Artikel Saya tentang Pendidikan


Indonesia

Indonesia merupakan Negara hebat, dengan sumber daya alam yang hebat dan juga dengan sumber daya manusia yang tentunya tidak kalah hebat. Dengan budaya yang beraneka ragam macamnya, dan dengan ribuan pulau yang dimilikinya, patutlah Indonesia disebut sebagai Negara yang potensial, untuk maju dan berkembang menjadi negara yang lebih hebat lagi. Menempati peringkat 4 pada Negara dengan total penduduk terbanyak se dunia dengan total jumlah berkisar 241.452.952(BPS) sangat berpotensi sekali bukan? apalagi dengan jumlah pemuda yang membuat negara lain iri, berkisar hingga 70 juta. Modal yang sangat mumpuni untuk membangun sebuah Negara yang Maju dan Berkembang.

Berkutip dari ucapan presiden kita, Ir. Soekarno "Beri aku sepuluh pemuda yang cinta negara ini (Indonesia), maka akan aku guncangkan dunia. Berkaca dari kutipan tersebut, maka tentu peran pemuda dalam membangun negeri ini sangat dibutuhkan. Dalam rangka pembangunan itu pula, tentu peran pemuda tidak terlepas dari salah satu elemen pembangunan ini, yakni Pendidikan. Pendidikan formal khususnya. Pendidikan yang tidak hanya memberikan ilmu, mentransfer pengetahuan, namun juga mendidik karakter pemuda bangsa sebagai pemuda yang dapat menjadi pemimpin yang Jujur Adil, dan Ulet nantinya. Dan seperti kita ketahui, khususnya kepada siswa-siswi SMA Negeri di Indonesia bahwa KBM( Kegiatan Belajar Mengajar) kita juga disisipi oleh yang namannya pendidikan karakter.

Flasback Pendidikan

Berkaca dari 30 tahun lalu, ketika jaman Pak Soeharto dimana ada pelajaran yang namannya budi bekerti. Namun sangat mengecewakan bagi saya secara personal, mengapa meski ada pelajaran seperti itu namun banyak generasi yang dihasilkan tetap melakukan banyak hal yang seharusnya tidak layak untuk mereka lakukan sebagai manusia yang beradab. Seperti, korupsi yang tian hari tak kian reda namun malah menggunung, Nepotisme, Penyalahgunaan jawab, money politics yang begitu tinggi hingga pemerkosaan yang dilakukan oleh pejabat-pejabat kita.

Cukup lihat media cetak, media elektronik, ataupun kaskus. Untuk mengetahui moralitas pejabat-pejabat kita.

DPR khususnya (no Offense) penuh dengan tipu muslihat, mempermainkan uang rakyat seenaknya. TIdak dapat menjadi contoh panutan Remaja jaman sekarang, ketiuka DPR sibuk mempermainkan anggaran. KPK kesulitan melacaknya, dan Tipikor pun penuh dengan suap menyuap. Simak, tentang berapa banyak hakim yang terbukti disuap di 2 tahun terakhir ini. Apakah ini hasil pendidikan 20-30 tahun yang lalu? Dimana sekarang Indonesia terkenal bukan dengan keindahan periwisatanya, bukan dengan bersihnya kota nya, namun justru penuh dengan korupsi dan nepotisme.

Bahkan yang menyedihkan bagi saya dan teman-teman saya, Video youtube tentang polisi yang terbukti menyuap pun sudah dilihat hingga 2 juta viewer. Menyedihkan.

Nah sekarang saya akan menyoroti bagaimana kegiatan belajar mengajar yang terjadi di era sekarang, dimana guru-guru masih banyak yang terpaku pada Buku paket (text book) dan cenderung lupa bahwa banyak murid SMA/SMP/ bahkan Sd yang sekarang bisa lebih cerdas dari beliau dikarenakan mereka kerap membaca artikel bermutu di Internet ataupun buku.

Banyak murid yang mempunyai daya tangkap lebih cepat daripada guru, Seharusnya guru (khususnya negeri) juga membaca buku sebanyak-banyaknya tidak hanya tentang sekolah, melainkan ilmu pengetahuan yang terkait dengan kegiatan proses belajar mengejar. Sehingga Guru ketika mengajar bisa mengajar secara menarik,nyaman, dan terkesan tidak kaku.

Saya pernah diceritakan oleh sahabat saya yang berasal dari China, bahwa pemerintah di Cina mewajibkan seluruh siswanya untuk membaca buku Sun-Tzu, panglima besar yang sangat terkenal dari Cina. Buku yang berjudul "Art Of War' dan buku Confusios, seorang filsuf besar yang terkenal dari Cina dan masuk ke dalam 100 orang berpengaruh versi M.Hart.

Seharusnya ini harus diaplikasikan di Indonesia, sehingga murid bisa berpikir secara jangka panjang dan tidak menghabiskan waktunya dengan kegiatan non produktif seperti nongkrong, pacaran yang tidak sehat, ataupun bersos net ria. Harus ada perubahan, perubahan yang jelas. Dalam kegiatan proses belajar mengajar.

Pengalaman saya 3 tahun di SMA bahkan makin menguatkan saya bahwa banyak teman-teman saya yang memiliki kecerdasan di beberapa bidang seperti Verbal Linguistik(cepat dalam membaca, Suka membaca), Kecerdasan matematis( Ahli matematika), Kecerdasan INterpersonal (mengolah emosi), Kecerdasan Intra Personal (jago presentasi), ataupun kecerdasan fisik (Olahraga,sepakbola,basket) sehingga sekolah, sebagai tempat murid belajar selama 8 jam, mampu mendongkrak performa murid tidak hanya di bidang Kognitif, melainkan juga di bidang psiko motor ataupun Afektif (Karakter).

Saya kadang sangat heran, kenapa hanya orang yang berprestasi di bidang matematika ataupun fisika yang hanya dipuji-puji oleh guru dan orang tua. Jarang anak didukung ketika menginginkan bidang yang lain seperti Menulis buku, Menyanyi, Menjadi aktor, ataupun ingin menjadi pengusaha dan sebagainya.

Murid cenderung diarahkan untuk menjadi pintar di beberapa bidang yang sudah ditentukan. Padahall sudah banyak sekali orang sukses yang sering mengatakan "Find Your Passion, Because Passion is your energy, And without Energy you are nothing".


Sistem Unas

Menyedihkan UNAS pada tahun saya, 11 provinsi ditunda. Dan Maaf kalau mengeluh, jujur Lembar Unas kami Tipis dan untuk merobek (karena ljk dan soal digabung sehingga harus dipisahkan dengan cara menyobek) itu juga membuat banyak anak tegang.

Kembali ke UNAS, sesuai dengan peraturan mendekbud yang baru (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 34 tahun 2012) dimana sekarang hanya ada 2 jalur yakni, SNMPTN (Nilai Rapot + Nilai UN) dan Jalur SBMPTN( Jalur tulis). Dari pandangan kawan-kawan saya dan saya sendiri, sudah tak terbantahkan lagi bahwa pelaksanaan UNAS penuh dengan praktek kecurangan. Satu contoh misalnya, Joki. Sekolah mana yang tidak memakai joki? Sekolah di kota mana yang tidak memakai jasa joki? Sangat sedikit. Meski dikatan Unas ada 20 paket, joki di Surabaya pun banyak yang tembus. Kurang tahu bila di kota-kota lain

Dan yang menyedihkan banyak murid jujur yang mengikuti arus kecurangan karena melihat bahwa sistem pendidikan yang mementingkan nilai UNAS untuk mendaftar ke PTN. Sehingga yang jujur menjadi tidak jujur, yang tidak jujur dari awal menjadi makmur (sebagai peng organisir anak2 yang joki dan mendapat fee). Sungguh tidak fair bla banyak sekali yang belajar setengah mati dan tiba-tiba banyak murid yang kurang cerdas mendadak pintar hanya karena mendapat Joki yang 90% jawabannya benar.

Tiap taun, tiap momen mendekati UNAS selalu ada koar-koar penolakan UNAS, tapi faktanya? Please, kita sekolah 3 tahun apakah ujung2nya hanya di gambling oleh 4 hari yang bernama UNAS?

Mengadu kemana kita sekarang ? DPR? yang penuh dengan praktek korupsi? KPK? Sibuk menangkap dan melacak koruptor, yang makin hari makin menjamur, TIPIKOR? yang seusai ditangkap ternyata hakimnya hanya memberikan pidana yang ringan kepada terdakwa dan ternyata terbukti bahwa hakimnya disuap?

Terlepas dari itu semua, Salut bagi teman-teman UNAS Khususnya SMA yang jujur di tengah maraknya praktik kecurangan, salut bagi guru yang profesional di tengah amburadulnya sistem gaji mereka dan kadang (curhatan guru kepada saya) sering telat. Maybe its enough. Cukup itu saja. semangat terus pelajar, semoga sukses di perguruan tinggi anda
Semangat terus Pemuda Indonesia, Semangat terus Guru Indonesia, Nasib Indonesia 15-25 tahun lagi akan ada di tahun kita semua .



Terimakasih bagi yang telah membaca, Terimakasih juga kepada yang telah berdiskusi
Enjoy ur time, Enjoy ur day and enjoy ur life





*Note : Artikel ini saya selesaikan seminggu setelah UNAS 2013
**Note : Saya adalah salah satu Siswa SMA Negeri Di Surabaya