Kaskus

Entertainment

Phitaq1987Avatar border
TS
Phitaq1987
Bermain Kata Dalam Membentuk Persepsi
Terkait dengan maraknya berita tentang salah satu paranormal akhir-akhir ini, yaitu Eyang Subur... mungkin sedikit tulisan lama ane yang berisi analisa sepanjang ane mengamati berita bisa menambahkan mengapa masyarakat kita hingga saat ini masih banyak yang percaya kepada orang-orang semacam Eyang Subur... Monggo gan disimak


Dukun Palsu

Bermain Kata Dalam Membentuk Persepsi

“Dukun Palsu”, Palsu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai tidak tulen; tidak sah; lancung (tt ijazah, surat keterangan, uang, dsb); 2 tiruan (tt gigi, kunci, dsb); 3 gadungan (tt polisi, tentara, wartawan, dsb); 4 curang; tidak jujur (tt permainan dsb); 5 sumbang (tt suara dsb);…, pernahkah terpikirkan dalam benak kita jika ada dukun palsu berarti ada dukun yang asli, yang benar2 bisa menggandakan uang… bisa menghilang, mengetahui dan dapat melakukan hal2 gaib lainnya… Sungguh pemberitaan yang ada selama ini sebenarnya secara tidak sadar telah menyesatkan pikiran dan logika masyarakat, misalkan berita dengan judul “Dukun Palsu menipu Puluhan Juta rupiah dengan mengaku dapat menggandakan uang”…. Secara tidak langsung media kita telah melindungi profesi dukun dengan menggandengkan kata Dukun dengan kata Palsu, sehingga seolah2 masih ada dukun di luar sana yang bertitle dukun asli yang tidak palsu atau tidak berbohong.

Padahal sesungguhnya semua dukun tidaklah dapat dipercaya karena yang mereka bicarakan adalah hal yang tidak dapat dilihat dengan mata apalagi kita sentuh dan kita analisa sebagai suatu obyek, sehingga sulit bagi masyarakat untuk menuntut atas ketidakberhasilan dukun dalam melakukan pekerjannya, jika proyeknya tidak berhasil sang Dukun akan memainkan logika dan bersilat lidah kepada pengguna jasanya, namun jika berhasil kita akan tersugesti dan percaya bahwa semua itu akibat dari kemampuan sang dukun, padahal semua musibah dan rahmat hanya Allah yang mampu mendatangkan dan mengangkatnya….


Andaikan Media kita dalam memberitakan seorang dukun yang mendzhalimi masyarakat cukup dengan kata2 dukun tanpa digandengkan dengan kata Palsu, maka masyarakat akan terbentuk opininya bahwa yang namanya dukun, paranormal, peramal, ahli metafisika dan kawan2nya adalah memang penipu… Misalnya pemberitaan dengan judul “Lagi, Seorang Dukun Menipu Masyarakat Puluhan Juta Rupiah”>< ( “Lagi, Seorang Dukun Palsu Menipu Masyarakat Puluhan Juta Rupiah”) atau “Seorang Dukun di Jombang Mencabuli Pasiennya” >< (“Seorang Dukun Palsu di Jombang Mencabuli Pasiennya”) Coba anda Baca berulang2 dan bandingkan jika kita sisipi dengan kata Dukun Palsu, tentu secara tidak langsung akan berbeda pengartian dan persepsi kita terhadap profesi dukun.



Saran saya sebagai masyarakat kepada para jurnalis ataupun pihak2 yang bekerja di berbagai Media Telekomunikasi, agar diperhatikan lagi dampaknya setelah anda menulis atau memberitakan sebuah peristiwa, jangan sampai terbentuk pikiran dan opini yang dapat membingungkan masyarakat.


Mungkin banyak yang menganggap artikel narasi ini tidak penting… namun coba kita bayangkan jika masyarakat kita terbentuk opini dan persepsinya bahwa dukun memanglah penipu sehingga segala jenis bisnis perdukunan tidak lagi menguntungkan dan masyarakat lebih mendekatkan diri kepada Tuhannya, dan Allah makin sayang dengan bangsa ini lalu memberikan keberkahanNya yang luar biasa sehingga jiwa bangsa ini menjadi tenteram dan merasa terjamin hidupnya karena selalu dekat dengan yang Maha Hidup… Bukankah bangsa kita akan menjadi bangsa yang luar biasa secara moral, integritas dan etos kerja?... Wallhualam… Yang benar hanya datang dari Allah, yang salah datangnya dari penulis dan dari Syaitan… Mohon kritikannya…. Assalamualaikum

Gan boleh donk ditimpuk cendolnya hehehe emoticon-Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L)
0
1.3K
16
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan