Homaidan Ali Al-Turki (1969), adalah seorang muslim berkebangsaan Arab Saudi yang berimigrasi ke United States dengan keluarganya pada tahun 1995. Dia mendapatkan beasiswa untuk meraih gelar PhD (setara profesor gan) pada jurusan tata bahasa.
Pada tahun 2005-2006, dia dituduh dan divonis di pengadilan Colorado karena telah melakukan kekerasan sexual pada TKI Indonesia yang menjadi pembantunya, kekerasan sexual tersebut terjadi selama kurang lebih 4 tahun.
Pada Agustus 2006 Homaidan Alturki dijatuhi hukuman selama 28 tahun penjara oleh pemerintah US dengan 12 macam tuduhan pidana diantaranya adalah kekerasan sexual, belum melakukan pembayaran gaji, intimidasi dll. Terlepas dari semua itu, Homaidan Alturki secara konsisten membantah tuduhan yang ditujukan kepadanya, tuduhan tersebut menurutnya adalah sebuah konspirasi pemerintah karena adanya "Islamophobia" atau perbedaan budaya Islam dengan budaya barat, dan karena adanya sentimentil orang Amerika terhadap Islam, dan juga karena adanya hubungan bersitegangnya kedua negara besar tersebut, yaitu US dan Saudi Arabia pada waktu itu.

Awal permasalahan yang dialami Humaidan dan istrinya berawal di bulan November 2004, mereka ditahan bersama dengan pembantu rumah tangganya oleh agen pihak imigrasi US dengan tuduhan mencurigai visa pelajar yang dimiliki oleh Homaidan, para agen mencurigai visa pelajar tersebut disalah gunakan oleh Homaidan, karena Homaidan disamping sebagai pelajar dia juga menjalankan bisnis penerbitan penerjemahan. Kemudian berbagai tuduhan muncul, tuduhan tersebut dilayangkan oleh pembantu rumah tangganya pada saat dia berada di kantor polisi. Pembantu tersebut mengklaim bahwa dia menderita selama 4 tahun, dia dikurung, terjadi eksploitasi, dan pelecehan sexual oleh keluarga Homaidan Al-turki. Kemudian bukti tersebut oleh agen federal US dianggap cukup kuat untuk menyeret Al-Turki padahal tidak ada bukti yang valid yang menguatkan pernyataan pembantu rumah tangga mereka.
Pada tahun 2005, Homaidan beserta istrinya ditangkap oleh agen federal dengan berbagai tuduhan diatas, dan dia juga dituduh menjadi salah satu jaringan teroris muslim yang berada di US.

Kasus Homaidan Al-Turki menimbulkan kontroversi dikalangan umat muslim dunia, khususnya Arab Saudi yang menggambarkan dia sebagai korban "bias terhadap Muslim". Karena banyaknya dukungan kepada Homaidan Al-Turki, dan banyak dokumen pendukung yang bisa digunakan untuk membatalkan tuntutan pada tahun 2011 dia mendapatkan pengadilan ulang. Para pengacara juga mendapatkan kesaksian dari para kepala penjara Colorado bahwa Homadian berperilaku baik saat berada di penjara. Sementara itu, Kedutaan Besar Saudi di Amerika Serikat membuat permintaan formal untuk melepaskan warga Saudi tersebut. Kasus Al-Turki ini menarik banyak perhatian nasional sejak ia ditahan hampir 5 tahun yang lalu. Setelah mendengarkan keputusan hakim pada pengadilan di Colorado, Homaidan hukumanya dikurangi menjadi 8 tahun hukuman penjara, hukuman ini atas dasar tuduhan kekerasan seksual. (padahal pembantunya itu gak ada bukti untuk menguatkan pernyataanya)

Pada Maret 2013, Departemen lembaga pemasyarakatan Colorado mengumumkan bahwa Homaidan dimasukan kedalam penjara isolasi, Homaidan dikaitkan dengan kemungkinan adanya keterkaitan penembakan Tom Celements di kediaman celement di Monumen, Colorado. Pemimpin Islamic center di Northeast Denver yaitu Imam Abdur-Rahim Al merasa keberatan dengan tuduhan tersebut.