Kontrafiksi : blog dengan kumpulan cerita yang sentimental
TS
armanterbang
Kontrafiksi : blog dengan kumpulan cerita yang sentimental
Kontrafiksi
Halo agan-agan penikmat cerita..
Ane sebenernya mau nerbitin novel historical-thriller. Tapi selama proses pencetakan ane mau pemanasan dulu dengan karya-karya gratis dan singkat.
Ane punya blog nih isinya cerita-cerita fiksi. Pendek kok, cuma dua halaman.
Konsepnya satu halaman yang bikin penasaran, lalu halaman berikutnya ada twist cerita yang gak terduga atau bertolak belakang (Kontradiktif).
Ganti halaman dipisah tanda "***"
Ceritanya beragam; ada roman, thriller, filosofis, dsb.yang semuanya sentimental.
Mampir aja dulu gan. 7 hari semenjak buka, tanpa promosi ke umum visitornya udah 800an.
Nama blognya:
Ada 8 cerita. Kalau peminatnya banyak akan terus diupdate setiap hari.
Ini contoh ceritanya :
Spoiler for Longer Than Long Distance Relationship:
“Kalau saya boleh tau, kenapa Mbak menangis ?”
Hawa nestapa gadis yang duduk di jok belakang terasa sampai ke depan. Isak tangisnya begitu mendalam seolah ditinggal mati. Sepanjang perjalanan dari bandara, telapaknya terus mencengkram erat telepon genggamnya.
“Ditinggal…,” jawabnya serak dan terbata-bata.
“Diputusin ?”
Terlihat dari spion tengah, dalam tunduknya ia menggeleng sambil menyeka mata dengan lengan baju.
“Ini…” Aku menyodorkan kotak tisu yang kuambil dari depan.
Ia menarik cepat tiga lembar tisu. “Saya hanya sedih, pacar saya baru berangkat kuliah ke luar negri.”
“Oh, hubungan jarak jauh… Ya.. ya..ya…”
“Sudah dua tahun pacaran, lalu dia dapat beasiswa ke Inggris. Rencananya dua tahun tidak pulang…”
Aku mengangguk-angguk sambil tetap fokus pada kemudiku.
“Sedih sekali Pak. Biasanya hampir setiap hari kami bertemu. Tapi nanti ? Mungkin hanya bisa lewat telepon.”
“Itu sih biasa, saya pernah mengalami yang lebih jauh dari hubungan jarak jauh…”
“Memangnya ada ?”
***
“Apa yang lebih buruk dari ketika kamu menyukai seseorang yang pernah kamu kenal, tapi ada pembatas yang sulit untuk dapat diseberangi.”
“Apa batasannya? Samudera?”
“Lebih rumit,” ucapku." Lautan masih ada kapal. Tapi coba kamu lihat jalan tol ini…”
“Maksudnya ?”
“Bila kamu bertemu dengan orang di jalan tol, bagaimana menyapanya? Kalau berhenti diklakson. Kalau saya sapa lalu ajak bicara, penumpang saya bisa protes. Berjalan kaki ke dalam tidak mungkin, harus pakai mobil ke dalam jalan tol.”
“Jadi Bapak bertemu dengan kekasih di jalan tol ?”
“Istri saya adalah teman kecil saya yang akhirnya baru saya jumpai lagi saat dia menjadi petugas tol. Saya ngeh saat liat plang namanya, sementara dia mungkin sudah lupa sama saya. Bayangkan, bagaimana cara kamu mengajak berbicara orang yang sedang dipacu bekerja. Kesempatanmu hanya beberapa detik, jika lebih lama dia bisa kena marah orang di belakang. Dan jika saya sambangi ke kantornya sore hari, saya sedang mengangkut penumpang"
Gadis itu menegakkan tubuhnya mendekat, “Lalu bagaimana bisa bertemu ?”
"Setelah memasuki pintu tol ini yang ke seratus ratus dua belas... Setelah tulisan di secarik kertas selalu dibuang dikira sampah... Setelah puluhan kali saya tulis pesan pada uang yang saya berikan, akhirnya ia tersadar dan membacanya.
Spoiler for Heart Jumping:
“Ada apa ini ramai-ramai?”
“Ada yang mau bunuh diri, Mas. Lihat tuh di atas gedung!”
Insting heroik Hilman langsung mencuat. Tak akan kubiarkan ada yang mati dari gedung tempatku bekerja! Di sini tempat mencari penghidupan, bukan kematian, pikir Hilman.
Pada senja yang dramatis, Hilman bergegas naik lift hingga lantai teratas, lantai 26. Lalu ia segera mencari tangga darurat menuju ke atap gedung. Akan tetapi pintu menuju tangga darurat dikunci, satu-satunya akses adalah dari lantai sepuluh yang biasanya terbuka.
Lantas Hilman kembali meluncur ke lantai sepuluh. Dan benar saja pintu darurat terbuka, tapi artinya ia harus melalui enam belas tingkat anak tangga lagi untuk mencapai puncak.
Dengan sekujur kaki terasa remuk dan tubuh yang bersimbah peluh, Hilman sampai di atap gedung. Ia melihat seorang wanita berambut panjang berdiri rapat di punggung pagar.
“Mbak, saya mohon. Mungkin kita bisa ngobrol-ngobrol dulu.”
Seketika telepon genggam Hilman berdering.
“Hilman. Terlambat Man. Orangnya udah jatuh. Tapi niat lo udah mulia, relakan saja Man.”
Tangan Hilman berguncang hebat, tubuhnya merinding dengan mata membelalak pada sosok perempuan yang masih dilihatnya di atap gedung.
***
“Brengsek! Gue udah liat setannya!” Hilman segera menutup telepon. Lalu perlahan ia berbalik dan mengendap kembali ke dalam bilik tangga darurat.
Keringat dingin bercampur keringat panas di tubuh Hilman. Lantas, di tengah langkahnya menuju tangga, telepon genggam Hilman kembali berdering.
“Halo! Kenapa lagi sih?”
“Man! Ada yang nyusul loncat! Jadi ada dua yang mati! Katanya itu istrinya.”
Perlahan Hilman berbalik dan menyadari wanita tadi sudah menghilang dari atap gedung.