inilah..com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjelaskan inflasi tahunan bisa mencapai 5,5% tahun ini. Asumsi tersebut melenceng dari target yang dicanang oleh pemerintah sebesar 4,9%.

Plt Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Bambang Brojonegoro, inflasi 5,5% terjadi baik disebabkan naik atau tidaknya kebijakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). "Saya kan lebih konsen tahunannya bisa diatas 5,5%, awalnya 4,9% target, akan di atas 5,5%, sebelum ada apapun terkait BBM," ujarnya di Kemenkeu, Senin (29/4/2013).

Bambang menjelaskan perkiraan inflasi 5,5% tersebut sebenarnya belum menghitung kenaikan BBM. Namun dampak dari kebijakan BBM, inflasinya diprediksi hanya berlangsung empat bulan saja dari penerapan.

"BBM belum dihitung, kita hanya melihat 4 bulan pertama, karena April ini susah buat deflasi. Di atas 0% lah pastinya sumbangan inflasi BBM," jelasnya.

Oleh karena itu, Bambang menilai keputusan BBM lebih baik bisa diputuskan pada Mei mendatang. Ia berpandangan jika Mei diterapkan kebijakan BBM, potensi inflasi dari BBM cukup rendah.

"Ya, artinya semakin lama, maka akan buat expectasi inflation, jadi harus segera diambil keputusan. Tetep paling bagus Mei, karena itu bulan di mana inflasinya berpotensi cukup rendah. Kalau setelah itu akibatnya ke inflasinya jadi lebih berat, akibat ke inflasinya dan otomatis savingnya juga semakin berkurang, saving anggaran," ucap Bambang.

Untuk penghematan BBM, lanjut Bambang bisa mencapai Rp4,5-Rp5 triliun per 1 juta Kiloliter. "Bukan pada bulannya sih, yang penting pada kiloliternya, tapi otomatis bulan semakin terlambat kiloliter (KL), subsidi semakin besar. Kita pasti make hitungan. Kalau kuota meleset 1 juta KL Rp4,5-Rp5 triliun. Jadi hitung aja, kalau misalnya satu bulan meleset 0 koma sekian juta KL, tinggal dihitung," katanya. [hid]

[url]http://ekonomi.inilah..com/read/detail/1983639/harga-bbm-naik-inflasi-tahunan-bisa-55?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter#.UX48pqJShU4[/url]