

TS
kenyot10
BBM Naik, Kodam Siapkan Pasukan
BALIKPAPAN - Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi untuk mobil pribadi bakal menimbulkan gejolak. Hal ini diakui Panglima Kodam (Pangdam) VI/Mulawarman Mayjen Dicky Wainal Usman. Apalagi, kata dia, premium dan solar bersubsidi di provinsi ini sering langka. Pun begitu, Kodam sudah menyiapkan pasukan untuk meredam gejolak itu.
Berbincang dengan Kaltim Post, kemarin (28/4), Pangdam mengatakan potensi demontrasi pasti ada. Dari sekarang pihaknya menyiapkan pasukan untuk mengamankan kondisi saat kenaikan BBM. Semua pihak juga diminta bekerja sama. Sehingga potensi konflik bisa dihindari. Kodam, kata dia, saat ini memiliki perhatian serius di daerah terpencil dan perbatasan. Kejadian di Kutai Barat (Kubar) karena antrean di pom bensin yang mengakibatkan keributan warga, turut menjadi pelajaran.
“Saya dapat laporan saat ini BBM bersubsidi di daerah perbatasan kondisinya cukup kritis. Kami sudah siapkan pasukan untuk mengamankan kondisi di sana, supaya tak muncul konflik,” bebernya.
Ia meminta kepada masyarakat di Kaltim untuk bersabar terhadap krisis premium dan solar bersubsidi. Dengan demikian, diharapkan gejolak tak terjadi. Warga juga diminta untuk mengikuti budaya mengantre kala membeli BBM bersubsidi.
Pangdam menegaskan, jika kelangkaan BBM bersubsidi ini bisa memicu demonstrasi besar-besaran, TNI siap turun tangan. Sebab secara aturan, TNI berwenang mengamankan kerusuhan atau demonstrasi secara besar-besaran. “Kita sekarang tengah krisis BBM bersubsidi. Gejolak itu tetap ada. Saya sudah siapkan pasukan untuk mengamankan kondisi ini untuk tetap kondusif,” jelasnya.
Dengan kenaikan harga BBM bersubsidi, kata dia, tak menutup kemungkinan banyak pengendara mobil beralih membeli bensin atau solar di pengecer. Sebab, itu tak dilarang. Dan, cukup dilematis kalau mau menertibkan pengecer, mengingat jumlah SPBU di Kaltim kurang. Apalagi di daerah tertentu di pinggiran kota belum tentu ada pom bensin atau Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS).
Keberadaan pengecer, kata dia, meski seharusnya dilarang, saat ini cukup membantu pengendara yang kehabisan BBM di daerah yang tak ada SPBU atau APMS. Perjalanan warga pun tak berhenti di tengah jalan lantaran kehabisan minyak. Pengecer juga dianggap sebagai solusi kurangnya jumlah pom bensin di Kaltim.
sumber: http://www.kaltimpost.co.id/berita/d...n-pasukan.html
========================
smoga tidak ada kerusuhan
Berbincang dengan Kaltim Post, kemarin (28/4), Pangdam mengatakan potensi demontrasi pasti ada. Dari sekarang pihaknya menyiapkan pasukan untuk mengamankan kondisi saat kenaikan BBM. Semua pihak juga diminta bekerja sama. Sehingga potensi konflik bisa dihindari. Kodam, kata dia, saat ini memiliki perhatian serius di daerah terpencil dan perbatasan. Kejadian di Kutai Barat (Kubar) karena antrean di pom bensin yang mengakibatkan keributan warga, turut menjadi pelajaran.
“Saya dapat laporan saat ini BBM bersubsidi di daerah perbatasan kondisinya cukup kritis. Kami sudah siapkan pasukan untuk mengamankan kondisi di sana, supaya tak muncul konflik,” bebernya.
Ia meminta kepada masyarakat di Kaltim untuk bersabar terhadap krisis premium dan solar bersubsidi. Dengan demikian, diharapkan gejolak tak terjadi. Warga juga diminta untuk mengikuti budaya mengantre kala membeli BBM bersubsidi.
Pangdam menegaskan, jika kelangkaan BBM bersubsidi ini bisa memicu demonstrasi besar-besaran, TNI siap turun tangan. Sebab secara aturan, TNI berwenang mengamankan kerusuhan atau demonstrasi secara besar-besaran. “Kita sekarang tengah krisis BBM bersubsidi. Gejolak itu tetap ada. Saya sudah siapkan pasukan untuk mengamankan kondisi ini untuk tetap kondusif,” jelasnya.
Dengan kenaikan harga BBM bersubsidi, kata dia, tak menutup kemungkinan banyak pengendara mobil beralih membeli bensin atau solar di pengecer. Sebab, itu tak dilarang. Dan, cukup dilematis kalau mau menertibkan pengecer, mengingat jumlah SPBU di Kaltim kurang. Apalagi di daerah tertentu di pinggiran kota belum tentu ada pom bensin atau Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS).
Keberadaan pengecer, kata dia, meski seharusnya dilarang, saat ini cukup membantu pengendara yang kehabisan BBM di daerah yang tak ada SPBU atau APMS. Perjalanan warga pun tak berhenti di tengah jalan lantaran kehabisan minyak. Pengecer juga dianggap sebagai solusi kurangnya jumlah pom bensin di Kaltim.
sumber: http://www.kaltimpost.co.id/berita/d...n-pasukan.html
========================
smoga tidak ada kerusuhan
0
2.3K
11
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan