- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Lounge Pictures
Dortmund Gasak Madrid dengan 'Cara Jerman'


TS
hatake.kakashi1
Dortmund Gasak Madrid dengan 'Cara Jerman'
Spoiler for No Repsol Gan:

Quote:

Borussia Dortmund memang tertinggal 20 poin dari Bayern Munich di Bundesliga. Tapi Liga Champions jelas berbeda dengan kompetisi domestik. Jika Bayern berhasil menghancurkan Barcelona dengan skor telak 4-0, kini giliran Dortmund melumat Real Madrid Madrid dengan skor 4-1.
Selisih 20 poin antara Munich dan Dortmund di Bundesliga itu, pada fase 1st leg semifinal Liga Champions hanya terlihat dalam 1 hal: Dortmund kemasukan 1 gol oleh tim tamu, sementara Bayern tidak. Selebihnya nyaris sama.
Seperti Bayern kemarin, Dortmund juga tampil dengan meyakinkan, bukan hanya dari hasil akhir, tapi juga secara taktik, performa tim maupun individu, dan solid baik dalam bertahan maupun menyerang. Ini jadi kemenangan kedua Dortmund atas Madrid di musim ini. Sebelumnya di babak grup, Madrid juga menyerah 1-2 di kandang Dortmund.
Quote:
Reus di Kiri dan Modric jadi Pemain No. 10
Saat dua kali menghadapi Madrid di babak grup, baik laga home atau away, Marco Reus ditempatkan di sisi kanan. Bahkan Reus sangat sering berada di kotak penalti ketika Dortmund mengalahkan Madrid 2-1 di kandang sendiri. Dia rajin melakukan cut inside dari sisi kanan, memanfaatkan lemahnya Essien yang saat itu menjadi fullback kiri.
Dalam perjumpaan yang ketiga kalinya dengan Madrid kali ini, Juergen Klopp memutuskan memindahkan Reus ke kiri. Sementara flank kanan ditempati Jakub Blaszczykowski yang boleh jadi dipilih Klopp untuk ikut membantu Lukaz Piszczek menetralisir keberadaan Ronaldo atau setidaknya menahan Fabio Coentrao agar tidak terlalu agresif membantu Ronaldo.
Sementara Madrid melakukan hal signifikan di lini tengah. Menyusul belum fitnya Angle di Maria yang baru pulang dari Argentina, Mourinho memutuskan untuk menggeser Mesut Oezil ke kanan menggantikan di Maria. Sementara Modric diberi peran sebagai pemain no. 10 yang bertugas mengatur tempo sekaligus menjadi sumbu penyerangan di belakang Ronaldo-Higuain-Oezil.
Quote:
Dominasi Dortmund di Sayap dan Final Third
Penempatan posisi Marco Reus di kiri tampaknya coba dimaksimalkan Dortmund. Hal sama berlaku pada Madrid yang menempatkan Ronaldo di kiri. Dalam 10 menit pertama, orientasi serangan kedua tim sama-sama cenderung dari kiri.


Bedanya, Dortmund lebih berhasil. Seperti terlihat dalam chalkboard di atas, umpan Dortmund dari sisi kiri jauh lebih baik ketimbang Madrid. Jika Madrid tak sekalipun berhasil mengirim umpan akurat ke sisi kiri [semua berwarna merah], Dortmund malah berhasil mencetak gol pertama di menit 8 yang bermula dari umpan silang dari sisi kiri [warna kuning].
Keberhasilan ini yang memungkinkan Dortmund percaya diri untuk terus memaksimalkan penyerangan melalui kedua sayapnya. Seperti terlihat dalam chalkboard di bawah ini, tim asuhan Klopp lebih banyak mengeksplorasi penyerangan dari kedua sisi lapangan ketimbang anak asuh Mourinho

Chalkboard di atas sebenarnya menggambarkan produksi umpan kedua tim ke daerah sepertiga lapangan terakhir [final third]. Madrid sebenarnya lebih banyak mengirim umpan ke final third [142 kali] dibanding Dortmund yang hanya membuat 129 umpan. Tapi jumlah umpan sukses Dortmund di final third lebih baik dari Madrid yaitu 89 [68%] berbanding 84 [60%].
Goetze adalah aktor yang memungkinkan Dortmund bisa dominan di sayap dan di final-third itu. Pemain yang bakal hijrah ke Munich musim depan itu dengan baik sekali mengeksplorasi final-third. Dia menjemput bola ke bawah, dia bergerak ke kiri dan bertukar posisi dengan Reus dan sangat sering juga bergerak ke kanan melapis Blaszczykowski.

Chalkboard di atas menggambarkan area di mana Goetze mengirimkan umpan sukses. Dia menjemput bola ke bawah, mengumpan ke samping sekaligus juga banyak bergerak di sayap. Tak heran jika dia jadi pemain nomer 3 terbanyak dalam membuat umpan dari kubu Dortmund [total 50 umpan dengan akurasi mencapai 88%]. Cara dia membongkar final-third dengan banyak bergerak ke sisi juga membuatnya jadi pemain dengan produksi crossing terbanyak di kubu Dortmund yaitu 5 kali dan salah satunya jadi asisst untuk gol pertama.
Ekplorasi Goetze terhadap semua sisi final third Madrid ini yang membuat Reus tak harus terpatok di sisi kiri. Saat Goetze bergerak ke kiri, Reus bermutasi menjadi penyerang lubang. Dari situasi inilah Reus membuat asisst untuk gol kedua Dortmund. Gol keempat Dortmund lewat tendangan penalti juga andil Reus yang tiba-tiba masuk ke dalam kotak penalti dan lantas dilanggar Alonso.
Penempatan posisi Marco Reus di kiri tampaknya coba dimaksimalkan Dortmund. Hal sama berlaku pada Madrid yang menempatkan Ronaldo di kiri. Dalam 10 menit pertama, orientasi serangan kedua tim sama-sama cenderung dari kiri.


Bedanya, Dortmund lebih berhasil. Seperti terlihat dalam chalkboard di atas, umpan Dortmund dari sisi kiri jauh lebih baik ketimbang Madrid. Jika Madrid tak sekalipun berhasil mengirim umpan akurat ke sisi kiri [semua berwarna merah], Dortmund malah berhasil mencetak gol pertama di menit 8 yang bermula dari umpan silang dari sisi kiri [warna kuning].
Keberhasilan ini yang memungkinkan Dortmund percaya diri untuk terus memaksimalkan penyerangan melalui kedua sayapnya. Seperti terlihat dalam chalkboard di bawah ini, tim asuhan Klopp lebih banyak mengeksplorasi penyerangan dari kedua sisi lapangan ketimbang anak asuh Mourinho

Chalkboard di atas sebenarnya menggambarkan produksi umpan kedua tim ke daerah sepertiga lapangan terakhir [final third]. Madrid sebenarnya lebih banyak mengirim umpan ke final third [142 kali] dibanding Dortmund yang hanya membuat 129 umpan. Tapi jumlah umpan sukses Dortmund di final third lebih baik dari Madrid yaitu 89 [68%] berbanding 84 [60%].
Goetze adalah aktor yang memungkinkan Dortmund bisa dominan di sayap dan di final-third itu. Pemain yang bakal hijrah ke Munich musim depan itu dengan baik sekali mengeksplorasi final-third. Dia menjemput bola ke bawah, dia bergerak ke kiri dan bertukar posisi dengan Reus dan sangat sering juga bergerak ke kanan melapis Blaszczykowski.

Chalkboard di atas menggambarkan area di mana Goetze mengirimkan umpan sukses. Dia menjemput bola ke bawah, mengumpan ke samping sekaligus juga banyak bergerak di sayap. Tak heran jika dia jadi pemain nomer 3 terbanyak dalam membuat umpan dari kubu Dortmund [total 50 umpan dengan akurasi mencapai 88%]. Cara dia membongkar final-third dengan banyak bergerak ke sisi juga membuatnya jadi pemain dengan produksi crossing terbanyak di kubu Dortmund yaitu 5 kali dan salah satunya jadi asisst untuk gol pertama.
Ekplorasi Goetze terhadap semua sisi final third Madrid ini yang membuat Reus tak harus terpatok di sisi kiri. Saat Goetze bergerak ke kiri, Reus bermutasi menjadi penyerang lubang. Dari situasi inilah Reus membuat asisst untuk gol kedua Dortmund. Gol keempat Dortmund lewat tendangan penalti juga andil Reus yang tiba-tiba masuk ke dalam kotak penalti dan lantas dilanggar Alonso.
Quote:
Modric Gagal Mengemban Peran sebagai Pemain No. 10
Jika Goetze berhasil memerankan diri sebagai poros penyerangan Dortmund, Modric gagal melakukannya untuk Madrid. Peran yang biasanya dimainkan oleh Oezil ini tak maksimal diambil-alih Modric karena dia berhasil ditahan oleh double-pivot Dortmund, Ilkay Gundogan dan Sven Bender. Ini yang membuat Modric bergerak terlalu ke dalam, bukannya berada di belakang Ronaldo-Higuain-Oezil.

Chalkboard sebelah kiri menggambarkan bagaimana area bergerak Modric di laga ini, sementara chalkboard sebelah kanan menggambarkan area bergerak Oezil saat menghadapi Galasataray di perempat-final. Terlihat jelas bedanya: Oezil bergerak di final-third lawan, memungkinkan dirinya membangun serangan bersama Ronaldo-Higuain-Di Maria.
Situasi ini menyulitkan Madrid dalam membangun serangan. Posisi Modric terlalu ke dalam, lebih sering beririsan dengan Alonso dan Khedira. Ini jadi penyebab utama kenapa lini serang Madrid yang ditempati Ronaldo-Higuain dan dibantu Oezil di kanan tak bisa berbuat banyak. Mereka tak dapat bantuan memadai yang seharusnya diberikan Modric.
Mourinho mencoba memperbaiki ini dengan menarik Modric dan digantikan Di Maria pada menit 68, tak lama setelah Dortmund mencetak gol ke-4. Di Maria menempati sisi kiri seperti biasanya dan Oezil digeser ke tengah untuk menggantikan Modric yang gagal mengampu perannya. Sayang momentum bagi Oezil juga sudah lewat. Dalam posisi naturalnya ini, Oezil tak banyak bisa membantu.
Chalkboard di bawah ini menggambarkan umpan yang dibuat Oezil dari menit 68-90 saat ia menggantikan peran Modric. Terlihat banyak sekali umpannya yang gagal [warna merah].

0
1.5K
Kutip
7
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan