal lainnya. Namun rasa sakit terkadang juga bisa terasa menyenangkan.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang merasakan 'kenikmatan' ketika mendapatkan rangsangan rasa sakit. Terutama jika rasa sakit yang didapatkan lebih ringan dibandingkan rasa sakit yang mereka harapkan.

Ini memang susah dimengerti bagaimana rasa sakit bisa diinterpretasi secara berbeda menjadi sebuah kenikmatan ketika rasa sakit tersebut lebih ringan daripada yang diharapkan," ungkap Siri Lenkes, psikolog dari University of Oslo, seperti dilansir oleh NBC News (26/02).

Lenkes dan rekannya melakukan percobaan terhadap 16 partisipan untuk mengetahui rasa sakit. Mereka diberikan beberapa tingkat rasa sakit dan panas pada lengan mereka. Pada waktu yang sama peneliti mengukur aktivitas otak menggunakan pemindai MRI.
Pada percobaan pertama, para partisipan mempersepsi rasa sakit sebagai hal yang tidak menyenangkan. Namun uniknya, pada percobaan kedua, partisipan menunjukkan adanya 'kenikmatan' ketika merasakan rasa sakit yang lebih ringan. Bagian otak yang aktif untuk merespon rasa sakit juga berkurang pada percobaan kedua.
Sebaliknya, bagian otak yang berhubungan dengan kenikmatan dan rasa lega menjadi lebih aktif.

Menurut peneliti, hal ini dikarenakan partisipan tak mengetahui kadar rasa sakit pada percobaan pertama. Sementara pada percobaan kedua, mereka telah mengetahui tingkat sakitnya. Sehingga ketika rasa sakit yang dirasakan lebih ringan dari yang mereka harapkan, mereka merespon dengan berbeda.

Rasa lega yang muncul juga diakibatkan bahwa rasa sakit yang mereka alami tampaknya lebih ringan dan bisa mereka atasi. Hal ini kemudian mengaktifkan bagian otak yang berhubungan dengan kenikmatan.
Hasil penelitian ini bisa digunakan untuk menjawab mengapa seseorang suka makan makanan pedas dan tahan terhadap sensasi terbakar makanan tersebut.