- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Penyebab menurunya cadangan dan produksi minyak nasional


TS
bumper
Penyebab menurunya cadangan dan produksi minyak nasional
Mudah-mudahan nga
ya gan
Dan terima kasih sebelumnya jika ada agan dan aganwati yang ngasih
Ane cuma mau share aja gan..

Cadangan dan produksi minyak nasional saat ini semakin turun. Bukan hanya karena dana, namun minimnya pekerja di industri migas dalam negeri juga jadi hambatan tersendiri.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini mengatakan, satu-satunya kunci untuk meningkatkan produksi migas adalah dengan mencari sumur baru lewat pengeboran.
"Kalau tidak mengebor tidak ada minyak, sedikit ngebor sedikit pula minyak yang didapat, banyak ngebor makin banyak minyak yang didapat, makanya tahun ini kami tetapkan sebagai tahun pengeboran," ujar Rudi ketika berkunjung ke Kantor Trans Corp, Jakarta, seperti dikutip Selasa (23/4/2013).
Namun dari program 1.200 pengeboran sumur eksploitasi dan 250 sumur ekplorasi migas, yang bisa direalisasikan masih sangat sedikit sekali.
"Masalahnya, kita kekurangan rig (alat bor minyak dan gas bumi), saya bilang ke Dirut Pertamina Ibu Karen, tolong ditambah rig-nya. Sekarang sudah ada rig-nya masalah lagi, yang mengerjakan siapa? Karena kita kekurangan orang di industri migas," ujar Rudi.
Kekurangan pekerja di industri migas ini bukan karena Indonesia minim sarjana perminyakan dan lainnya, tapi karena tengaa perminyakan Indonesia banyak bekerja di perusahaan migas asing.
"Tenaga-tenaga mereka sangat diburu industri migas di luar negeri, mereka dibayar US$ 1.500-US$ 2.500 per hari (sekitar Rp 23 juta), jika mereka bekerja di dalam negeri atau bahkan ke Pertamina, mereka pasti mikir-mikir lagi," ungkap Rudi
Head Development Media Relations Total E&P Indonesia Kristanto Hartadi mengakui soal besarnya gaji ini. Total E&P yang merupakan perusahaan migas asal Prancis juga menggaji besar para pegawainya.
"Bagitupun di Total, apalagi kami punya kebijakan memberikan kesempatan setiap pekerja untuk bisa bekerja di seluruh perwakilan Total E&P di seluruh dunia. Sehingga pekerja mempunyai pengalaman tinggi untuk bekerjasama dengan pekerja asing lainnya," kata Kristanto.
Menurut Kristanto, seluruh pekerja Total E&P termasuk di Indonesia juga dibayar berdasarkan standar internasional pekerja migas.
"Kami gajinya standar internasional, itu harus dilakukan karena kami tidak mau juga kehilangan pekerja kami yang di luar sana juga diburu karena ilmunya dan tenaganya sangat dibutuhkan di industri migas,"ungkapnya.
Diungkapkan Kristanto, seperti gaji pekerja di bidang geologi yang mencapai sekitar US$ 6.000 atau sekitar Rp 57 juta per hari.
"Dibayar mahal karena semua proyek keberhasilan pengeboran minyak ada di tangan mereka, reservoar, di mana harus mengebor mereka yang menentukan, kalah mereka salah ratusan juta dolar melayang, bahkan pekerja yang baru lulus di bidang ini dibayarnya US$ 600 per hari (Rp 5 juta)," tandasnya.
Sementara untuk tenaga pengeboran minyak atau gas, gaji yang diberikan sekitar US$ 1.500-US$ 2.500 atau hingga Rp 23 juta/hari.
Rudi sempat menyinggung juga soal wacana gaji pegawai SKK Migas (dulu BP Migas) yang rencananya akan disamakan dengan PNS. Jika ini terjadi, maka tidak akan ada yang mau menjadi pegawai SKK Migas.
"Kalau itu terjadi, tidak perlu Mahakamah Konstitusi yang membubarkan, disamakan gajinya saja dengan PNS besok BP Migas bubar, ya karena mereka-mereka yang bekerja di BP Migas orang yang sangat diburu juga perusahaan-perusahaan minyak baik di dalam maupun di luar negeri," tandasnya.
Segini doang yang bisa ane share..
dan tolong di
juga ya gan..
biar jadi HT pertama ane
..



Dan terima kasih sebelumnya jika ada agan dan aganwati yang ngasih

Ane cuma mau share aja gan..
Spoiler for cekidot:
Quote:

Cadangan dan produksi minyak nasional saat ini semakin turun. Bukan hanya karena dana, namun minimnya pekerja di industri migas dalam negeri juga jadi hambatan tersendiri.
Spoiler for Pekerja Profesional:

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini mengatakan, satu-satunya kunci untuk meningkatkan produksi migas adalah dengan mencari sumur baru lewat pengeboran.
"Kalau tidak mengebor tidak ada minyak, sedikit ngebor sedikit pula minyak yang didapat, banyak ngebor makin banyak minyak yang didapat, makanya tahun ini kami tetapkan sebagai tahun pengeboran," ujar Rudi ketika berkunjung ke Kantor Trans Corp, Jakarta, seperti dikutip Selasa (23/4/2013).
Namun dari program 1.200 pengeboran sumur eksploitasi dan 250 sumur ekplorasi migas, yang bisa direalisasikan masih sangat sedikit sekali.
"Masalahnya, kita kekurangan rig (alat bor minyak dan gas bumi), saya bilang ke Dirut Pertamina Ibu Karen, tolong ditambah rig-nya. Sekarang sudah ada rig-nya masalah lagi, yang mengerjakan siapa? Karena kita kekurangan orang di industri migas," ujar Rudi.
Kekurangan pekerja di industri migas ini bukan karena Indonesia minim sarjana perminyakan dan lainnya, tapi karena tengaa perminyakan Indonesia banyak bekerja di perusahaan migas asing.
"Tenaga-tenaga mereka sangat diburu industri migas di luar negeri, mereka dibayar US$ 1.500-US$ 2.500 per hari (sekitar Rp 23 juta), jika mereka bekerja di dalam negeri atau bahkan ke Pertamina, mereka pasti mikir-mikir lagi," ungkap Rudi
Head Development Media Relations Total E&P Indonesia Kristanto Hartadi mengakui soal besarnya gaji ini. Total E&P yang merupakan perusahaan migas asal Prancis juga menggaji besar para pegawainya.
"Bagitupun di Total, apalagi kami punya kebijakan memberikan kesempatan setiap pekerja untuk bisa bekerja di seluruh perwakilan Total E&P di seluruh dunia. Sehingga pekerja mempunyai pengalaman tinggi untuk bekerjasama dengan pekerja asing lainnya," kata Kristanto.
Menurut Kristanto, seluruh pekerja Total E&P termasuk di Indonesia juga dibayar berdasarkan standar internasional pekerja migas.
"Kami gajinya standar internasional, itu harus dilakukan karena kami tidak mau juga kehilangan pekerja kami yang di luar sana juga diburu karena ilmunya dan tenaganya sangat dibutuhkan di industri migas,"ungkapnya.
Diungkapkan Kristanto, seperti gaji pekerja di bidang geologi yang mencapai sekitar US$ 6.000 atau sekitar Rp 57 juta per hari.
"Dibayar mahal karena semua proyek keberhasilan pengeboran minyak ada di tangan mereka, reservoar, di mana harus mengebor mereka yang menentukan, kalah mereka salah ratusan juta dolar melayang, bahkan pekerja yang baru lulus di bidang ini dibayarnya US$ 600 per hari (Rp 5 juta)," tandasnya.
Sementara untuk tenaga pengeboran minyak atau gas, gaji yang diberikan sekitar US$ 1.500-US$ 2.500 atau hingga Rp 23 juta/hari.
Rudi sempat menyinggung juga soal wacana gaji pegawai SKK Migas (dulu BP Migas) yang rencananya akan disamakan dengan PNS. Jika ini terjadi, maka tidak akan ada yang mau menjadi pegawai SKK Migas.
"Kalau itu terjadi, tidak perlu Mahakamah Konstitusi yang membubarkan, disamakan gajinya saja dengan PNS besok BP Migas bubar, ya karena mereka-mereka yang bekerja di BP Migas orang yang sangat diburu juga perusahaan-perusahaan minyak baik di dalam maupun di luar negeri," tandasnya.
Segini doang yang bisa ane share..
dan tolong di

biar jadi HT pertama ane



Spoiler for sumber:
Quote:
[url]http://finance.detik..com/read/2013/04/23/200946/2228586/1034/wow-perusahaan-migas-asing-ini-menggaji-karyawan-rp-57-juta[/url]
[url]http://finance.detik..com/read/2013/04/23/095816/2227722/1034/ri-kekurangan-tenaga-perminyakan-karena-di-perusahaan-asing-digaji-rp-23-juta-hari[/url]
[url]http://finance.detik..com/read/2013/04/23/095816/2227722/1034/ri-kekurangan-tenaga-perminyakan-karena-di-perusahaan-asing-digaji-rp-23-juta-hari[/url]
Diubah oleh bumper 26-04-2013 00:09
0
1.9K
Kutip
5
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan